I Will Protect Him

484 30 0
                                    

"Ngapain??"

Jong lagi lagi menghela napas dengan kebiasaan anak pertamanya itu. Merokok dan minum sebelum tidur sepertinya memang sudah menjadi rutinitas Occean.

"Kalau ada masalah mah cerita jangan minum minum terus apalagi gak bagi bagi maksudnya apaan??"

Balkon kamar Occean memang tempat yang sangat pas untuk melihat bintang karena langit seolah olah layar lebar didepan mata. Jong duduk disebelah Occean dan menyambar satu kaleng minuman beralkohol itu.

"Dia siapa?"

"Waktu papah mau nangkep Green papah liat dia lari lari awalnya papah ga perduli tapi dia teriak katanya mau dijual yaudah papah ajak dia ke mall beliin Cake" Jong terkekeh di akhir kala mengingat bagaimana Lakara menangis hanya karena cake strawberry.

"Dia sampe nangis lah awalnya papah kira dia nangis karena trauma terancam organnya mau dijual tapi bukan dia nangis karena gapernah makan cake strawberry" 

Occean menarik bibirnya sedikit, ternyata benar anak itu lucu.

"Papah masih nyuruh seseorang buat cari tau tentang Lakara dan yang pukulin kamu waktu itu "

"he looks like someone"

Jong menggenggam erat kaleng minumannya, ia tak suka saat Occean mulai mengingat ingat kejadian dulu.
Ia tak ingin anaknya terjerat dengan kisah lama yang sangat kelam itu.

"Don't remember if it only makes u hurt,dia mungkin udah bahagia di langit"

"But I miss him so bad" ucapnya sembari menenggak minumannya.

Jong menepuk pundak anaknya berharap bisa memberikan kekuatannya. Occean sangat terpuruk dengan kejadian masa lalu sehingga membuat anak itu seperti kehilangan jati dirinya.

"Tidur jangan terlalu mabuk nanti besok tepar ga bisa sekolah"

"Hemm"

Jong mengacak rambut Occean yang memang sudah acak acakan, "good night boy..have a nice dream"..

"Jangan lupa bangun"

*******

Occean terbangun tengah malam karena perutnya yang lapar,ia baru ingat kalau ia belum makan sedari tadi. Ia berjalan sembari memegang dinding karena kepalanya masih sangat berat,tapi Occean sudah sepenuhnya sadar kok.

Saat hendak menuju tangga tiba tiba ia kehilangan keseimbangannya hampir saja jatuh jika tak ada yang mencekal tangannya...

"Hufhhh untung aja gak jatuh"

Occean memejamkan matanya sebentar kemudian memandang lekat anak yang menolongnya. Lakara yang dipandang seperti itu gugup dan dengan cepat melepas pegangan tangannya.

"Kenapa gak tidur?" Suara husky itu lagi lagi Lakara dengar, ah ia jadi iri kenapa laki laki didepannya punya suara yang sangat damage dan telpon able!!

"Emmm sebenernya gu- em aku belom makan jadi mau cari makan..maafin guaakuuu" Lakara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal,ia sudah kebiasaan menggunakan bahasa gaulnya bersama Fariz.

Ah ngomong ngomong soal Fariz,ia jadi rindu dengan abangnya itu.

"Pake bahasa Lo aja"

"Ehh hehhee iya gue laper boleh minta makan gak?" Ucap Lakara dengan mata memohon yang membuat Occean mengigit pipi dalamnya.

"Hem..ikut gua"

Keduanya berjalan berdampingan menuju dapur, dengan Lakara yang sibuk menelusuri setiap tempat dengan netranya. Ia mengerjap kagum dengan dapur yang juga dilengkapi dengan mini bar didepannya.

"Wahhhh..."

"Lo bisa pilih apa aja didalam lemari sana"

Awalnya Lakara bingung tapi setelah membuka lemarinya ia kembali dibuat tercengang,hanya ada makanan instan disini seperti rendang instan, ayam balado instan, bubur instan, bahkan makanan mewah seperti Steak pun istan. Jika disebutkan satu satu akan banyak sekali.

"Kenapa semuanya instan? Ini kan gasehat"

"Gak ada yang bisa masak"

" Boleh masak gak gue? Eum soalnya gue ga terlalu suka makanan instan perut miskin gue nolak makanan kaya gitu"

Occean hanya berdehem pelan membiarkan anak itu memasak sesukanya,toh daripada dapurnya tak digunakan. Jong memang tak mempekerjakan pelayan atau pembantu karena Occean tak suka ada orang lain yang berkeliaran di rumahnya.

"Masak apa?"

Tanya Occean saat melihat tangan kecil itu dengan lihai memotong dan membersihkan udang.

"Nasi Goreng Udang,gak alergi kan?"

"Gak"

Lakara tersenyum kecil lantas mengambil beberapa perlengkapan memasak seperti wajan dan perlengkapan lainnya. Kedua tangannya dengan lihai bekerja.
Occean hanya menunggu di kursi sembari melihat Lakara memasak.

"SUDAH JADIIII MARI MAKAN!!" Teriaknya lantang namun ia segera menutup mulutnya ia lupa kalau ini dini hari. Didalam rumah ini tidak terlihat seperti malam karena banyaknya lampu ,lagipula ia sudah terbiasa bekerja di jam jam segini.

"Gak ada yang denger"

"Rumah Holkay mah gitu ya kedap suara coba aja rumah gue ngomongin tetangga bisik bisik aja bisa kedengaran " celotehnya yang me dapat tatapan datar dari Occean.

"Hehehehe ayok makan"

Occean hanya menurut kala Lakara mengambilkan nasi untuknya. Dia jarang makan masakan orang seperti ini karena biasanya ia akan pesan online atau menunggu Jong pulang kerja membawa makanan.

"Enakk??"

Kara tersenyum lebar saat Occean menganggukkan kepalanya,kita anggap ini rating 10/10 dari Occean untuk masakannya.

'I will protect him mom, because i don't want to lose mine anymore "








Lanjuttt gakk??? Coment yaaa

THE DESTINY [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang