Sibling Kiss

441 28 0
                                    

Sudah beberapa hari Lakara tinggal di mansion Jong yang ia anggap orang asing baik hati. Setiap hari ia pun selalu merasa seperti tak pantas berada di tengah tengah mereka. Jong memperlakukan nya dengan sangat baik begitupun dengan Occean yang sepertinya sudah mulai mencair.

Kara benar benar merasakan bahagia,gimana tidak bahagia jika setiap harinya ia diberi lembaran uang merah 20 lembar. Kata Jong itu uang jajannya 1 hari. Pantas saja waktu itu uang Occean banyak sekali, kalau begini terus lama lama ia bakal punya blackcard mungkin.

Ia bersenandung kecil sembari membawa alat kebersihan,ia tidak perduli jika Jong melarangnya untuk bersih bersih toh ia sudah biasa jadi babu daripada Lakara bingung harus ngapain mending mengerjakan pekerjaan rumah itung itung dia berguna di adopsi.

Ngomong ngomong soal adopsi kemarin Lakara sudah resmi menjadi anak dari Jong Hwang Cassanova, Lakara saja heran kenapa secepat itu prosesnya tapi setelah diingat bahwa orang kaya selalu bisa mendapatkan apa yang diinginkannya Lakara tidak heran.

Lakara tersenyum kecil sembari menyapu halaman taman.

"Orang kaya mah rumahnya ada tamannya ada kolamnya ada tempat gym nya lahh rumah gua cuma sekamar tamunya doang"

"Bunda... sekarang Lakara di pungut sama orang baik hati,bunda liat kan? Sekarang Lakara juga udah jauh dari mereka..mereka jahat udah bawa bunda pergi iyakan??"

"I miss u...but I don't know how to meet u again...mom"

"Of course , besok kita akan ke Majalengka kita temuin bunda kamu sama sama ya kecil..papah juga mau izin sama dia"

Lakara menatap lekat Jong yang tiba tiba datang menghampirinya,ternyata sudah pulang kerja biasanya Jong akan pulang larut malam.

"Beneran?? Aku bakal ketemu bunda??" Tanya Lakara memastikan.

Jong mengangguk membuat anak itu refleks memeluknya,Jong kaget tapi dia juga senang. Ia membalas pelukan kecilnya dengan hangat.

"Everything for u"

*******

Sepulang sekolah Occean dikejutkan dengan keberadaan Lakara yang tertidur pulas dikamarnya,ia hampir lupa bahwa rumahnya sekarang mempunyai 1 anggota baru.

Occean mendekati Lakara yang tampak pulas itu, ia menyingkirkan rambut anak itu kesamping.Occean memandang lekat wajah Lakara...

'Cean..cean nakal Nana gak suka!!"

Cean kecil tertawa cekikikan karena berhasil membuat adik kecilnya marah,bagi Cean marahnya Nana membuat anak itu semakin lucu dimatanya.

Cean kecil berusia 7 tahun sedangkan Nana kecil berusia 5 tahun.

"Cean!! Jangan nakal sama adeknya"

"Dia sangat lucu mom saat marah ahhaahha aku ingin melihat wajah itu selalu"

Nana kecil menangis saat mendengar tawa dari Cean ia segera berlari ke arah bundanya.

"Bunda cean nakal Nana tidak mau bertemu cean ayo pulang " ucap Nana kecil sembari menangis.

Jingga menangkup kedua pipi merah anaknya, memang benar kata Cean bahwa anaknya bertambah lucu ketika marah dan menangis.

"Kau tidak mau bertemu dengan Cean?" Tanya Jingga membuat Nana mengangguk lucu.

Sedangkan Cean yang mendengar itu langsung berlari ke arah Nana yang sedang dipangkuan Bundanya.

"Hiks..maafkan Cean..Nana jangan bicara seperti itu..aku minta maaf jangan tinggalkan Cean"

"Cean jangan nangis..maafin Nana "

"Cean harus janji sama Mom dan Bunda kalo Cean akan jaga Nana dengan baik,okay??"

Cean kecil mengangguk patuh, Jingga dan Senja tersenyum bahagia melihat buah hati mereka yang semoga saja akan selalu tumbuh bersama.

Ia tersenyum manis,mengelus lembut pipi chubby Lakara.

"my little brother"

Lakara terusik pelan dengan sapuan tangan Occean di pipinya,ia membuka matanya dan langsung bangkit dari tempat tidurnya hal tersebut membuat anak itu limbung ke lantai apabila Occean tak menyangga nya.

"Jangan langsung bangun"

"Emm sorry gua ketiduran tadi pas bersih bersih kamar Lo" ucapnya meminta maaf.

"Gak papa,lain kali gausah bersih bersih"

Lakara tersenyum manis kearah Occean ia tak menyangka ternyata Occean orang yang hangat juga tak seperti yang ia bayangkan tentunya. Lakara senang punya saudara karena ia selalu kesepian,dan takdir membawanya kepada Occean lelaki dingin datar yang kata Jong seperti manekin berjalan.

'Bunda...Kara udah ketemu dia,tapi dia cuma coppy an nya doang"

"Ohhh ya gue mau minum itu boleh gak?" Tanya Lakara menunjuk minuman kaleng di nakas.

"Gak! Itu alkohol!" Tegas Occean.

"Lahh Lo aja minum tuh banyak banget gue liat di tong sampah, terus umur kita cuma beda 2 tahun ya!!"

Occean menyentil jidat Lakara,memang umur mereka beda dua tahun tapi tetap saja Occean sudah 18 tahun dan Lakara masih 16 tahun bisa bisanya anak itu ingin minum alkohol.

Occean terkekeh gemas melihat wajah Lakara yang terlihat ditekuk ia menyambar tasnya dan mengambil susu kotak rasa strawberry.Lakara yang melihat itupun tersenyum senang dan mengulurkan tangannya dengan senang hati

"Emang gue bilang ini buat Lo?"

Wajah cerah tadi kini berubah masam, "kirain buat gue" ucapnya lesuh.

" give me something special then I'll give u"

"Apaan tuhhh?"  Dengan gaya dilan cekmek.

Occean tersenyum manis sampai membuat Lakara terpaku sejenak pada pesona Occean Hwang Archzen.

"Give me a kiss as a sign that we are Siblings"

Lakara dibuat tersedak ludahnya sendiri, wahh pasti saat ini wajahnya sudah seperti kepiting rebus. Ingin sekali Lakara menjitak kepala Occean tapi ia juga tak berani. Ciuman?!! Sebentar otaknya ngelag!! Lakara membayangkan itu dan membuatnya bergidik.

"Just on the cheek, jangan mikir aneh aneh"

Blushhhh

Lakara menangkup kedua pipinya yang panas.Perkataan Occean membuatnya malu dan sangat ambigu.

"Ap-apann sihhh ah minggir mau mandi!"
Lakara menyingkirkan tubuh Occean yang menghalanginya,ia hanya ingin keluar dari kamar suram Occean.

Occean menyengkal tangan Lakara dan menariknya sehingga ia bisa dengan mudah meraih tubuh anak itu,ia merangkul pinggang ramping Lakara dan

Cup

"OCCEANNNNNNN!! HUWAAAA PIPIKU GAK SUCI LAGI!!"

******




THE DESTINY [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang