Harapan Keluarga

70 1 0
                                    

Ku luruskan punggungku di kursi sambil ku nikmati secangkir kopi hitam yang pahit. Aku bingung harus kemana lagi mencari uang yang jumlahnya tidak sedikit. Waktuku hanya tinggal hari ini saja, nyawa malaikat kecilku sedang dipertaruhkan.

Jika saja waktu bisa ku putar kembali. Tak akan ku biarkan adikku mengayuh sepedanya sendiri ke sekolah. Ia menjadi korban tabrak lari yang mengakibat pendarahan di otaknya dan harus segera di operasi secepatnya. Sudah dua hari ia terbaring di ICU menunggu untuk segera di operasi.

Aku, Ibu, dan Ayah setiap hari banting tulang untuk bisa mengumpulkan uang yang jumlahnya puluhan juta. Kemana lagi kami harus mencari pinjaman sebanyak itu?

"Mas Nik, bisa bersihkan ruang VVIP nggak sekarang?" panggil Mbak Berti, perawat jaga VVIP


"Bisa Mbak"

Dengan membawa peralatan tempurku, aku bergegas ke ruang VVIP.


"Permisi Kak, kamarnya saya bersihkan dulu ya" pamitku


"Bisa nggak sih pintunya ditutup lagi?"

Ku lihat sekilas wanita yang berbaring di ranjang. Kulitnya putih bersih dengan mata yang sembab dan merah.


"Lo ngapain sih kemari? Ganggu aja!!"


"Saya disuruh bersihkan kamar ini Mbak, lagipula kamarnya juga berantakan"

Banyak sampah tisu bertebaran dimana - mana.

Sepertinya penghuni kamar ini lumayan agresif, akupun mempercepat pekerjaanku.



Ku temui lagi Mbak Berti untuk mengkonfirmasi kalau kamar VVIP sudah ku bersihkan.

"Pasien VVIP agak galak ya Mbak" ungkapku


Mbak Berti tertawa.

"Agak sensi soalnya habis ditinggal pacarnya"


"Anak jaman sekarang ditinggal pacarnya aja menyakiti diri sendiri"


"Hust!!! Jangan keras - keras Mas! Anaknya Pak Heru tadi Mas"


Seketika aku langsung menutup mulutku begitu mengetahui gadis tadi adalah anak pemilik klinik ditempatku bekerja saat ini.


Dalam hati aku bergumam. Pantas saja sangat angkuh dan arogan. Ternyata anak orang kaya. Cantik memang, tapi sayang sikapnya tidak secantik wajahnya. Pantas saja pacarnya lebih memilih pergi darinya.

Akupun melanjutkan pekerjaanku. Saat aku menyirami bunga di taman, anaknya Pak Heru datang padaku dan langsung memukul lenganku. Akibat ulahnya selang air di tanganku terlepas dan mengenai kakinya.


"Yah basah" keluhnya

"Bener - bener cari perkara terus ya Lo! Balikin cincin gue!!"

Aku bingung dengan pertanyaannya.

"Cincin yang mana ya Mbak?"


"Cincin di meja guelah. Lo kan yang bersihin kamar gue. Itu bukan cincin emas bego! Itu cincin dari mantan gue. Sekarang sini balikin cincinnya!!" sarkasnya

Tanpa sepatah kata gadis itu langsung memeriksa badanku.

Reflek aku mendorong gadis itu menjauh dariku.


"SAYA DISINI KERJA MBAK! BUKAN MALING!" tegasku



"Terus cincin gue kemana?"

"Mama saya tahu Mbak. Saya tadi hanya bersihkan sampah tisu yang berserakan"


AFTER MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang