Aku tidak menyalahkan takdir, saat kemarin aku terlambat dan dihukum. Namun aku sangat berterimakasih karena aku bisa bertemu dengan lelaki yang bisa membuatku tertawa.
_-_-_-_
Garini Ariani Anastasya
*+:。.。 。.。:+*
Di tengahnya malam, dengan taburan bintang di langit. Aku masih duduk di meja belajar. Dengan buku diary, menuliskan pertemuan indah dengan lelaki yang membuatku tidak bisa berhenti memikirkannya.
Ternyata Tuhan mengabulkan doaku sekarang. Semoga saja besok aku bisa bertemu dengannya. Dia manis, Tuhan. Aku jatuh pada pesonanya saat pertama bertemu.
- 3 September 2019
Aku lantas meraih ponsel dan menandakan pada tanggal hari ini sebagai pertemuanku dengannya. Tersenyum kembali ketika pikiran mengingat senyumnya.
Alby sedang apa ya? batinku bertanya.
Lama-lama memikirkan itu aku hanya bisa menjadi orang gila. Karena itulah aku mencoba untuk tertidur untuk melupakan sejenak bayang-bayang Alby dipikiranku.
Alarm mengganggu tidurku, saat melihat jam ternyata sudah jam lima dan aku belum salat subuh. Aku segera beranjak untuk menunaikannya.
"Ya Tuhan, jika memang Alby ialah jawaban doa ku kala itu, pertemukanlah lagi kami di waktu lain."
Setelah menyelesaikan salat dan juga berdoa, aku mengambil handuk dan pergi kembali ke kamar mandi untuk bersiap ke sekolah.
Semuanya sudah siap, aku hanya tinggal menyemprotkan sedikit parfum beraroma vanili, aku suka sekali dengan wangi itu. Dengan buru-buru aku keluar kamar untuk menuju meja makan.
Aku hanya tersenyum pedih, saat tidak ada siapa-siapa di sana. Hanya ada roti dan sepucuk surat seperti biasanya. Aku lantas mendekat dan menarik sticky note kemudian aju membaca kata yang selalu sama setiap harinya.
Mama ada miting sama klien penting. Uang udah mama transfer, kamu naik ojek online aja ya.
Diriku remas sticky note itu lalu membuangnya asal. Tidak terlalu memperdulikan, aku hanya mengambil selembar roti lalu pergi dari yang mewah namun diisi oleh kesuraman. Terlalu sepi, sampai hatiku pun sempat mati.
Biasanya aku selalu naik bus ketika pergi dan pulang sekolah. Namun kali ini aku sedang malas berdesak-desakan. Jadi, aku memilih untuk memesan ojek online saja.
Begitu sampai di sekolah, aku langsung menuju kelas. Mempercepat langkahku untuk sampai, tidak ingin banyak pasang mata yang melihatku. Karena memang tidak ada yang spesial dari diriku ini.
Namun karena kecerobohan ku, aku telah menabrak orang sampai kami berdua terjatuh. Aku langsung berdiri dan meminta pada orang yang aku tabrak. Mengulurkan tanganku untuk membantunya berdiri. Mata kami saling tatap selama sepuluh detik, sampai aku memutuskan pandangannya.
"Garini? Kita ketemu lagi," ucap Alby dengan senyum yang mampu membuatku tidak bisa berpaling dari siapapun.
"Kok bengong?" Aku tersadar dari lamunanku dan membalas dengan senyuman.
"Kita ketemu lagi, By. Kalau nanti kita ketemu untuk ketiga kalinya, berarti kita jodoh." Alby terkekeh mendengar penuturanku.
"Iya, nanti aku akan mendapatkan nomor kamu. Lain kali kalau jalan, Hati-hati ya manis?"
"Aduh, gombal mulu. Aku duluan ke kelas ya, By." Setelahnya mereka kembali berpisah. Aku kembali berjalan menuju kelas sedangkan Alby? Aku juga tidak tahu dia mau ke mana.
*+:。.。 。.。:+*
Gimana gak klepek-klepek? Dipanggil By sama Garini. Orang yang berhasil buat hati ini terpanah melihat senyum manisnya.
_-_-_-_Alby Daviandra
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Hari Sebelum Kamu Pergi | Na Jaemin Lokal
FanfictionJudul Awal: Langit tanpa Biru. Tentang kisah mereka yang membekas, dengan waktu terbatas. .... Ini tentang aku, mencintai lelaki yang umurnya tidak lama lagi. Ini tentang dia, lelaki kuat yang selalu tersenyum di kala sakit menyerang, tidak ada kat...