Bukan hari ini ternyata aku dikasih bahagia. Entah kapan yang pasti aku ingin mendapatkannya.
_-_-_-_
Garini Ariani Anastasya
*+:。.。 。.。:+*
Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malah. Aku sudah siap dengan dress selutut yang aku gunakan untuk pergi dengan Alby.
Katanya sih Alby akan menjemput ke rumahku. Namun sudah setengah jam menunggu, belum ada tanda-tanda akan kedatangannya. Jika kali tanya kemana bundaku, ya dia masih mementingkan pekerjaannya. Tidak peduli anaknya sedang apa dan di mana. Aku sudah terbiasa akan hal itu.
Karena itulah, aku pergi malam ini pun tidak ada meminta izin. Akan percuma, pesanku hanya dibaca saja olehnya.
"Alby kemana sih? Di-chat juga nggak dibalas." Aku celinguk ke kanan dan ke kiri. Sangking tidak sabarnya, aku sampai ke luar berdiri di depan pagar rumahku menunggu kedatangan Alby yang katanya akan menjemputku pukul tujuh malam. Namun, sudah setengah delapan tidak ada kendaraan yang lewat.
Ponselku berdering. Aku lantas membukanya dan menemukan Alby memberikan pesan yang memembuat mendesah kecewa.
Aku hanya membaca pesan dari Alby, tidak membalas. Dengan perasaan yang sudah kecewa, aku masuk kembali ke dalam rumah yang sudah seperti rumah hantu. Hanya dihuni oleh diriku saja setiap harinya. Sampai aku terbiasa dengan kekosongan di hati.
Tapi hari ini, perasaanku jauh lebih sakit dari biasanya. Aku pikir hari ini bisa melupakan sejenak rasa sepi jika rencana pergi dengan Alby itu terlaksana. Namun, Alby sama saja dengan orang-orang yang pernah ku kenal. Selalu inkar janji. Salah satu hal yang paling aku benci.
Ternyata tidak seharusnya terlalu mempercayai orang yang baru dikenal. Salahku adalah percaya pada orang baru dua hari aku kenal. Perasaan memang mampu membuatku menjadi orang yang paling bodoh. Aku tidak suka adanya perasaan ini, tapi aku juga tidak bisa melupakan secepat aku menyukaiknya.
*+:。.。 。.。:+*
Terlalu percaya, memang membuat sakit.
_-_-_-_
Garini Ariani Anastasya
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Hari Sebelum Kamu Pergi | Na Jaemin Lokal
FanfictionJudul Awal: Langit tanpa Biru. Tentang kisah mereka yang membekas, dengan waktu terbatas. .... Ini tentang aku, mencintai lelaki yang umurnya tidak lama lagi. Ini tentang dia, lelaki kuat yang selalu tersenyum di kala sakit menyerang, tidak ada kat...