Alby, jangan bohong

64 5 0
                                    

"Kamu, orang yang selalu saja membuatku khawatir."

_-_-_-_

Garini Ariani Anastasya

゚+*:;;:* *:;;:*+゚

Ketika aku masuk kembali ke ruangan, aku terkejut mendapati wajah Alby yang sudah terpasang masker oksigen. Itu artinya Alby memang tidak baik-baik saja. Aku mendekat dan langsung duduk di samping brankar sambil menggenggam tangan Alby.

Air mata jatuh saat ku lihat Alby seperti ini. Rasa khawatir dan takut mendominasi diriku. Entah kenapa, aku sekhawatir ini pada Alby yang notabene baru ku kenal.

"Alby, kamu sengaruh itu di hidupku. Jadi, kamu harus bangun dan sembuh."

Orang tua Alby terasa lama sekali kembali, membuatku semakin saja dirundung oleh perasaan takut. Apa yang sebenarnya terjadi pada Alby? Selalu itu yang ada dipikiranku sekarang. Sampai aku tidak sadar, bahwa orang yang aku pikirkan telah membuka matanya. Saat genggaman terbalas, barulah aku menyadari.

"Alby ...? Kamu bangun! Syukurlah, aku takut Alby. Kamu ... tadi itu-"

"Kamu lucu." Aku terdiam ketika Alby memotong ucapanku dengan perkataan yang lirih di balik masker oksigen.

"Alby .... Kamu masih sakit udah gombal aja sih. Aku ini khawatir tahu!" Alby hanya tersenyum mendengar penuturanku. Aku melihatnya ingin melepas alat bantu, namun langsung aku tahan. "Nggak boleh dilepas, Alby. Kamu masih butuh." Alby menatapku dalam, entah karena apa. Aku hanya membalas tatapan yang teduh itu.

"Kamu marah ya?" tanya Alby membuat diriku semakin heran.

"Marah kenapa? Kok kamu bisa berpikiran seperti itu? Udah deh, jangan ngawur bicaranya. Mending kamu istirahat biar cepat sembuh."

"Panggil aku By, Garini. Aku suka panggilan itu dari kamu."

"Iya, By. Sekarang mending kamu tiduran lagi. Eh, tapi aku lupa panggil dokter. Sebentar ya, By." Aku beranjak untuk memanggil dokter dan juga orang tua Alby yang memang belum kembali dari tadi. Namun, tanganku ditahan oleh Alby.

"Garini ..., nggak perlu." Alby berusaha untuk melepaskan kembali masker oksigen dan kali ini aku tidak dapat mencegahnya. Mungkin Alby sadar dengan raut wajahku, lalu dia menampilkan raut wajah yang menyatakan bahwa dia sudah tidak apa-apa. Tetap saja aku khawatir.

"Kenapa dilepas sih? Udah nggak sesak? Tadi kamu kesakitan gitu, By. Aku takut nanti kamu kambuh lagi. Pakai lagi, ya?" Alby menggeleng, membuatku hanya menghela napas.

"Duduk, Garini. Sebentar lagi dokter juga akan datang ke sini dan aku udah lebih baik. Kamu nggak perlu takut." Aku hanya mengangguk, walau sepenuhnya masih tidak percaya karena melihat wajah Alby yang begitu pucat.

゚+*:;;:* *:;;:*+゚

7 Hari Sebelum Kamu Pergi | Na Jaemin LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang