[09] ▪︎SEBUAH RAKITAN

27 4 0
                                    

Happy Reading and Vote Comment


Hap!

Genggaman tangan dan sebuah oboran api membuat perempuan itu cukup terkejut ketika melihat seseorang yang terlihat cukup familiar segera datang setelah mendengar suara pertolongannya.

Tarikan yang agak kuat dimana urat laki-laki itu timbul di lengan kanannya dalam hitungan beberapa detik.

"akh"

Brukk!

Tarikan yang cukup menguras tenaga. Dimana akhirnya Adnan berhasil menarik perempuan itu keluar dari lubang lumpur dengan selamat.

Namun anehnya, Adnan segera menerima sebuah tatapan yang terlihat cukup aneh dari perempuan yang terduduk lusuh di depannya.

"lo..." jeda Adnan ketika kembali melihat perempuan itu sedang bermandikan keringat di pelipisnya.

"lo ga kenapa-napakan—" hendak bertanya, Adnan yang berniat untuk menyentuh lengan perempuan itu langsung mengerutkan keningnya ketika merasakan suhu kulit dari perempuan itu terasa sangat dingin.

"hei, lo sakit?"

Satu pertanyaan, dimana perempuan itu segera menelan salivanya dengan kuat dan segera memalingkan wajahnya dari Adnan.

Malam yang cukup panjang dan terasa sangat melelahkan.

Hingga akhirnya, matahari kembali muncul dan membuat penerangan yang cukup terik di sebuah pulau yang terlihat cukup sepi dan kecil.

"bang!" panggil Gema ketika dirinya sudah sampai di sebuah bebatuan dimana dirinya bisa mulai melihat dengan jelas sebuah pulau yang berada tidak jauh dari keberadaannya.

"ini seriusan kita mau kesana?" tanya Rein yang berjalan mengikuti arahan dari Dirgha di depannya. "seyakin itu lo kalau ada orang yang selamat di pulau sana?"

Gema mengangguk dengan sangat kuat. "pulau disana tuh lebih luas tiga kali lipat dari pulau ini, dan gue yakin disana ada yang selamat atau setidaknya ada penduduk" yakin Gema.

Sementara Dirgha masih terdiam sambil memperhatikan lekat pulau yang berada tak jauh dari posisinya.

"terus kita kesananya naik apa? disini ga ada perahu" lirih Rein.

"kita buat rakitan dari bambu" celetuk Dirgha yang berbalik melihat ke arah Rein.

"bambu?" ulang Gema sedikit kaget. "bang, lo yakin rakitan bambu bisa ngebuat kita sampai dengan selamat ke pulau sana?" tanya Gema yang merasa kurang yakin dengan ucapan Dirgha.

"setidaknya kita coba dulu" jawab Dirgha yang kini beralih melihat Gema. "lagian jarak antar kedua pulau ini ga terlalu jauh dan," jeda Dirgha berbalik untuk melihat ke arah laut.

"ombak laut ga terlalu deras" sambungnya yang melihat arus lautan yang terlihat cukup tenang di pagi hari.

Ucapan yang terdengar 50 : 50.

Rein yang mendengar ucapan Dirgha merasa mulai yakin untuk membuat sebuah rakitan agar dirinya bisa sampai ke sebuah pulau di depannya.

"okey!" celetuk Rein menepuk bahu Gema yang masih terlihat sedikit cemas. "daripada kita di sini terus, lama kelamaan air laut bakalan naik dan merendam pulau ini"

Ucapan Rein dalam sedetik berhasil membubarkan rasa gelisah Gema. Saat ini air laut sudah mulai merendam sebagian daratan karna sedang mengalami pasang.

THE LOST BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang