Jong mendudukan dirinya di tepi pantai disebelahnya ada Kara dan..Occean
"Lagian kamu ngapain sih bolos segala bukannya pulang malem? Kan latihan buat camp?"
Lakara berdehem pelan kemudian menatap intens manik gelap Occean.
"Lo...ngapain bolos?" Tanya Kara dengan tatapan mengidentifikasi.
"Jam sekolah sebentar lagi habis anggep aja gue pulang dulu karena urusan mendadak" sm
"Lo ngapain joget joget kaya monyet!"
Occean hanya tak habis pikir memang seiring berjalannya waktu Lakara mengeluarkan sifat bar barnya tapi ia belum pernah lihat Lakara se centil itu.
"Dihh itu mah pesona Dangdut lagian ada dangdut gada goyangan mah udah kaya aku tanpa kamu hampa...CUAKSSSS" cibir Lakara.
Occean hanya menatap Lakara datar, "Serah" memang dasarnya tidak peka,Occean kan hanya tidak ingin adiknya jadi tontonan apalagi jadi kesayangan orang lain.
"HAH!! KOK TAU GUA JOGET DANGDUT??" Kaget Lakara baru sadar.
Occean hanya mengarahkan matanya ke arah Jong yang sedang cengir cengir kaya orang tolol.
"Maaf ya kecil niatnya sih mau pamer kalo kita lagi jalan berdua ehhh dia malah nyusul kesini tau gitu mah gak tak kirim nyesel papah"
"T-tapi gak papa sih biar Occean juga bisa liat Sunset kita liat sunset bertiga terus nanti kita foto bareng boleh??"
"Tentu boleh"
"Yaudah karena bentar lagi mataharinya mau tenggelam papah beli cemilan dulu sama pesan makan kalian tunggu disini ya"
"Siappp Komandan!"
Occean tersenyum simpul saat melihat Kara mengeratkan pelukan tangannya sendiri,ia mengambil sesuatu di tasnya, sebuah cardigan berwarna baby blue. Masih ingat?
"Ehhh??"
"Pake biar ga dingin nanti masuk angin"
"Kaya kenal nih cardiganya?"
"Emmm Lo tinggalin disebelah gue waktu itu"
"Wahhh pantes gue cari cari gak ada lu tau ini Cardi kesayangan gue banget soalnya cuma ada 1 di dunia dan gak ada duplikatnya!"
Memang benar karena Cardigan itu peninggalan dari Bundanya, Lakara ingat dulu bundanya menghabiskan waktu untuk merajut cardigan itu jadi sudah bisa dipastikan bahwa Cardigan itu sangat istimewa dan spesial bagi Kara.
"Makanan datangggg" Jong datang membawa banyak makanan dibantu dengan pelayan pantai.
"Wahhhhh banyak banget makanannya" Mata Kara berbinar melihat banyaknya aneka seafood wajar harga seafood kan mahal yang bisa beli hanya sultan level Lakara mah beli udang sama Sotong di pasar doang mana mampu makan yang premium.
Jong dan Occean hanya bisa mengigit pipi dalamnya karena gemas.
"Sekarang kalian berdua bangun dulu biar dipasang tenda sama mas masnya"
Setelah tenda itu terpasang, Matahari perlahan mulai pergi meninggalkan warna warna yang sangat indah memenuhi hamparan kanvas luas itu.
"Cean minjem HP dong"
Occean membuka sandi hp nya kemudian menyerahkannya kepada sang adik.
Lakara dengan senyum merekah menerima dengan senang hati,kemudian ia mengambil foto sunset didepannya dengan banyak banyak.
"Ayoo kita Selfi"
Jong dan Occean yang tengah sibuk dengan makanannya pun mengalihkan pandangannya, biasanya Occean tak mau diajak berfoto tapi jika dengan Lakara pasti ia lakukan.
"Kalo foto mah senyum ada gitu foto pake wajah datar ntar kalo disangka penampakan gimana?" Protes Jong kala melihat wajah Occean dari kamera.
"Gak ada sejarahnya hantu tampan"
Jong mendesis kesal, mau marah tapi memang benar.
"Ayo gaya begini!!" Serunya menunjukkan gaya Y2K
****
Malamnya kegiatan mereka bertiga adalah membuat api unggun kecil kecilan didepan tenda dan juga membakar jagung,ikan dan masmelow.
Jong menyiapkan api sedangkan kedua anaknya di tenda sembari mengupas jagung.
"Tau gak?"
"Gak tau" jawab Occean polos.
"Ihhh dengerin dulu!! Kenapa lu jawab kaya orang goblok Cean!!'
Occean hanya mengangkat sebelah alisnya bingung,perasaan pernyataan Lakara kan memang berupa pertanyaan.
" Hari ini gue bahagiaaaaaa banyak banyak,,yang pertama karena papah ngajak jalan jalan berdua walaupun gak jadi berdua,yang kedua karena kita bisa liat sunset bertiga,terus yang ketiga kita foto foto bareng dan nginep di pantai...gue gak pernah ngerasa sebahagia ini kecuali sama kalian"
Lakara tak pernah membayangkan Tuhan memberinya lebih dari yang ia harapkan,Bertemu kembali dengan Occean adalah hal yang tak pernah ia bayangkan dulu. Ia pernah merasakan hidup yang berat luka yang tak pernah sembuh dan juga keinginan untuk menyerah namun ia tahan itu semua sebagai ujian dari Tuhan,Lakara percaya hasil ujiannya akan mendapat nilai yang setimpal dengan usahanya dan Lakara sudah mendapatkan nya.
"Kalau pengen kepantai bilang aja,gue bisa ajak lu setiap hari kesini"
"Bukan karena pantai,tapi kalian"
Occean memandang wajah mulus adiknya, menggemaskan hanya itu yang ada dipikirannya. Lakara tampak sangat bahagia dan Occean senang akan hal itu.
Grepp
Lakara yang tengah mengupas jagung pun sedikit terkejut dengan pelukan Occean yang tiba tiba.
"There is one thing in this world that is more beautiful than a sunset"
"Apa tuh?"
....
"ANAK ANAK API UDAH SIAP SINI BAWA JAGUNG NYA"
"I-IYA PAH BENTAR!!"
Keduanya menghampiri Jong yang sudah siap didepan api sembari membakar ikan,Lakara duduk ditengah tengah Jong dan Occean.
Suasana laut dimalam hari juga tak kalah indah,langit luas tak berujung itu dihiasi bintang dan rembulan,sahabat Lakara dikala ia sendiri.Namun sekarang ia tak sendiri lagi.
"Pah Occean kenapa?"
Jong tak heran kenapa wajah anaknya merah merona seperti kepiting rebus. Lagian gak dirumah gak diluar yang namanya bir itu tidak bisa terlepas dari seorang Occean Hwang.
"Tuh liat aja sebelah kursinya"
Lakara menurut dan dapat ia lihat banyak sekali kaleng bir disebah pemuda itu,Lakara hanya geleng geleng kepala melihatnya.
"You know..."
"You know what's more beautiful than the sunset?
Jong mendelik ia bersiap menutup telinganya dengan tujuan tak mau mendengarkan bualan yang keluar dari mulut Occean.
Occean menangkup pipi Lakara yang duduk disebelahnya memandangi nya dengan pandangan semu,
"You, you are more beautiful than sunset, you have more beautiful colors"
Byurrrr
Lakara refleks menyemburkan minumannya, Please!! Rasanya ia ingin menenggelamkan diri ke laut yang ada didepan matanya.
"Ahahahaha mampus dah disembur mbah dukun lagian sih"
"PAPAH ANAK PAPAH MERESAHKAN!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DESTINY [On Going]
Teen FictionLakara hanya tinggal bersama Pambinya,Bundanya telah meninggal dunia sedangkan ayahnya? ia bahkan tidak tau wajahnya ia besar tanpa sosok figur seorang ayah. Namun Tuhan itu maha baik ia tak akan membiarkan umatnya dalam kesulitan.Saat dirinya tera...