Ada Apa dengan Galang

56 19 0
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝



━─━─━─━─=== • ✠ • ===─━─━─━─━≫

Sesampainya di tribun luar, mereka turun dari motor. Chelsea membeli makanan cilok dan juga pop ice, sementara Galang memfoto beberapa objek yang menurutnya bagus.

Setelah selesai membeli, Chelsea menunggu Galang di tribun paling bawah, ia duduk sambil menikmati makanannya.

Tiba-tiba, dari arah samping datang seorang lelaki yang mengenakan celana jeans berwarna hitam dengan model sobek-sobek di bagian lutut, serta kaos berwarna hitam. Ia memakai tindik kecil di telinga sebelah kanan, serta rambut yang acak-acakan.

“Eh, ada mbak-mbak cantik. Mbaknya lagi sendirian, ya?” goda lelaki berbadan tinggi sedikit gemuk.

Chelsea membulatkan kedua matanya karena terkejut melihat kedatangan seorang lelaki yang asing baginya. Kemudian ia ketakutan ketika mengetahui penampilan lelaki tersebut yang terlihat seperti anak berandal.

Siapa nih cowok? Kenal aja enggak, batinnya. Ia hanya diam dan tak menjawab.

“Eh, sok cuek malahan. Ayo, ikut aku,” ajaknya berusaha menarik tangan Chelsea. Beruntung, Chelsea segera menjauhkan diri.

Chelsea hanya menggelengkan kepala.

“Woi, Rio! Udahlah, lu kelamaan. Langsung aja tarik,” usul teman lelaki berambut sedikit keriting itu.

Tanpa menunggu, lelaki yang ternyata bernama Rio itu pun langsung menarik tangan Chelsea.

“Eh, apa-apaan ini?” Chelsea meletakkan makanan di sampingnya. Kemudian berdiri dan berusaha melepaskan tangannya yang dipegang seorang lelaki yang tidak ia kenal.

“Ikut gua!” paksa Rio.

“Gak! Gue gak mau. Tolong! Lepasin!” Chelsea berusaha memberontak.

“Gak! Gua gak bakal lepasin!” tolak lelaki tersebut dengan kasar.

Chelsea tetap memberontak. Namun, tenaganya tetap saja kalah. Tiba-tiba baju lelaki tersebut ditarik ke belakang oleh seseorang yang Chelsea ketahui adalah Galang.

“Galang!” Chelsea seketika terkejut.

Galang langsung menarik baju lelaki tersebut dari belakang ke depan tribun dan menarik kerahnya.

“Lu gak usah gangguin cewek!” Tiba-tiba Galang langsung meninggikan nada bicaranya.

“Woi, santai aja dong, Bro!” sahut lelaki bernama Rio.

“Kenapa lu gangguin cewek, ha?!” tanya Galang terlihat marah.

“Terserah gualah, suka-suka gua. Emang lu siapa dia, sampai ikut campur urusan dia?”

“Lu gak perlu tahu gua siapa dia!” sarkas Galang yang emosinya mulai meluap-luap.

“Udahlah, mending lu balik sono. Lu dicariin mak lu,” ejek Rio sambil tersenyum meremehkan.

Karena sudah tak dapat menahan emosinya, tanpa menunggu, Galang langsung melepaskan kerah Rio dan memukul perutnya.

Akhhh!” teriak Rio kesakitan.

“Galang!” teriak Chelsea. Ia panik karena Galang terlihat sangat marah dan penuh emosi.

“Kurang ajar, lu! Mau main kekerasan, ya? Oke, siapa takut! Sini lu, kalau berani!” tantang lelaki berambut sedikit keriting itu.

Lelaki berkalung titanium silver itu [aaci1] langsung maju guna memukul galang. Namun, terlambat. Galang jauh lebih cepat dan juga lincah dari lelaki Rio. Galang langsung memukul tangan dan kaki Rio hingga kesakitan.

Saat lelaki Rio lengah, Galang langsung memukul punggungnya hingga dia terjatuh ke aspal dan langsung Galang langsung injak.

Akhhh! U-udah! Stop, u-udah!” pinta lelaki Rio dengan nada sedikit lemah dan terbata-bata karena tubuhnya sudah lemas.

Teman Rio pun tak berani mendekat untuk menolong. Ia takut jika Galang juga akan memukulinya. Ia hanya diam di tempat melihat temannya dipukuli oleh Galang hingga habis-habisan.

“Sampai gua lihat lagi lu berani gangguin dia, gua gak akan segan-segan ngebunuh lu. Camkan itu, brengsek!” ancam Galang yang masih terlihat marah.

Rio sudah tak mampu lagi untuk menjawab. Ia hanya diam.

Dengan cepat, Chelsea menghampiri Galang dan menariknya.

“Galang! Udah-udah. Aku nggak diapa-apain kok sama dia,” ucap Chelsea tiba-tiba.

“Tetap aja dia udah berani nyentuh kamu. Kalau sampai tadi aku nggak narik dia, mungkin kamu udah diapa-apain sama dia. Emang kamu mau?” Galang langsung meninggikan nadanya.

Merasa ada yang berubah dengan Chelsea, Galang pun melirik Chelsea. Ia melihat raut muka Chelsea berubah menjadi sedikit ketakutan dan menundukkan kepala. Chelsea merasa sakit hari setelah mendengar ucapan Galang yang dengan nada tinggi.

“Chelsea, maaf. Aku nggak bermaksud membentak kamu. Maaf, ya,” pinta Galang terlihat menyesal.

Chelsea hanya diam.

“Sudah, ayo kita ke tribun lagi,” ucap Galang dengan lembut.

“Maaf kalau tiba-tiba tadi aku bentak kamu, soalnya aku punya masalah sama emosi. Aku punya gangguan mental, jadi, kadang aku tuh gak sengaja tiba-tiba meninggikan nada bicara kalau lagi kesel sama seseorang,” jelas Galang saat sudah duduk. Ia terlihat sangat merasa bersalah karena telah membentak Chelsea.

“Ohh gitu, ya. Ya udah, nggak pa-pa, kok. Ini, kamu minum dulu. Makasih, ya, tadi kamu udah nolongin aku,” ucap Chelsea kembali tersenyum sambil menyodorkan pop ice pada Galang.

“Iya, sama-sama,” ucap Galang sambil meneguk minumannya.

Chelsea tersenyum. “Oh ya, tadi aku juga beli cilok. Ini, yang satu bungkus buat kamu. Aku yakin kamu pasti belum makan,” ucap Chelsea seraya mengambil ciloknya.

“Iya, aku emang belum makan,” ucap Galang sambil tersenyum.

“Kenapa nggak makan?” tanya Chelsea heran.

“'Kan, aku di rumah sendirian dan nggak ada yang masak,” jawab Galang sedikit sedih.

“Ohh gitu.” Chelsea terlihat mengangguk-angguk mendengar jawaban dari Galang.

Mereka berdua makan bersama dan tertawa riang.

Tak terasa waktu telah siang. Mereka berencana meninggalkan tempat ini.

“Eh, di sini makin lama makin panas. Ayo, kita pergi dari sini,” ajak Galang.

“Loh, emangnya mau ke mana?” tanya Chelsea.

“Ke taman puspa aja, yuk. Di sana 'kan, adem,” usul Galang.

“Emm boleh. Tapi, kamu nggak keberatan emangnya?” tanya Chelsea lagi sedikit ragu.

“Nggak kok. Udah, ayo cepat,” ajak Galang sambil menuju ke motornya.

Chelsea hanya mengangguk. Setelah itu, mereka segera bergegas menuju taman puspa yang terletak di pinggir jalan Jalibar.

***

═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╗
• B E R S A M B U N G • •
╚═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╝

Hai-hai, guys!
Gimana kabar kalian? Semoga baik-baik aja, yah.

Oh ya, gimana menurut kalian ceritanya? Bagus nggak? Seru nggak? Kalau bagus dan seru, jangan lupa vote, comment, and share yahh...🥰
Penasaran nggak sama kelanjutannya?
Kalau penasaran, wait next part yaaa
Seee you😍😍

Salam,
Eryun Nita

Telah Pergi (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang