6.45 WIB terpampang jelas pada jam digital elektrik dengan layar Lcd Alarm Blacklight, seorang remaja dengan nyamannya bergelut dibawah selimut tebal yang menutupi separuh tubuhnya.
Drrrtttt
Suara notifikasi pesan masuk itupun mengganggu indra pendengaran sang empu, dengan mata tertutup rapat tangan itupun menyusuri tempat dari mana suara itu berasal.
Happp benda pipih itu pun kini berada dalam genggamannya, dan dengan berat hati pula mata hazel coklat meneduhkan itu terbuka.
Ali: gue dah nemu bayi itu
Damp!
Mata yang awalnya penuh akan kantuk yang teramat sekarang membulat sempurna, seakan tak percaya dengan apa yang ia baca dengan reflek ia pun mencubit keras lengan miliknya sendiri.
'Au' pekiknya sendiri, sadar akan hal yang nyata dengan cepat ia pun membalas chat dari sang kaka.
Ali: iya anijir nanti gue jelasin, sekarang lo cepat mikirin nama bayi itu siapa
Dengan kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya, ia pun sekarang harus berpikir keras untuk memberikan sang bayi merah sebuah nama.
'ahaa-nama gue kan chris, kalau nama dia carel cocok kayanya' pikirnya dalam hati.
Setelah beberapa lama berkutat dengan pimikirannya, jari-jari itu pun dengan lincah mengetik balasan chat dari sang kaka.
***
'ahhhh' desahan itu terdengar lembut mengalun dalam indra pendengaran, membuat sang pria semakin menambah sodokan demi sodokan dengan kuat.
'ahhhhkkk yes faster' bibir tipis ber-aroma strawberry terus saja meracau sambil memejamkan mata.
Dengan nakal tangan besar itupun menangkup dan meremas dua buah benda kenyal yang bergoyang seiring dengan hentakan.
"Claudy, apa kau menyukainya?" tanya Aron menggoda pada telinga kanan milik sang gadis
"aghhhh aku aaakhhhhhhh" lenguhan panjang itu terdengar seiring dengan badan yang menegang dan bergetar hebat.
Alis tebal yang hampir menyatu itupun berkerut dengan keringat yang mengucur deras pada dahinya, terlihat jelas bahwa sang empu tengah gelisah dalam tidurnya.
'Ahhh' lenguhan dan erangan keras itu terdengar jelas memenuhi kamar private dengan warna white full milik sang pewaris tunggal rumas sakit, tubuh itu reflek terduduk dengan tubuh atletis yang terpampang jelas akibat kaos putih yang dipenuhi peluh sang empu.
"Shit, Claudy aku pasti akan mendapatkanmu" ucapnya sembari mengepalkan tangannya kuat, hingga buku jari-jari itu memutih.
***
2 menit cukup bagi Chris untuk melakukan ritual mandi kilatnya, ia harus bergegas menyusul sang kaka.
Chris: kirimin alamat lo sekarang
Sembari menunggu balasan sang kaka, ia pun sesegera mungkin mengambil beberapa baju dari dalam lemari mewahnya.
'what!' kagetnya dalam hati
tangan itu masih menggantung pada pintu lemari setengah terbuka, Chris kaget dengan apa yang ia lihat. Lemari itu berukuran besar dengan tinggi yang menyamai kamar husus pakaian itu, dan bersejajar rapi dengan gaya hingga letak yang berbeda sesuai dengan harga. Oh ayolah, bahkan masalah baju pun selama ini tak pernah sekalipun ia urus sendiri. Asistennya lah yang biasanya menyediakan hal semacam ini untuknya. Berhubungan hari ini adalah hari pertamanya break syuting hingga beberapa hari kedepan dan seterusnya ia harus urus sendiri karena beberapa asisten rumah tangga pun pulang mudik dengan alasan ingin kumpul hari raya bersama dengan keluarga.
"Hmmmm" dehemnya pelan sembari mengambil beberapa pilihannya.
Dan disinilah ia sekarang, berdiri di depan cermin panjang dengan meja disampingnya. Hanz de fuko pomade kini berada dalam genggamannya, kemudian mengambil beberapa untuk ia olesi pada rambut ikal coklatnya.
"perfeck, tidak buruk" ucapnya sembari menatap datar pantulan dirinya dari kaca. Tidak lupa ia pun memakaian masker hitam andalannya, dan juga topi hitam polos favoritnya.
"Dengan begini orang-orang tidak akan mengenaliku" pikirnya sembari tersenyum tipis.
***
Tap
Tap
Tap
Suara langkah sepatu itu kini memenuhi ruang utama milik keluarga besar prawiro, seorang wanita tengah duduk santai disamping aquarium besar sembari membaca majalah pada tangan kirinya. Sadar akan suara yang mengganggu aktifitas membacanya, ia pun segera menoleh kearah asal suara itu berada.
"Kesayanya mamah pagi-pagi udah rapi gini, mau kemana" tanya sang ibu lembut memandang putra bungsunya.
Senyum merekah kini terpampang jelas di balik masker hitamnya, wanita tercintannya tetap terlihat muda di kala umur sudah menginjak 58 tahun. Ah ia iri pada kaka berandalnya yang mana berwajah baby face turunan dari sang ibu
'akh, sangat tidak cocok sekali wajah cantik dan imut milik ibu ada pada si berandal jalanan' pikir Chris kesal.
Sementara dirinya, ia membenci dirinya sendiri karena mewarisi wajah milik sang ayah brengseknya.
"ibu, hari ini ada hal penting yang harus Chris lakuin. Chris pamit bu" ucap Chris sopan sembari menyalami punggung tangan sang ibu.
"Loh, jadwal home schooling kamu hari ini kosong Chris?" tanya sang ibu pada putra bungsunya
"Hehe, untuk hari ini Chris libur dulu ya bu" ucap Chris di akhiri dengan cengiran manjanya pada sang ibu.
"Kamu ini" jawab sang ibu sembari menggeleng heran pada sang putra.
Kunci motor Ninja H2R kini berada dalam genggamannya, Chris pikir lebih baik mengenakan sepeda motor dari pada mobil mewahnya agar tidak terkena macet panjang saat melewati padatnya lalu lintas.
***
Brummm
Brummm
Suara knalpot terdengar nyaring dari jauh, membuat ibu-ibu yang berada di taman amanah daycare bandung kini menatap sang empu pimilik suara.
Chris kini memarkirkan motor besarnya pelan, kemudian dengan langkah besar memasuki tempat pinitipan anak, mata hazel coklat itu fokus menatap segala penjuru ruangan guna mencari sang kaka.
deggg
'Kenapa pada natap gue ya, kan udah pake masker sama topi' pikir Chris bingung.
Bukkk
Suara itu terdengar jelas kala seseorang menepuk keras pundak Chris dari belakang
"Anjir.!!! Siapa si-" ucap Chris kesal
"Hehe, sorry gue sengaja. Lagian itu juga pelan bego" ucap Ali nyengir dengan wajah jahilnya
Di sisi lain Claudy yang berdiri disamping Ali kini merasa debaran yang teramat sangat pada jantungnya
"OMG, ganteng banget aslinya. Beribu kali lipat damage-nya dari pada yang difoto" pekik Claudy girang dalam hati. Tak dipungkiri masker dan topi hitam yang menutupi wajah sang idola malah menambahkan nilai plusnya dalam hal ketampanan, jika saja Claudy tak menyadari dimana ia sekarang berada mungkin sudah lompat-lompat kegirangan.
"Eh li, bayi itu dimana" tanya Chris tak sabaran
Alipun segera mengode sang adik agar tak membicarakan hal itu, dan melirik Claudy agar Chris paham akan maksudnya. Mengerti akan lirikan sang kaka, Chris pun menoleh ke arah gadis yang dimaksud sang kaka, kemudian menarik masker hitamnya kebawah dagu.
"hai" sapa Chris pada Claudy sembari tersenyum.
Sedangkan Claudy yang disapa hanya terpaku dengan mulut yang sedikit terbuka, ia sungguh tak menyangka pria idolanya kini ada dihadapannya tengah tersenyum manis dan menyapanya.
"Ingat baik-baik Clo, dia nyapa lo. M-E-N-Y-A-P-A" pikir Claudy sembari mengunci rekat-rekat dalam ingatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seuntai Lisan
RomanceNote: banyak adegan dewasa (21++) Aron yang tak pernah mendapat cinta dari wanita yang pernah melahirkannya, hampir menganggab bahwa cinta itu hanya mitos dan bualan semata. Bahkan ia sama sekali tak berani memimpikan apa itu cinta dan dicintai, dan...