A Day With Papa

396 23 0
                                    

Jong meliburkan dirinya dari pekerjaan tentu saja tak masalah toh siapa yang berani menegurnya gak salah kan libur dari perusahaan sendiri ekhemm..

Anak pertamanya sedang sibuk dengan persiapan Camp sekolah jadi menurut Jong ini adalah kesempatan terbaik untuk mengajak Lakara jalan jalan tanpa gangguan Occean.

"Kamu pasti udah kaya anak ayam yang di kurung di sarang dukun ya? Papah sebenernya mau nolongin kamu dari jeratan Occean cuma papah males nanti kena sawan"

Lakara sedari tadi tidak bisa menyembunyikan tawanya,Jong mengoceh hal random yang membuat humornya anjlok.

Rasanya bahagia sekali walaupun masih sedikit canggung sih.Saat ini keduanya masih sibuk menikmati hidangan yang ada didepannya masing masing. Lakara sibuk dengan aneka cake strawberry nya sedangkan Jong hanya kopi dan croissant andalannya.

"Boy..kamu gak pengen jalan jalan? Apa kamu gak bosen dirumah terus?"

Lakara yang tengah sibuk mengunyah cake nya pun berhenti sejenak dan menatap Jong dengan binar. Hal tersebut tentu sangat menggemaskan dimata Jong mulut itu tampak penuh dan menggembung membuat kesan imut.

"Pengen...pengen banget tapi--

"Okeyyy karena kamu pengen jadi kita pergi jalan jalan kemanapun kamu mau" Jong tampak berfikir"Malaysia? Singapura? Apa mau ketemu Oppa Oppa Korea? Apa mau liat Opera ke Italia? At

"KE PANTAI!! Aku pengen ke pantai"

Jong sudah menduga, sebenarnya dia hanya membual sih kan ga mungkin juga ke luar negri sehari ahahahaha. Biar keren kek sugar Daddy.

"Pantai?"

"Emmm p-papah Lakara pengen ke pantai" mohonnya dengan mata Boba, terakhir kali ke pantai itu saat Bundanya masih ada jadi sudah bisa dipastikan berapa lama Lakara tak pergi ke pantai.

Jong menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia salting dan seneng Lakara memanggil nya papah rasanya pengen lari lari keluar sambil teriak teriak.

"Coba tadi panggil apa?"

Lakara tersenyum kecil "papah...papah..papah!"

"Terima kasih"

"Seharusnya Lakara yang bilang makasih...makasih udah cari Lakara makasih udah nampung Lakara..maafin Lakara juga mungkin Lakara bakal ngerepotin kalian"

"Don't think like that, papah bakal seneng banget kalo direpotin sama kamu kalo direpotin Occean gak dulu dia kalo ngerepotin gak nanggung nanggung "

"Can i hug u ?"

Lakara berhambur ke pelukan Jong,ia terisak pelan sembari menikmati pelukan hangat papahnya. Lakara tak pernah membayangkan bahwa Tuhan memberinya bahagia yang lebih, ini lebih dari yang ia dambakan dan Lakara berjanji akan selalu menjaga yang Tuhan berikan yaitu Keluarganya sekarang Jong dan Occean.

*******

Jong tak habis pikir dengan kelakuan random anaknya,Ia sih suka melihat Lakara bahagia dengan caranya sendiri tapi yang dilakukan Lakara saat ini rada brutal dikit

Anak itu awalnya mengajak ke pantai untuk menikmati Sunset karena ia rindu dengan warna langit kala sore menjelang malam. Tapi lihatlah kelakuannya sekarang...

Ia asik berjoget dangdut bersama para lady boy yang menang selalu mangkal di pantai untuk pertunjukkan kecil lebih parahnya saat Lakara bernyanyi banyak orang yang meyawernya.

Gimana Jong gak geleng geleng kepala, sebenarnya siapa yang ngajarin Lakara dangdutan gitu? Joget dengan berbagai gaya yang membuat semua orang berteriak heboh.

"PAPAHHH SINI PAH GOYANG BARENG KARA AHAYYY!!" Jong menutup wajahnya malu saat semua orang mengalihkan pandangan kearah nya.

"YOK SEMUANYA!!! RUNGKADDD ENTEK ENTEK AN....KELANGAN KOE SENG PALENG TAK SAYANG BONDOKU MELAYANG HAKKK EEEEEE"

"Kayaknya Occean harus liat dah"
Jong mengeluarkan Hp dari sakunya dan mengambil Vidio untuk diberikan kepada anak pertamanya.

"Lucu banget anak gue jadi pengen karungin"

Setelah mendapatkan banyak uang saweran Lakara segera turun panggung menghampiri Jong,ia tersenyum lebar dan menunjukkan uang yang menurutnya sangat banyak namun tetap sedikit dimata Jong.

"Pahhh liat dapet uang banyak ahahahah kalo tau gini mah aku kesini tiap hari...wahhh bisa kaya!!" Pekiknya kesenangan.

Jong lagi lagi terkekeh gemas saat melihat Lakara dengan semangat menghitung uang sawerannya.

"Papah mah bisa sawer lebih banyak dari itu duit merah semua pula"

Lakara berhenti dari aktivitas nya sejenak,
"Kalo gitu nanti aku mau adain konser dangdut dirumah ntar papah sama Occean yang nyawer, aturannya"Harus uang merah".

"Siapa sih yang ajarin kamu nyanyi sama joget haram begitu?" Gemasnya mencubit pipi Lakara.

Lakara menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal...ia sedikit mengingat saat Fariz mengajarinya menjadi pengamen dangdut jalanan.

"Dulu diajarin orang hehe"

"Wahhhh....saweran doang dapet 1,5 Jeti lumayan banget buat hari ini"

"Udah udah ayok katanya mau liat sunset??"

"KUYYY"

*****

Disisi lain Occean yang sedang berada didalam kelas terkejut dan melotot tak percaya dengan Vidio yang dikirimkan oleh Jong. Apa apaan!!! Occean dengan kesal keluar dari kelasnya tujuannya hanya satu sekarang...

"Occean!!!! Satu langkah lagi kamu keluar saya hukum kamu!!" Ancam pak botak.

Occean berhenti diambang pintu kemudian berbalik menatap pak botak yang sedang berkacak pinggang.

"Hukum aja gak perduli" balasnya lalu pergi berlalu.

"CUAKSSSS" teriak seseorang.

Ia sedikit posesif terhadap Lakara tapi tak khayal ia juga bahagia melihat anak itu dengan sifat aslinya yang bar bar dan sedikit nakal.

Occean memakai helm full face nya dan berlalu meninggalkan lingkungan sekolah, persetan dengan hukuman yang akan ia terima besok toh bagi Occean sudah biasa dapat hukuman,ia bukan siswa baik baik yang selalu menaati peraturan melainkan sebaliknya.

THE DESTINY [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang