Berpisah

114 14 0
                                    

Pagi-pagi Utahime bersiap-siap hendak kembali pulang ke Kyoto. Tubuhnya masih terasa ringan dan sempoyongan karena efek sake yang masih dia rasakan. Utahime memasukkan barang bawaannya ke dalam tas, mengkuncir setengah rambutnya, lalu di hiasi dengan pita putih besar yang dibelikan Gojo waktu itu.

"Yakin pulang hari ini?" Tanya Shoko.
"Yakin! Karena aku harus segera mencari tempat magang." Jawab Utahime sambil fokus membenarkan posisi pitanya. Pita putih besar milik Utahime membuat Shoko gagal fokus dan teralihkan dari topik pembicaraan mereka barusan.
"Eh? Pita baru?" Tanya Shoko yang sedari tadi melihat Utahime membenarkan pitanya yang besar
"Iyaaa, kenapa? Apa aku terlihat jelek?" Tanya Utahime yang ragu dengan penampilannya
"Tidak, kau sangat bagus dengan apapun. Tapi aku bingung, sejak kapan kau punya pita itu? Aku tidak pernah melihatnya" Kata Shoko yang masih bingung dengan pita baru milik Utahime.
"Gojo yang membelikannya waktu aku ke Tokyo beberapa minggu yang lalu" jawab Utahime santai.
"Ehhhhhh? Pria bodoh itu?" Shoko yang kaget.
"Iyaaa, dia membelikanku ini. Aku juga suka modelnya, terlihat elegan." Sahut Utahime yang juga tiba-tiba memunculkan rona merah di pipinya.
"Heiiii.... Tunggu! Sudah sejauh apa kalian?" Tanya Shoko.
"Kami hanya berteman, senpai dan juniornya." Jawab Utahime.
"Tidak, kalian pasti lebih dari itu! Ayolah Utahime, jujurlah pada dirimu sendiri. Kalau kau menyukai orang bodoh itu katakan! Aku dengar orang bodoh itu ada yang deketin lho...." Kata Shoko.
Mendengar hal itu, hati Utahime tiba-tiba dipenuhi kobaran api neraka yang siap membakar apapun disekitarnya Apa? Gojo ada yang deketin? Hah? Kenapa hatiku sakit.... Ayolah Utahime, sadar!!!!! Dia hanya juniormu!! Batin Utahime.
"Utahime? Kau baik-baik saja?" Tanya Shoko.
"Eh-eh, aku? Baik." Jawab Utahime gelagapan.
"Ya sudah, kita berangkat ke stasiun!" Ajak Shoko. Akhirnya mereka berangkat ke stasiun untuk mengantar kepulangan Utahime ke Kyoto.

*****

Di satu sisi, pria muda bersurai putih terbangun dari tidurnya yang lelap. Kejadian kemarin dengan Riko benar-benar menguras tenaganya sebagai manusia. Dia benar-benar lelah dengan sikap dan perilaku Riko. "Ahh aku sebaiknya mengantar Utahime pulang ke Kyoto hari ini." Gojo bangkit dari tempat tidurnya dan melihat jam. waktu menunujukkan pukul 9 pagi, sedangkan kereta Utahime berangkat pukul 10.30. sial aku terlambat! Gumam Gojo sambil bangkit dari tempat tidurnya.

Untuk mengantar Utahime, Gojo hanya memakai kaos putih dan celana panjang hitam, serta dia juga memakai kacamata hitam untuk menutupi mata birunya agar tidak menjadi pusat perhatian. Tidak lupa Gojo juga memakai parfum kesukaannya dengan wangi ocean yang fresh dan maskulin. Gojo keluar dari apartemennya dan berangkat menuju stasiun kereta dimana Utahime akan berangkat ke Kyoto.

****
Sesampainya di stasiun Utahime dan Shoko masih sempat untuk nongkrong di cafe sekitar stasiun. Mereka memesan minuman dan makanan kecil untuk menunggu keberangkatan Utahime.
"Yaahhh, sebentar lagi aku akan berangkat, aku jadi tidak rela berpisah denganmu.." Kata Utahime sambil memegang kedua tangan Shoko.
"Sudahlah, yang namanya sudah waktunya ya sudah berangkat ya berangkat." Kata Shoko.
"Tapi kita jadi susah bertemu..." Rengek Utahime
"Ayolah Utahime, nanti kita cari waktuu... Ayo kita bersiap, keretamu sudah hampir berangkat" Kata Shoko. Keduanya beranjak dari cafe, dan bersiap untuk ke tempat keberangkatan.

"Ya Utahime, mau berangkat?" Tanya Gojo yang baru sampai di stasiun
"Sudah kubilang jangan kesini!" Kata Utahime sambil menyembunyikan wajahnya yang sudah merona sial kenapa Gojo tampan sekali hari ini? Batin Utahime.
"Hei Satoru, sudah lama tidak bertemu ya" sapa Shoko yang habis membeli kopi.
"Shoko, kemana Suguru?" Tanya Gojo.
"Dia sedang di rumah, sebentar lagi aku akan mengunjunginya" jawab Shoko sambil melihat jam tangannya. Waktu telah menunjukan 20 menit sebelum keberangkatan Utahime.
"Utahime, 20 menit lagi keretamu akan betangkat ke Kyoto. Aku juga sebentar lagi akan pergi bersama Suguru karena kami juga ada janji, jadi aku titipkan Utahime padamu ya Satoru! Jaga dia baik-baik! dan kalian berdua, semoga berbahagia." Kata Shoko sambil berjalan meninggalkan Utahime karena dia juga tidak mau mengganggu momen mereka berdua (Gojo dan Utahime).

Gojo dan Utahime hanya bisa saling berdiam diri tanpa sepatah kata apapun. Utahime yang sedari tadi menahan rona merah di pipinya hanya bisa menunduk dan tidak berani menatap wajah Gojo.
"Utahime, aku tidak tahu kapan kita akan bertemu lagi. Tapi aku berharap kamu selalu sukses ya! Tunggu aku hingga bisa mengejarmu, mau kan?" Tanya Gojo yang menundukkan wajahnya untuk menatap Utahime.
Rasa sakit dan sesak memenuhi hati Utahime, rasanya bagai di lukai sebanyak 1000 kali, entah kenapa perpisahannya dengan Gojo kali ini terasa sedikit emosional. Air mata turun dari pipi Utahime, dia tidak bisa menahan tangisnya lagi. Dia menangis sejadi-jadinya dan akhirnya dia memeluk Gojo erat-erat.
"Gojo, aku takut, aku takut sekali kehilanganmu. Aku takut sekali akan kesepian yang aku rasakan setelah berpisah denganmu" kata Utahime sambil menangis dalam pelukan Gojo.
Gojo hanya membelai rambut Utahime dan tidak ia sadari, air mata juga jatuh membasahi pipinya.
"Ne, Utahime, kau pikir aku tidak takut? Aku juga takut untuk berpisah denganmu. Aku benci perpisahan ini." Kata Gojo sambil menangis.
Pelukan mereka sangat erat dan tangisan mereka sangat kencang sehingga menyita perhatian pengunjung di stasiun.
"Gojo, kau tahu, semalam aku tidak bisa tidur memikirkanmu! Dasar junior sialan!" Gerutu Utahime sambil memukul pelan dada Gojo dengan menangis
"Utahime, aku bisa gila memikirkanmu. Mungkin, aku bisa mati jika berpisah denganmu." Kata Gojo sambil kembali memeluk Utahime
"Aku akan menunggumu, bahkan seribu tahun pun aku akan menunggumu, sampai putih rambut ini, sampai lemas raga ini, aku akan tetap menunggumu" bisik pelan Utahime
"Tidak perlu selama itu, aku janji akan lebih cepat" kata Gojo sambil membelai punggung Utahime.
"Berjanjilah padaku, kau tidak akan meninggalkanku." Kata Utahime sambil menatap Gojo dengan mata yang berair
"Aku janji Utahime, aku akan selalu berada di sisimu, sejauh apapun itu, pasti akan ku kejar." Sahut Gojo yang di akhiri dengan ciuman kedua orang itu. Mereka berciuman untuk yang ketiga kalinya. Ciuman yang tulus dan lembut. Baik Utahime dan Gojo, mereka berdua menyalurkan perasaan mereka melalui ciuman itu, mereka melepas semuanya melalui ciuman itu. Ciuman yang di iringi dengan tangis tanda tak rela untuk berpisah. Air mata dan ciuman itu mewakili perasaan keduanya.

Mungkin bagi mereka, ini saat yang tepat untuk mengatakan perasaan mereka.

"Utahime"
"Gojo" keduanya saling memanggil nama bersamaan setelah ciuman itu dengan tersenyum.
"Kau saja"
"Tidak, kau saja duluan" kata kedua orang itu. Mereka sangat kikuk dengan susana itu.
"Sebenarnya---" sebelum Gojo mengutarakan perasaannya, tiba-tiba peringatan kereta ke Kyoto berbunyi menandakan kereta akan segera berangkat.
"Gojo, aku harus segera berangkat. Selamat tinggal dan terima kasih untuk semuanya" Kata Utahime sambil mempersiapkan dirinya yang membuat Gojo gagal mengutarakan perasaannya
"Sampai nanti, Utahime." Kata Gojo sambil melambaikan tangan, sedangkan Utahime juga ikut melambaikan tanggannya dan pergi meninggalkan Gojo.

Akhirnya kereta yang dinaiki Utahime berangkat dari Tokyo ke Kyoto. Saat kereta tersebut melaju kencang, Gojo hanya bisa tersenyum dan bergumam.
.
.
.
.
.
"I wanna be yours, Utahime"
.
.
.
.
.
To be continued!!!! Heheheheheh, seru ga sih ceritanya? :) Jangan lupa tetep support aku ya dengan cara like, komen, dan share cerita ini.... Thank youuuuuuuuu

i wanna be yours (gojohime) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang