Terungkap

6 3 0
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝



━─━─━─━─=== • ✠ • ===─━─━─━─━≫

Hari Rabu, merupakan hari terakhir SMAN 1 Kepanjen melakukan pelantikan. Setelah selesai pelantikan, peserta membereskan perlengkapan merekap, lalu segera menaiki mobil dan bergegas menuju ke sekolah mereka untuk pulang.

Setelah memakan waktu tiga jam perjalanan, kini mereka sampai di sekolah, yang ternyata para siswa masih belum pulang karena masih jam istirahat.

Para peserta yang pulang dari kemah segera menurunkan alat-alat dan membereskannya ke ruang Pramuka. Setelah selesai, kebanyakan dari mereka menuju kantin untuk mengisi perut. Ada juga yang bergabung bersama teman-teman lainnya karena rindu, dan ada juga yang memilih untuk langsung pulang.

Chelsea lebih memilih untuk menuju kantin karena lapar, sedangkan Bryan menemui pembina. Ia mengatakan akan segera menyusul Chelsea ke kantin.

Chelsea perlahan, tetapi penuh semangat menuju kantin. Ia memesan makan terlebih dahulu, setelah itu Bryan pun menyusul. Mereka makan bersama sambil bercerita sedikit tentang pengalaman mereka sewaktu berkemah.

Sementara itu, terlihat sepasang kekasih tengah berbicara serius di sebuah gudang sekolah yang terletak tak jauh dari kelas XI IPS 1.

“Aku nggak mau tahu! Hari ini Chelsea udah pulang, kamu secepatnya harus bunuh dia!” perintah Miranda dengan suara keras.

“Iya sayang iya. Lagi pun, kamu kenapa sih kok pengen banget aku bunuh dia? Toh juga nggak ada manfaatnya 'kan, buat kamu kalau aku bunuh dia?” tanya Galang penasaran.

Miranda terdiam sesaat sambil menunduk. Air matanya perlahan mulai menetes.

“Sayang, kamu kenapa? Jujur sama aku,” ucap Galang sambil memegang kedua punduk Miranda.

Perlahan, Miranda memberikan ponselnya pada Galang.

“Untuk apa?”

“Coba lihat,” suruh Miranda sambil mengusap air matanya.

Galang pun mengambil ponsel Miranda, lalu memutar sebuah video.

“Lepasin gue, Chelsea! Lo mau bawa gue ke mana?” tanya Miranda sambil terus memberontak saat ditarik Chelsea.

“Udah diem, ikut gue!” bentak Chelsea.

Chelsea langsung menarik Miranda dan mendudukkannya di kursi, lalu mengikatnya. Ia menyekap Miranda sambil membawa sebilah pisau di tangan kanannya.

“Chelsea, apa yang mau lo lakuin?” tanya Miranda dengan nada panik.

“Lo tanya gue mau ngapain? Gue mau ngelakuin apa yang lo lakuin dulu ke orang tua gue!” sarkas Chelsea dengan nada tinggi.

“Gue gak ngerti sama maksud lo!” Miranda terlihat kebingungan.

“Emang lo gak ingat? Bukannya kemarin lusa lo baru aja mendatangi rumah orang tua gue di luar kota? Lo ngebawa sekumpulan preman buat membunuh mereka tanpa sepengetahuan gue. Tiba-tiba, gue dapat kabar dari tetangga orang tua gue kalau mereka udah meninggal. Lo juga udah ngerebut Galang dari gue. Selama ini, gue adalah orang pertama yang kenal dengan Galang sebelum lo, dan gue udah akrab sama dia lebih dulu. Tapi kenapa Galang malah jadinya sama lo? Harusnya sama gue, karena gue sayang sama dia. Lo datang cuma ngerebut doang. Manusia kayak lo tuh, udah gak pantas buat hidup. Jadi sekarang, lo harus ngerasain nasib yang sama dengan apa yang orang tua gue rasain untuk membalaskan dendam mereka. Gue akan ngehabisin lo untuk mengobati rasa sakit hati gue!” ancam Chelsea dengan senyum smirk-nya, sambil membawa sebilah pisau di tangannya.

“Chelsea, please! Gue gak ngerti sama yang lo omongin. Gue gak ngebunuh orang tua lo, lo gak usah fitnah gue!” Miranda terus menggoyang-goyangkan tubuhnya yang diikat.

Chelsea pun menggoreskan sedikit pisau di tangan Miranda sebelah kiri sampai terlihat darah yang keluar perlahan. Miranda hanya bisa berteriak sambil menangis.

“Chelsea! Lo tega sama gue! Gue gak ngebunuh orang tua lo! Mungkin gue cuma difitnah!”

“Emang ya, maling gak bakal pernah ada yang ngaku. Ntar penjara penuh soalnya. Udahlah, gak usah lama-lama lagi. Gue males lihat lo lama-lama hidup. Makin lama kayaknya lo bakal makin ngehancurin kehidupan gue.” Chelsea mulai mendekati Miranda dengan raut muka marah.

Saat Chelsea hendak menusuk perut Miranda, tiba-tiba datang seorang laki-laki memasuki gudang tersebut. Ia adalah sahabat Miranda sejak kecil. Ia mendobrak pintu dengan sangat keras.

“Woi! Apa yang mau lo lakuin pada Miranda?”

Chelsea langsung terkejut karena kedatangan seseorang yang tidak ia kenal.

“Oke, kali ini kalian lolos. Lain kali gue bakal lakuin yang lebih parah dari ini. Ini bukan yang terakhir, camkan itu!” ancam Chelsea terlihat emosi.

Mengetahui bahwa rencananya gagal, Chelsea pun langsung membuang pisau dan berlari keluar.

Rekaman video pun berakhir.

Melihat rekaman itu pun, Galang mulai mengepalkan kedua tangannya. Ia benar-benar mulai marah pada Chelsea.

“Kamu dapat rekaman ini dari mana? Kenapa bisa terekam kejadian seperti itu?” tanyanya mulai emosi.

“Emang kamu nggak lihat? Ini kejadiannya di gudang sekolah yang bagian sudut selatan. Di gudang itu lebih sepi dari gudang sini, tapi tetap ada CCTV! Lalu setelah kejadian itu, aku mempunyai inisiatif untuk meminta salinan video CCTV ke operator di sekolah ini,” ucap Miranda sambil masih sesenggukan.


***

═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╗
• B E R S A M B U N G • •
╚═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╝

Hai-hai, guys!
Gimana kabar kalian? Semoga baik-baik aja, yah.

Oh ya, gimana menurut kalian ceritanya? Bagus nggak? Seru nggak? Kalau bagus dan seru, jangan lupa vote, comment, and share yahh...🥰
Penasaran nggak sama kelanjutannya?
Kalau penasaran, wait next part yaaa
Seee you😍😍

Salam,
Eryun Nita

Telah Pergi (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang