Hari ini adalah weekend,biasanya Jong dan Occean akan menyibukkan diri dengan aktivitas masing masing. Tapi kali ini mereka sudah membuat rencana untuk vacation bersama si kecil.
Jong senang karena perlahan Lakara bisa menyesuaikan dirinya,apalagi anak bongsornya juga sepertinya sudah bucin dengan adik barunya itu.
Occean sudah menolak semua ajakan nongki dari teman teman gengnya. Ia hanya ingin menghabiskan waktu dengan Lakara.
"Kalo mau pergi sama temen pergi aja sana, nanti papah jagain Lakara"
Occean menatap malas ke arah Jong,sudah berkali kali Jong bilang seperti itu seolah olah memang dia tidak minat untuk mengajaknya pergi. Cih pak tua gak mau berbagi rupanya.
"Nanti dimusuhi temen kamu mampus"
Occean hanya menghiraukan ocehan Jong kemudian mengandeng Lakara untuk segera keluar.
"Bawain barang barangnya"
"Dih situ nyuruh nyuruh?! Gak sopan sama orang tua!"
Occean menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Jong "Nyadar kalo tua" .
Jong mencak mencak kesal ia dengan kasar membawa barang barang bawaan mereka, hari ini ceritanya mereka akan camping di bukit dan menghabiskan weekend bersama keluarga kecil mereka.
"Anak kurang ajar!! Untung sayang" lirihnya di akhir.
Tujuan mereka adalah Majalengka,sesuai janji Jong dia akan mengantar Lakara menemui bundanya.
Jong membantu Occean menata bagasi sedangkan Lakara masih sibuk dengan cake strawberry pemberian dari Occean.
"Jangan kaget kalo nanti tau sesuatu, dan papa harap nanti kurang kurangin deh kebiasaan kamu itu" Jong menepuk punggung Occean sedangkan sang empu hanya mengangkat sebelah alisnya tak paham.
Tak menghiraukannya Occean masuk kedalam mobil,awalnya ia menawarkan diri untuk menyetir namun Jong melarangnya karena ini perjalanan jauh.
Namun lihatlah yang membuat Jong kesal kenapa dia jadi seperti sopirnya?? Kedua anaknya duduk di belakang.
"Muka ganteng begini dibilang sopir! Situ rabun?!"
Lakara tertawa terpingkal pingkal melihat wajah merah Jong yang seperti ingin memakan Occean.
Hal itu tak luput dari pandangan keduanya,Jong senang melihat Lakara tertawa lepas begitupun dengan Occean."I will take care of him and will not let him cry" batin Occean.
Selama perjalan hanya ada suara nyanyian Jong dan Lakara sedangkan Occean hanya menyimak suara indah milik Lakara.
"Ayokk ikutan nyanyi ih..." Lakara menyenggol lengan Occean.
"Kecil dia mana tau lagu lagu kaya gitu,,dia taunya lagu barat emang anaknya sok Inggris"
Lakara lagi lagi terkekeh mendengar kesinisan Jong.
"what's your favorite song?"
Bukannya menjawab Occean malah balik bertanya "do u speak english? Ucapnya menatap Lakara.
"I do, Bunda dulu guru bahasa "
Occean terdiam untuk beberapa saat,dulu saat ia kecil Occean ingin sekali pandai berbahasa asing seperti seseorang, saat beranjak dewasa ia mempelajari bahasa asing karena ia merindukan kehadiran seseorang itu.
"Bunda Lo hebat"
"She's the greatest woman the world "
*******
Occean mematung melihat nisan dengan nama yang mirip dengan seseorang yang ia kenali.
Ia menatap Jong seolah meminta penjelasan atas semua ini.Ia menatap Lakara yang tengah sibuk menabur bunga dan membersihkan makam itu.
Occean pergi begitu saja,ia masih berusaha mencerna kejadian ini apakah ini mimpi atau kenyataan.
Jong menyusul anaknya dan meminta Lakara untuk menunggu di mobil. Ia berdecak kesal melihat Occean yang memegang sekaleng bir dan rokok dapet darimana coba dia.
Occean menatap intens mata Jong "Dia?? Bunda Jingga Cavania? Bundanya Nana?"
Jong mengangguk membenarkan tebakan Occean.
Occean tak bisa berkata kata ia bahagia bahkan sangat bahagia,selama ini ia merasakan kekosongan pada hidupnya ia tau betul hal tersebut karena ia kehilangan lenteranya.
"I found him mom...I found him"
Jong memeluk anaknya erat,Occean tidak pernah menangis sejak ia kehilangan Nana nya. Dan kini ia mendengar anaknya menangis tersedu sedu karena bahagianya telah kembali.
"He is mine and I will take care him."
Sedangkan disisi lain Lakara tengah sibuk menikmati cake strawberry nya. Salah satu kebahagiaan untuknya jika potongan cake manis itu masuk kedalam mulutnya.
Occean dan Jong datang beriringan, Lakara menjatuhkan cake dimulutnya saat melihat wajah Occean yang full senyum membuatnya merinding. Serem banget kalau misal tuh orang kesambet mana di makam lagi.
Lakara terkejut saat ia diberi pelukan dadakan oleh Occean,ia berusaha melepasnya karena ia takut cake nya bakal kegencet.
"Nana i Miss u so bad"
Deg
'aa-apa maksudnya??diaa??"
Lakara melepas paksa pelukan Occean,ia menatap lekat wajah yang hampir ia lupakan itu. Apakah dia adalah Cean? Anak dari Senja sahabat ibunya?
"C-cean?"
Occean mengangguk antusias dia senang Nana tak melupakannya.
Jong menatap haru acara reunian kedua anaknya,ia senang akhirnya bisa menemukan Lakara,anak dari Sabahat istrinya Jingga Cavania.
"Pertanyaannya disimpan dulu sekarang kita makan dan ke villa nanti papah buka sesi konseling kok"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DESTINY [On Going]
Teen FictionLakara hanya tinggal bersama Pambinya,Bundanya telah meninggal dunia sedangkan ayahnya? ia bahkan tidak tau wajahnya ia besar tanpa sosok figur seorang ayah. Namun Tuhan itu maha baik ia tak akan membiarkan umatnya dalam kesulitan.Saat dirinya tera...