"Benarkah kek, kita akan berburu sekarang? "
Pagi hari Joseph mengajak Edith yang terlihat kebosanan di kamarnya untuk berburu bersama sekaligus menghabiskan waktunya dengan cucu yang tidak pernah dia tahu sebelumnya.
Melihat Edith yang begitu antusias, Joseph juga merasa senang. Itu salah satu impiannya untuk mengajak cucunya berburu. Meskipun dulu dia mengharapkan cucu laki-laki, tapi setelah melihat Edith rasanya tak buruk juga.
Joseph malah senang dan merasa energi positif Edith mempengaruhi dirinya juga. Dia jadi merasa lebih baik dari sebelumnya, entah karena sudah bertemu Rowan ataupun karena Edith cucunya.
Mereka pergi bersama ke hutan dengan membawa senjata laras panjang.
Tepat setelah mereka pergi, Ajax datang ke rumah. Dia hanya menemukan Rowan dan Maria, tidak dengan Edith jadi Ajax bertanya pada Rowan yang sedang duduk memandang keluar.
"di mana Edith?" Namun pria itu hanya diam sambil memandang ke depan dengan rokok yang menyala di dua jarinya. "Hei, aku bertanya di mana Edith?"
Rowan menghembuskan asap rokok ke atas, menaruh kuntung rokok ke asbak. "Sepertinya aku sedang sakit, dadaku terus saja berdenyut."
Ajax yang tidak mendapat jawaban, mengerutkan dahinya. "Itu karena kau terus merokok."
Rowan menoleh pada Ajax yang masih berdiri di sampingnya. Tatapannya kosong, membuat Ajax yakin jika pria itu sedang sakit. "Kurasa tidak, dadaku sakit karena semuanya sudah kacau."
Mendengar jawaban ngelantur dari Rowan, Ajax tak habis paham. "Kau ini bicara apa sih, kalau kau sakit tidurlah di kamar."
Di lain sisi, Edith sedang mempraktekkan keahlian berburunya pada Joseph.
Awalnya pria tua itu melarang dan ragu padanya, tapi karena dia memaksa Joseph menurutinya.
Edith sedikit merundukkan tubuhnya di balik akar besar, dia membidik ke depan di mana seekor kelinci sedang makan.
Joseph di belakangnya hanya memperhatikan cucunya itu, di lihat dari cara dia memegang senapan dan membidik sambil menunggu waktu yang tepat, Edith sepertinya memiliki bakat. Dia sangat terkesan dengan keahlian cucunya itu.
Dor
Asap mengepul dari ujung laras panjang, menutupi pandangannya untuk beberapa waktu. Edith berdiri dan mendekati buruannya. Kelinci itu sudah terkapar di tanah dengan darah mengucur di bagian dadanya.
"Kakek aku mendapatkannya."
Joseph mendekat dan memperhatikan kelinci itu. "Apa kau menargetkan bagian jantungnya?"
"Iya, karena bagian jantung adalah titik utama dari semua anggota tubuh. Jika kita menembak tepat di jantungnya, otomatis jantung akan berhenti berdetak dan menyebabkan saraf anggota tubuh lain tidak berfungsi lagi. Aku melakukannya untuk mengurangi rasa sakit hewan."
Joseph tersenyum bangga, dia menepuk pundak Edith dengan semangat. "Ohoho kau pintar sekali, apa kau belajar sendiri? Atau tahu dari buku?"
Edith menggeleng,"tidak, aku di ajari seseorang."
Joseph mengangkat kelinci itu, menentengnya dengan tangan kosong. "Siapa dia?"
"Aku tidak bisa memberi tahumu, kek." katanya sambil menggantungkan senapan di punggungnya.
"Oh baiklah aku mengerti. Lebih baik kita pulang sekarang, dan mengolah daging kelincinya. Nanti biar Maria yang memasak, dia pandai mengolah daging kelinci." Satu tangan Joseph menggandeng tangan Edith, mereka berjalan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayahku ternyata duke!!
Short StoryBACA DONG, MASA GAK BACA! Rowan si bucin akut ke istri harus menerima takdir jika wanita yang paling dia cinta meninggal karena melahirkan seorang bayi. ide sendiri ygy.