Eps. 11

381 334 45
                                    

•••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••••••

Di dalam pertemuan pasti ada perpisahan. Perpisahan merupakan hal yang menyedihkan. Perpisahan selalu membuat semua orang merasa sedih hatinya. Terlalu berat untuk dialami. Walaupun perpisahan sesuatu hal yang menyedihkan, namun perpisahan tak dapat dihindari. Jika bisa, tolong beritahu aku caranya. Aku ingin tahu caranya. Cara untuk tak berpisah dengan Parkojon.

Di hari yang cerah, semua anak SMA Bangsa Indah ke sana-kemari, kecuali aku. Banyak dari mereka yang keluar kelas tanpa alasan yang jelas. Namun, banyak juga anak yang masih berada di dalam kelas. Terutama aku. Hari yang cerah ini, aku memutuskan untuk tak berkumpul bersama Parkojon lagi. Aku memutuskan untuk tetap di dalam kelas. Bermain ponselku sembari menunggu kedatangan guru yang kini tengah sibuk.

Waktu menunjukkan jam pelajaran pertama. Reyna dan teman-temannya—selain Parkojon sedang asik mengerjakan tugas dan bermain. Mereka kerap kali membuat suasana kelas ramai. Bisa dibilang mereka merupakan kelompok terhormat di dalam kelas.

Perlu diketahui, aku membenci itu. Tapi, aku tak bisa melarangnya, aku bukan siapa-siapa dia lagi. Aku adalah orang asing baginya, juga bagi anggota Parkojon lain.

Saat jam istirahat, Reyna berkumpul dengan Parkojon, dan ketika dirinya menghampiriku untuk mengajakku ke kantin, aku menolaknya. Bukan maksud aku membenci Parkojon, bukan. Melainkan hati kecilku tak sanggup lagi untuk bertemu dengan mereka. Seolah aku harus benar-benar menjauhi mereka.

Perasaanku tiba-tiba berkata jika memang aku harus menjauhi Parkojon. Aku tak layak lagi menjadi salah satu anggotanya. Walaupun terasa begitu menyedihkan dan berat rasanya, keputusanku bulat. Aku keluar dari Parkojon tanpa memberitahu alasannya pada anggota yang tersisa.

Masa depan sedang menungguku. Tidak ada kata membolos atau kata bercanda tawa lagi. Aku harus menggapai cita-citaku. Aku tidak ingin lagi seperti sampah masyarakat dan keluarga. Aku akan berusaha untuk menaikkan harga diriku yang telah lama hilang.

Memang aku yang membuat keputusan untuk keluar dari Parkojon tanpa memberi tahu alasannya pada mereka. Aku kalah dengan diriku sendiri, aku mengakuinya. Keputusan itu aku ambil, aku kehilangan satu orang yang paling dekat denganku, Alice. Alhasil dia dekat dengan temannya yang lain, selain Parkojon.

Telah kulihat kelompok pertemanan baru dari Alice, Letta, Reyna, dan Shenna, Lidya, serta Evelyn. Mereka membentuk kelompok baru, tapi aku masih tak menyangka jika Shenna, Lidya, dan Evelyn tetap bersama diambang kelulusan.

Hari demi hari aku jalani perlahan di saat Parkojon masih berkumpul seperti biasa. Aku selalu melihat perkumpulan Parkojon di saat aku ke kantin. Untuk sekarang dan seterusnya, kantin adalah tempat terindah. Tempat berjuta-juta kenangan itu, tak akan aku kunjungi lagi.

Perlahan hubungan Parkojon semakin renggang. Aku mengetahui hal itu, karena aku selalu memperhatikan mereka yang aku tinggalkan. Tiba saatnya waktu yang tidak ingin aku lihat.

Perpisahan Parkojon memang benar-benar terjadi, semua anggota telah keluar dari Parkojon. Bahkan, di saat study tour, kita tidak bisa berfoto-foto ria seperti membuat trend sebelumnya. Iri sekali di saat melihat geng sebelah tetap terbentuk kokoh dan tidak goyah sedikit pun.

Semester dua, Parkojon telah resmi bubar, apa lagi di saat hari kelulusan telah tiba, tidak ada kedekatan. Terima kasih semuanya. Aku harus menggapai cita-citaku demi keluarga yang egois ini.

Maaf, Parkojon. Maaf, Alice.

•••••••

•••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Parkojon. [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang