Eps. 6

481 404 100
                                    

•••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••••••

Pagi-pagi aku dan Letta dilanda masalah. Kita berdua terburu-buru untuk berangkat ke sekolah. Ini semua karena Letta. Untung saja kita berdua tak telat. Kita berdua terburu-buru sampai-sampai hampir menabrak seekor bebek. Salah siapa meletakkan bebek di samping jalan. Entah itu bebek siapa mereka tak peduli.

Kecepatan motor kita sudah meninggi dari biasanya. Tak hanya bebek yang hampir mencelakai mereka, tetapi aku hampir ditabrak oleh mobil pickup. Salah siapa tak menyalakan sen kanan. Sabtu yang merepotkan.

Sesampainya di Sekolah, aku kebingungan dengan keadaan lapangan sekolah. Mengapa ramai sekali? Padahal tak ada informasi apapun tentang itu.

"Kelas berapa itu yang kemah?" tanya Shenna yang tiba-tiba datang.

Dia bertanya padaku yang bertanya-tanya, lantas bagaimana cara menjawabnya?! "Kelas satu? Kelas dua? Entah," jawabku semakin bingung. Aku yang sedari awal masuk gerbang sekolah sudah kebingungan, Sen Kanan malah menambah beban pikiranku.

Tak lama dari itu, Lidya datang. Ia juga menanyakan hal yang sama. Hm. Ah sudahlah.

"Memang mereka kemah di mana?" tanyaku yang berusaha mencari informasi. Namun ....

"Entah," jawab Lidya acuh tak acuh. "Tapi, sepertinya mereka kemah di Sekolah," lanjutnya. Sontak membuatku terkejut.

Ternyata sama saja seperti kita dulu. Kelas 1 selalu kemah di Sekolah dengan memanfaatkan fasilitas Sekolah. Namun, yang membuat Parkojon kesal adalah menu makanan mereka lebih enak. Kali ini, mereka juga lebih diberi keringanan untuk memanfaatkan semua.

Tak lama kemudian, Reyna akhirnya datang. Ia selalu datang dengan heboh. Berlari sambil melompat adalah kebiasaannya. "Ayo ke kelas ujung," ajak Reyna setelah meletakkan tasnya di dalam kelas. Ia melupakan sesuatu.

"Lu lupain Epel sama Alice?" tanyaku yang membuat Reyna tersadar.

Reyna memang sering melupakan sesuatu demi kesayangannya, si Letta. Reyna mengangkat bahunya. "Biarin, lah. Nanti juga menyusul," jawab Reyna santai.

Aku, Shenna, Lidya, dan Reyna pun menuju ke kelas Letta. Seperti biasa, setelah berkumpul, Parkojon langsung menuju ke kantin. Kantin merupakan tempat Parkojon berkumpul bersama-sama. Tempat yang akan menjadi tempat sumber beribu-ribu kenangan indah bersama Parkojon.

Saat Reyna sudah bertemu dengan Letta, ia langsung memeluknya. Mereka kembali berpelukan seperti Teletubies-hingga membuat teman Letta yang tadinya duduk di sampingnya merasa tak suka.

Tak lama dari itu, Alice pun datang. Seperti biasa, ia langsung menemui Shenna. Shenna dengan Alice, Reyna dengan Letta, dan Evelyn dengan Lidya.

What about me?

Setelah semua siap, Parkojon langsung menuju ke kantin. Kali ini kantin ramai sekali, tak seperti biasanya. Hampir semua kelas satu-yang bersiap-siap kemah dan dua juga ikut ke kantin. Biasanya mereka tak ke kantin. Ada apa gerangan?

Parkojon. [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang