Kenyataan pahit

58 6 0
                                    

Benar saja, selang waktu sepuluh menit pintu ruangan terbuka. Menampilkan kedua orang Alby dan juga dokter yang sama. Lalu aku bangkit untuk memberi ruang pada orang tua dan juga Dokter yang mau periksa keadaan Alby.

"Kamu ini, bandal sekali. Kenapa maskernya dilepas?" tanya sang Dokter.

"Lihat senyum Garini, saya langsung sembuh, Dok." Alby menatapku dengan lirikan yang membuat aku tersipu malu.

"Aduh, dasar bucin," celetuk Brata.

"Sirik banget orang tua satu ini." Alby berkata dengan nada yang mengejek yang membuatku tertawa melihat percakapan manis di hadapannya.

Setelah dokter berpamitan, aku pun berencana akan pamit pulang. Lalu aku mendekat. "Aku main pamit pulang dulu ya, Om, Bunda. Alby, semoga kamu lekas sembuh."

"Panggil ayah dong, nggak adil banget." Aku tertawa mendengar keluhan dari ayah Alby.

"Iya, ayah. Akun pamit pulang dulu," ucapku yang membuat om Brata mengelus kepalaku. Terasa dejavu, karena dulu aku sering diperlakukan seperti princess oleh papaku.

"Ayah antar aja, ya?" Tawaran tersebut langsung aku tolak. Tidak mau merepotkan.

"Gapapa, Sayang. Diantarin aja sama ayah. Bunda juga nggak tenang kalau kamu pulang sendiri."

Pada akhirnya aku mengangguk dan sekarang benar-benar meninggalkan ruangan ini. Ruangan yang membuat perasaanku campur aduk. Rasa khawatir, takut, nyaman dan bahagia. Semua tercampur menjadi satu. Aku ingin merasakannya kembali, namun tidak di tempat yang sama.

"Kamu lagi mikirin Al ya, Rin?" tanya Brata. Aku menoleh dan tersenyum.

"Jujur sih iya, Om. Aku masih bertanya-tanya soal keadaan Alby yang jauh dari kata baik hari ini. Padahal pas kemarin-kemarin, masih baik-baik aja."

"Alby belum ada cerita ke kamu soal penyakitnya?" Aku menoleh, penasaran dengan kelanjutan pembicaraan ayah Brata.

"Penyakit?" tanyaku sekedar memastikan. Tentu, hatiku saat ini penasaran bercampur khawatir.

"Alby punya sakit jantung bawaan dari lahir, Garini. Dokter sudah mengatakan bahwa hidup anak sulung om itu hanya sampai 15 tahun. Namun, Alby itu orang yang kuat. Dia bisa mematahkan vonis dokter karena sekarang Alby sudah berusia 17 tahun. Om bangga sekali padanya."

゚+*:;;:* *:;;:*+゚

"Mau tidak percaya, tapi itu kenyataan. Aku bisa apa? Hanya bisa berharap, semoga ada keajaiban menanti."

_-_-_-_

Garini Ariani Anastasya

7 Hari Sebelum Kamu Pergi | Na Jaemin LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang