"Ayah kenapa kau ada di sini?"
Setelah berhasil membuat Edith dan Maria pergi, Rowan menyeret Joseph ke kamarnya tak lupa menutup pintu. Pria itu langsung melayangkan pertanyaan.
"Tentu saja mencarimu, anak durhaka!" sentak Joseph sambil melemparnya menggunakan bantal. Rowan tidak menepis dan menerima begitu saja.
Wajahnya terlihat panik, dia menoleh ke kanan dan kiri takut Edith maupun Maria mengetahui identitas aslinya.
"Bukannya bertanya kabar tentang ayahnya, kau malah mempertanyakan keberadaanku di sini! Anak durhaka, bodoh! Aku mencarimu selama bertahun-tahun dasar anak bodoh!" Joseph melayangkan beberapa pukulan ke perut Rowan. Pria itu mengaduh kesakitan sambil memegangi perutnya.
"Berhenti ayah, berhenti." Setelah beberapa saat tenang, Joseph akhirnya berhenti memukul dia duduk di kursi kerja Rowan karena kelelahan.
"Makanya sudah tua jangan banyak tingkah." celetuk Rowan.
"Kau ini!" Joseph kembali bersiap untuk memukul anak semata wayangnya, tapi dia duduk kembali karena punggungnya yang nyeri. "jika saja aku masih bugar akan kuhabisi kau."
"Lagi pula kenapa bisa ayah tahu aku ada di sini? Aku sudah memperhitungkan baik-baik ayah tidak akan ke sini dengan mudah."
"Aku bernegosiasi dengan Benjamin lalu dia mengizinkanku." Joseph menjawab dengan satu kalimat membungkus Rowan mendengus.
"Jadi, selama lima belas tahun kau bersembunyi dariku kau hidup di sini. Juga mempunyai anak perempuan yang manis itu. Kurang ajar! Kau bahkan tidak memberi tahuku tentang cucuku sendiri. Rowan aku akan menghukummu sangat berat." tekan Joseph yang begitu kesal.
Pasalnya selama dia hidup sendiri di kediaman duke, dia begitu kelelahan dengan segala urusan duke dan ingin segera pensiun untuk menikmati masa tuanya. Mempunyai banyak cucuk yang menemaninya, tinggal di pondok kecil dengan halaman yang indah.
Karena itu jugalah alasan dia menyusul Rowan ke wilayah kekuasaan Benjamin. Joseph ingin Rowan segera menggantikannya.
"Sudahlah ayah itu tidak penting, yang terpenting adalah aku belum siap jika identitasku ketahuan." Terlihat dari wajahnya jika Rowan ketakutan akan identitas yang seorang putra duke Hallgert.
Joseph mengernyit, pria itu seakan menemukan kejanggalan pada putranya. "Ada apa? Apa orang-orang Falkirk membenciku? Dan jika kau ketahuan anak seorang duke Hallgert kau akan di benci juga?" terka Joseph.
Rowan menggeleng, "bukan itu. Pokoknya jangan sampai Meredith mengetahuinya, ini tentang harga diriku."
Joseph menyipitkan matanya curiga, membuat Rowan tidak bisa menatap mata ayahnya. "Kau tidak membicarakan sesuatu yang buruk tentangku'kan."
"Tidak, aku bahkan tidak pernah bercerita tentangmu padanya."
"Apa? bagaimana bisa? Seharusnya kau menceritakan kehebatan kakeknya sang duke Hallgert ini." Joseph membusungkan dadanya sombong.
Melihat Rowan yang terlihat panik dan resah, Joseph memikirkan kejanggalan lain antara Rowan dan putrinya.
Mengingat Meredith mengatakan jika bukan ayahnya yang mengajarkannya berburu dan Rowan mengatakan dia tidak pernah bercerita tentangnya pada Edith, Joseph jadi menspekulasikan hubungan ayah dan anak itu.
"Rowan jangan katakan padaku jika hubunganmu dengannya tidak sesuai apa yang ada dalam kepalaku." Namun Rowan tidak bisa mengatakan apapun, dia terlihat gelisah lalu menghela nafas seolah pasrah akan sesuatu yang mengancam di depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayahku ternyata duke!!
Cerita PendekBACA DONG, MASA GAK BACA! Rowan si bucin akut ke istri harus menerima takdir jika wanita yang paling dia cinta meninggal karena melahirkan seorang bayi. ide sendiri ygy.