Rasa kecewa ini terganti dengan rasa takut yang begitu besar. Alby, kamu membuatku takut.
_-_-_-_
Garini Ariani Anastasya
*+:。.。 。.。:+*
Dua hari berlalu dari kejadian yang membuat hatiku kecewa. Tidak lagi aku bertemu dengan Alby. Entah kemana lelaki itu, aku pun tidak tahu. Aku tidak peduli, dari awal rasa cinta ini memang salah. Terlalu cepat untuk memulainya. Namun di hati kecilku masih memikirkan kemana sebenarnya Alby berada.
Aku pernah mencarinya sekedar memastikan, tidak pernah bertemu lagi. Jujur aku sedikit khawatir. Namun, rasa kecewa masih mendominasi.
Karena itu, esok hari ketika Alby memanggil namaku dan aku akhirnya bisa bertemu dengannya mencoba menghiraukan seruan. Dengan mempercepat langkahku menuju ke kelas. Masihku dengar Alby mengejarku. Langkahku berhenti ketika Alby berhasil menarik tanganku, membuat mau tak mau aku menatap kembali mata indah yang membuatku jatuh cinta.
Ada yang aneh saat aku melihat Alby seperti menahan sesuatu. Namun aku langsung mengalihkan ketika Alby membalas tatapanmu.
"Kamu ... marah?" tanya Alby.
"Enggak, aku mau ke kelas. Ada tugas yang harus dikerjain." Aku membalikan badan mencoba meninggalkan Alby walau dengan cepat hal itu dicegah.
"Garini, aku minta maaf."
"Minta maaf buat apa? Nggak ada yang perlu dimaafin," jawabku dengan nada yang ketus.
"Gar-" Alby tidak melanjutkan ucapannya namun malah jongkok membuat diriku ikut jongkok menyamai tinggi Alby.
"By? Kamu kenapa?" Alby mendongak, bisaku lihat wajah pucat dan keringat dingin membanjiri wajahnya.
"Ya ampun Alby! Kamu kenapa? Apa yang sakit? Ayo aku antar ke UKS." Aku segera menggandeng tangannya namun Alby tetap menggeleng dan melepaskan ikatan tanganku.
"Sebentar ..., Gar."
Aku menggeleng tegas dengan air mata sudah keluar tanpa disadari. "Sebentar gimana? Muka kamu udah pucat gitu. Apa yang sakit? Apa yang harus aku lakuin?"
Semua pertanyaanku tidak dijawab oleh Alby, tentu membuatku semakin panik. Apalagi saat aku merasakan tubuh Alby yang sepenuhnya melemas di pelukanku.
"Tolong! Ada yang pingsan, tolong!" Aku berteriak dengan sekuat tenaga yang aku punya dengan rasa khawatir yang begitu besar saat melihat mata indah Alby tertutup tanpa merespon ucapanku.
"Alby ..., aku mohon bangun ...."
*+:。.。 。.。:+*
Kamu kenapa, Alby? Apa yang kamu sembunyikan? Apa aku tidak berhak tahu?
_-_-_-_
Garini Ariani Anastasya
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Hari Sebelum Kamu Pergi | Na Jaemin Lokal
أدب الهواةJudul Awal: Langit tanpa Biru. Tentang kisah mereka yang membekas, dengan waktu terbatas. .... Ini tentang aku, mencintai lelaki yang umurnya tidak lama lagi. Ini tentang dia, lelaki kuat yang selalu tersenyum di kala sakit menyerang, tidak ada kat...