•••••••
Pagi hari, grup pesan Parkojon telah ramai. Kita membahas apa yang kita kenakan esok tuk mengikuti senam aerobik dan melanjutkan lomba.
Kemudian, keesokan harinya, hari telah kujalani seperti biasanya. Hingga aku berpapasan dengan Lidya tepat di depan kelas. “Weh, kok nggak pake celana kuning, sih?” tanyaku pada Lidya yang baru saja datang.
Pasalnya Parkojon sudah berjanji akan menggunakan celana dengan warna yang sama, namun Lidya tak mengenakannya.
“Kan udah gue bilang, kalo celana gue udah kebesaran.” Ia melipat kedua tangannya di dada, lalu bersandar pada dinding. “Lu ikut ekstrakulikuler wajib, nggak?” tanyanya.
Aku menggeleng cepat. “Lu ikut nggak?” tanyaku ke Lidya. Pandanganku beralih pada Lidya yang ragu.
Ia langsung menganggukkan kepalanya. “Ayok.”
Kita berdua pun berdiri menuju ke tempat berlangsungnya ekstrakulikuler wajib. Shenna, Alice, Evelyn, dan Reyna sudah berada di tempat itu. Sebenernya ektra-nya sudah berlangsung sejak beberapa menit yang lalu. Namun, banyak anak yang tak mengikutinya.
Lidya menghentikan salah satu temannya. “Kamu ikut ekstrakurikuler nggak?” tanyanya pada Lily.
Lily yang bersandar pada dinding langsung menggelengkan kepalanya. “Udah hampir selesai aja. Nggak pa-pa baru pertama nggak ikut.”
”Sama,” balas Lidya.
Aku dan Lidya pun kembali ke tempat tadi. Kini kita berdua duduk di kursi yang berada di teras kelas. Melihat anak-anak serta Guru yang berlalu-lalang sibuk dengan urusan mereka.
Tiba-tiba Letta lewat, ia menuju ke kamar mandi bersama Emily. Tentunya Letta dipaksa oleh gadis itu. Sudah merebut crush Letta, ia malah semakin memaksa Letta untuk menemaninya ke mana-mana.
Aku hanya melamun memikirkan tentang sesuatu hingga tak memperhatikan mereka. Lidya hanya duduk di sampingku, ia fokus bermain ponselnya. Sekali-kali ia juga mengobrol dengan temannya.
Sampai suatu ketika, ekstrakurikuler pun sudah berakhir. Ternyata Lily mengikuti ekstrakulikuler-nya. Banyak anak-anak yang ikut ternyata.
Kedatangan Lily dari ruangan ekstrakurikuler sontak membuat Lidya terkejut. “Katanya nggak ikut?!” tanya Lidya penuh emosi. Lily hanya tersenyum sembari berjalan kembali ke kelas.
Tiba-tiba Pak Satya mengumumkan bahwa kita harus masuk ke kelas masing-masing. Setelah berdoa dan absensi, kita semua diminta untuk keluar dari kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Parkojon. [ Terbit ]
Teen Fiction(Tidak diedit / non-edited) Terbit oleh Teorikata - Para Korban Friendzone - Salah satu murid SMA Bangsa Indah yang bernama Lyn Francose Adelson telah bersenang-senang bersama teman-temannya. Walaupun satu angkatan, mereka selalu tidak dipertemukan...