Awal mulai hati ini bergetar

149 12 0
                                    

Dulu aku tak percaya akan cinta pada pandangan pertama. Namun, senyumanmu yang indah itu mampu menggetarkan hati ku yang telah lama mati.

_-_-_-_

Garini Ariani Anastasya

(﹡ˆ﹀ˆ﹡)♡

Tidak tahu apa salahku, tapi hari ini aku terlambat. Lebih tepatnya pertama kali terlambat di bangku sekolah. Pada kenyataannya aku tetap dihukum, diterima mentari yang lagi terik-teriknya. Di sini aku tak sendiri, ada seorang lelaki yang hanya diam mendongak melihat bendera.

Aku mengalihkan pandangan, ketika lelaki itu menatap ke arahku. Seperti sudah kepergok sedang melihatnya. Wajar saja, lelaki itu sangat tampan. Walau dengan wajah yang dingin, tapi tidak melunturkan kadar ketampanannya.

Hatiku bergetar entah karena apa. Apa mungkin ini yang namanya cinta pandang pertama? Namun, aku selalu takut untuk mulai mencintai. Rasa cinta itu hanya bisa membuat kita sakit. Karena jatuh cinta itu bukan hanya sekedar saling memiliki, tapi saling merelakan.

"Nama lo siapa?" Aku menoleh saat terdengar suara merdu yang akhirnya ke luar dari bibir tampannya.

"Bicara sama gue?" Aku hanya sekedar memastikan. Takutnya aku terlalu kepedean. Tapi ternyata dia mengangguk.

"Garini Ariani Anastasya, terserah mau panggil apa." Akhirnya momen yang sedari tadi aku pikirkan, benar-benar terjadi.

"Kalau panggil sayang, boleh?" Dia memainkan alisnya menggoda diriku yang sudah semakin merona. Aku tidak bisa menjawab, terlalu salah tingkah.

"Ahaha, lo lucu banget kalau lagi salting gitu. Nama gue Alby." Dengan senyuman dia mengulurkan tanganya padaku. Aku membalasnya dengan membalas senyumannya.

"Kalau aku panggil By, gak masalah 'kan?" Alby tertawa kecil, mengacak rambutku.

"Kamu jangan gitu, biar aku aja yang ngejar kamu."

"Kamu?"

"Boleh 'kan? Ada yang marah?" Dengan cepat aku menggeleng.

Alby mengeluarkan ponselnya, dan memberikan padaku. Aku bingung lantas bertanya, "Untuk apa?"

"Simpan nomormu, biar kita bisa ketemu lagi nanti." Namun aku menggeleng membuat raut wajah Alby menjadi murung.

"Kalau kita jodoh, kita akan ketemu lagi nanti." Alby tersenyum, menyimpan kembali ponselnya.

"Pasti kita akan ketemu lagi nanti, Sya." Aku menoleh dengan senyum yang masih tersemat di bibirku.

"Lucu, cuma kamu yang panggil aku dengan sebutan Sya."

"Berarti hanya aku yang akan jadi pacar kamu 'kan?" Aku tertawa lagi, kali ini lebih keras. Untuk menutupi rasa salah tingkahku yang sudah berlebihan ini. Mungkin saja, pipiku sudah seperti udang rebus.

"Hei, kalian! Kenapa tangannya turun! Cepat hormat bendera." Aku dan Alby terdiam, hanya melirik dan tertawa saat wajah kami sama-sama kaget.

Itulah cerita awalku bertemu dengan Alby. Lelaki yang dengan mudahnya masuk ke dalam kehidupanku yang kelam ini. Dulu, aku tak percaya pada semua lelaki di dunia ini termasuk ayahku sendiri. Tapi Alby, berbeda. Dia mampu membuatku jatuh ke dalam cintanya.

(﹡ˆ﹀ˆ﹡)♡

Aku ingin bertemu denganmu untuk kedua kalinya, Alby.
Garini Ariani Anastasya

•••

Baru kali ini gue ngerasain candu melihat senyumnya.
Alby Daviandra

7 Hari Sebelum Kamu Pergi | Na Jaemin LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang