Sekolah

222 22 4
                                    

Pagi pagi sekali Kara sudah berisik dengan berjalan kesana kemari sembari melihat jam, Kara pikir kenapa hari ini jam berdetak dengan lambat? Kenapa dari tadi masih jam 5?

"Ishh lama banget anjir pengen sekolah"

"Ceannn~ Cean bangun ayo mandi!"

"Hmm".

Cean mengucek mata nya pelan, biasanya cahaya akan masuk dan menyilaukan pandangan nya tapi kenapa kali ini tidak? Ia melihat jam Beker di nakasnya kemudian melotot tak terima.

Semalam dirinya baru bisa tidur jam 3 lalu ia harus bangun jam 5, yang lebih parah Lakara sudah siap dengan stelan seragam barunya. Cean menghela nafas pelan ia ingin kesal tapi melihat cengiran khas adiknya membuatnya terkekeh kecil.

Rupanya Lakara tidak sabar untuk pergi ke sekolah, pikirnya.

"Kenapa bangun sepagi ini heum?" Ucapnya pelan dengan serak khas orang bangun tidur.

"Ishh gua gamau telat di hari pertama! Ayo bangun mandiiii" rengeknya sambil menarik tangan kakaknya.

Seperti nya mulai sekarang Occean akan jadi anak baik, berangkat pagi ke sekolah itu bukan tipenya tapi karena sekarang ia punya Kara ia harus berangkat pagi agar anak itu tidak terkena hukuman seperti yang biasanya Cean jalani setiap hari.

*

*

*

Setelah keduanya selesai dengan rutinitas masing masing, Occean dan Lakara turun ke bawah untuk sarapan. Masih jam 5.30 jadi waktu mereka masih sisa banyak untuk ke sekolah.

Di meja makan tampak Jong yang sedang menyiapkan sarapan (hanya telor ceplok) lengkap dengan stelan tuxedo dan juga apron yang membuat nya lebih terlihat seperti Duda able.

"WAH! BESOK KITA HARUS PESTA BESAR!"

Teriak Jong sembari bertepuk tangan ria. Suatu pencapaian hidup untuk anak Sulungnya itu, jam 5.30 sudah siap dengan seragamnya?

"Apaansih alay" balas Cean malas.

"Selamat pagi papah!!" Sapa Kara ceria ditambah dengan senyum manis yang membentuk seperti pelangi.

"Selamat pagi Jagoannya papah, Wishh keren banget pake seragam kaya gini.." puji nya sembari menata rambut si kecil yang sedikit acak acakan.

Jong terkekeh geli melihat seragam Kara yang sedikit kebesaran. Lucu.

"Jagain adeknya di sekolah! Kalau ada yang macem macem sama adeknya tendang aja masa depannya"

"Sekarang kita makan dulu"

Mereka bertiga menikmati suasana sarapan dengan sedikit candaan dari si Bungsu.

"Pah Kara itu engga pinter nanti kalau Kara dapet nilai merah papa marah gak?"

Yaaa Kara akan jujur akan hal itu, ia tidak ingin membuat Papah nya kecewa lebih dalam jadi lebih baik bilang agar tak diberi ekspektasi yang terlalu tinggi kan? Ia selama ini hanya bekerja hingga lupa kewajiban anak seusianya adalah belajar.

"Marah? Buat apa marah? Nilai itu cuma angka.. kalaupun nilai kamu 10,20, atau 30 papah gak masalah yang penting kamu udah usaha, nanti kecil juga bisa diajarin sama kakaknya kan?"

Cean hanya menyimak sembari manggut-manggut saja. Ia juga bukan tipe orang yang perduli dengan nilai dan ia juga bersyukur karena Jong bukan tipe orang tua yang mementingkan nilai dibanding anaknya.

" Yang penting kamu bahagia disekolah..jajan yang banyak tapi harus yang sehat sehat eumm boleh deh sesekali makan yang berat tapi jangan sering okay?"

"Siappp dimengerti komandan!" Tegasnya dengan hormat.

*

*

*

Pukul 6.00 Cean dan Lakara sudah sampai di sekolah sekarang mereka berdua sudah berada di parkiran dan entah kenapa mereka selalu saja menjadi pusat perhatian seperti di mall kemaren.

Itu si Occean kan?sama siapa anjir?

Wahh cogan baru tuh keknya

Degem gasih itu yang di bonceng Occean?

Akhirnya jok motor Occean ada yang boncengin walaupun cowo

Setiap hari tambah ganteng heran

Occean menghiraukan ucapan ucapan yang terdengar lirih di pendengarannya, ia membantu Kara turun karena sampai sekarang Kara belum bisa turun sendiri dari motor Occean.

"Hehehe Terima kasih Cean"

"Sama sama"

" Bukain helm nya dong~ susah nih~"

Occean tak bisa menahan senyumnya, ah adiknya memang menggemaskan saat menghentakkan kakinya dengan mulut yang menekuk ke bawah.

SENYUM CUY!

WOY SEGANTENG ITU EMANG BOLEH

HEH DIA SENYUM WOY ADA YANG VIDIOIN GAK!

ANJAY ANDAI AJA DIA SENYUM GITU TIAP HARI

ITU KOK SENYUMNYA MANIS BANGET BIKIN HATI GUA DAG DIG DUG SER

*
*
*

Lakara sedari tadi hanya menggeleng gelengkan kepalanya ia tidak tau jika Occean se famous ini di sekolah. Like what the hell?! Padahal cuma senyum doang udah kaya keajaiban dunia ke 8 muncul aja.

"Kalo kaya gini terus gua bisa tenar nih hehe"

Occean mendecih pelan, bisa bisanya Lakara mau numpang tenar padanya.

"PAK BOS!"

"Anjay kaget!" Lakara mengelus dadanya pelan kala teriakan yang mirip satwa liar itu menggema secara tiba tiba.

Occean menatap datar kedua orang yang berdiri di depannya dengan watadosnya. Minta di tampol.

"Tumben banget woyyy si Cean berangkat pagi, ada apa apa nih pasti!"

"Btw bocil ini siapa?" Lakara mendengus tak terima dengan perkataan orang ber name tag Rasendrio Gabriel dia itu enggak bocil ya!

"Nana"

Kedua orang yang diketahui bernama Rasen dan Kean menutup mulutnya tak percaya! Kemudian keduanya saling pandang kemudian mengangguk paham. Keanvito Abyaz Brahma menepuk pundak Cean pelan sembari menatap wajah datar sahabatnya itu seolah mengatakan "gak papa kita paham kok"

Sedangkan Lakara yang berada di sebelah Occean hanya memandang adegan ketiga sahabat itu dengan bingung. Bagaimana bisa Occean berteman dengan orang modelan Rasen dan Kean? Ahh Lakara sekarang kepo bagaimana awal pertemuan mereka.

"Kita paham perasaan Lo, tapi gak gini juga Cean.
Nana pasti gak suka di sama sama in sama orang lain apalagi Cowo... kita tuh ga masalah mau lu belok atau lurus kita ga pernah perduli dengan gender tapi please lahh bro gua paham betul Nana gimana... secara lo selalu cerita tentang dia dulu... " ucap Rasen panjang lebar

Kali ini Lakara yang dibuat menganga oleh ucapan si Rasen Ohhh rupanya sahabat Occean sedang salah paham toh?

"Iya betul kata Rasen bro.. Lo tenang aja suatu saat nanti Lo pasti bisa ketemu sama Nana Nana itu karena gua yakin tuh orang jodoh Lo"

Uhukkk..Uhukk

Lakara melotot tak terima sampai sampai ia tersedak ludahnya sendiri, sedangkan Occean disampingnya langsung membantu menepuk pelan punggung adiknya.

"Dia Nana.. Lakara Kencana"

"LHO KOK LANANG TOH??!!" Kaget keduanya.

THE DESTINY [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang