U Are My Sunshine

393 23 0
                                    

Occean? Cean??

Lakara menatap langit langit kamarnya,ternyata benar orang itu adalah Occean anak dari Senja Sabahat bundanya. Lakara sudah menebak namun yang membuatnya ragu setaunya Occean tidak mempunyai ayah? Sama sepertinya.

Tok..

Tok...

"Masukkkk"

Occean masuk ke kamar Lakara dengan seragam yang masih melekat di tubuhnya,dia kemudian turut berbaring disebelah Lakara.

"Bauuu...mandi sana" Lakara menutup hidungnya , sebenarnya Occean tidak bau hanya saja ia berkeringat membuat Lakara risih melihatnya.

'dia mah keringetan juga tetep wangi orang parfumnya aja Dior,lah gue pake parfum Thailand beli di Oren'

Lakara masih tidak percaya bahwa orang ini adalah Cean nya dulu, ia tentu masih mengingat kenangan mereka Cean yang selalu menemaninya dikala anak anak lain enggan bermain dengannya,Cean nya yang selalu melindunginya walaupun usia mereka hanya terpaut dua tahun.

"Kenapa Lo cari gua?"

"Because I promised to take care of u and protect u."

Lakara mengubah posisinya menjadi duduk,ia memandang haru Occean yang terpejam kemudian ia menangkup pipi Occean membuat sang empu tergelak dan kaget dengan perlakuan Lakara.

Kedua mata mereka bertemu, "Lo mas mas yang waktu itu mabuk digebukin preman kan?"

"That's u?"

"YES, THAT'S ME!"

Occean tekekeh pelan kemudian ia juga mengubah posisinya menjadi duduk dan berhadapan dengan Lakara.

"Lo ngapain di Majalengka? Ohh pacar lu orang Majalengka?"

Occean mengerenyitkan dahinya, apa katanya? Pacar?

"Lu habis putus cinta ya? Gue inget lu ngomong gini, i can't protect my baby" Lakara jadi merinding sendiri.

"Gue cari Lo, dan yang gue maksud itu Lo"

Deg

Lakara mengusap wajahnya kasar, ia tak tau kalau Occean dewasa sangat meresahkan.

"Kok lu bisa jadi anaknya Papah?"

Occean tersenyum kecil ia mengingat percakapan kedua orang tuanya dulu dan sangat menggelikan sekarang.

Flashback

Occean kecil berdiri di belakang pohon sembari mendengarkan pembicaraan dua orang dewasa di depannya.

"Aku bakal jadi papahnya Occean,aku gak perduli kalau dia gak Nerima aku nanti aku kasih coklat se box juga paling luluh" ucap seorang laki laki dengan nada candaan.

Jong mendapat hadiah pukulan kecil dari Wanita yang duduk disebelahnya.

"Apa keluarga kamu gak keberatan? Aku cuma wanita janda dengan anak satu,apa kata orang kalau tau pengusaha kaya raya menikahi seorang janda miskin kaya aku"

"Apa kata orang ya biarin aja toh dunia ini bakal jadi milik kita berdua doang kalo udah nikah"

Occean memang masih kecil tapi dirinya tau bahwa omongan kedua orang dewasa itu merujuk pada sebuah hubungan spesial. Ia senang bahkan ia meloncat loncat kecil ditempat persembunyian nya.

"A-aku mau punya papah...aku mau punya papah..." Ucap Occean kecil riang.

"Kalo om itu bakal jadi papah aku berarti dia juga papahnya Nana...aku mau kasih tau Nana pasti Nana seneng karena bakal punya papah"

"Nanti Nana gak sedih lagi"

Occean kecil berlari kencang kembali ke rumah Nana, ia terlampau bahagia dan tidak sabar memberitau Nananya.

"NANA!!!.... CEAN PUNYA KABAR BAIK"

Teriakannya nyaring namun hanya sepi yang menjawab,rumah Nana kosong tidak ada siapa siapa.

Aaaaaaaaa!!!!

Hanya teriakan itu yang terakhir ia dengar, dan saat itu juga ia kehilangan Nana dan Bundanya.

Flashback end

"Setelah kalian pergi Mamah ketemu sama Papah dan kita pindah ke Jakarta."

Occean bukannya tak mau jujur tapi ia tak mau membuat Lakara kembali membuka lukanya.Ia juga masih berusaha mengingat semuanya kejadian dulu yang terjadi di depan matanya.

"Papah sama gue selalu ke Majalengka setahun sekali bahkan kadang dua kali, kita selalu ke makan Bunda Jingga tapi kita gapernah nemuin lu.."

"Sampe akhirnya anak buah papah nemuin jejak Indy dan Dirga dan malam itu gua juga ketemu seseorang yang gak pernah gua sangka sangka"

"You know? I'm the luckiest person in this world. Thank you for finding me" lirih Lakara terharu.

"And I'm lucky because I found you again, you are my sunshine"

Lakara tersentuh dia juga sedikit baper,Occean memang meresahkan.

"Can i hug u?"

Occean merentangkan tangannya menyambut pelukan Lakara "Hug me as if time stopped"  bisiknya.

"I will protect u because u are my sunshine, I will not let u go out"  lanjutnya dalam hati.

*******

Jong membuka kamar dengan pintu berwarna hitam elegan pandangannya menangkap sesuatu yang membuat hatinya menghangat dan juga iri. Ia duduk ditepi ranjang dimana Lakara dan Oceean sedang tertidur pulas.

"Beneran kan udah bucin" kesal Jong.
Ia menghampiri Lakara mengelus lembut surai rambut anaknya itu.

"Takut banget papa kalo liat kamu tidur di sini,takut kesurupan nih kamar gelap pasti banyak penghuninya"

Occean tampak nyaman tidur dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya sedangkan Lakara anak itu juga tampak nyaman tidur dengan lengan Occean sebagai bantalnya.

"Kalo misalnya nanti ada yang celakain kalian papah janji bakal maju paling...belakang hehehe"

"Keluar gih ganggu" ucap Occean dengan mata yang setia memejam.

"Dasar Dugong tak berakhlak"

THE DESTINY [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang