Balapan

7 3 0
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝



━─━─━─━─=== • ✠ • ===─━─━─━─━≫

Saat Galang dan Bryan sudah mulai ancang-ancang start, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh kedatangan seorang gadis di depan mereka yang menghadang motor mereka.

Stop! Udah cukup! Hentikan! Kenapa sih, kayak gini? Kayak anak kecil tahu gak!”

“Chelsea!” Mereka berdua terkejut.

“Kamu ngapain di sini, Sayang? Kamu di rumah aja,” ucap Bryan.

“Nggak mau! Kamu bohong! Katanya kamu ada urusan, ternyata kamu malah balapan di sini. Buat apa, ha? Buat apa?!” tanya Chelsea sedikit kecewa.

“Demi kamu.”

Dua kata yang sukses membuat Chelsea bingung.

“Maksudnya?”

“Galang nantang aku balapan dan kamu taruhannya. Kalau misal aku nggak terima tantangan dia, itu sama aja aku ngelepasin kamu gitu aja ke tangan dia,” terang Bryan.

“Galang, maksud kamu apa?!” tanya Chelsea.

“Ini juga demi kamu, kok. Supaya kita bisa kembali kayak dulu lagi,” ucap Galang enteng.

“Udah cukup! Gue gak mau kalian kenapa-napa!” teriak Chelsea.

Merasa Riska ada di sana, Bryan langsung memberi kode. Riska yang mengerti pun langsung menarik Chelsea.

“Chel! Udah, lo jangan gini! Ini di pinggir jalan. Udah, jangan halangin mereka. Biar mereka buktiin cinta mereka ke lo!” tahan Riska.

“Tapi, Ris, gue gak bisa diam aja kayak gini caranya. Gue gak mau mereka mempertaruhkan nyawa mereka!” Chelsea berusaha memberontak.

“Udah nurut sama gue!” Riska pun menarik Chelsea dengan paksa. Setelah berhasil, Galang dan Bryan langsung melesat. Chelsea hanya bisa menahan sakit. Hatinya terasa teriris. Ia tak mau jika kehilangan Bryan.

Galang dan Bryan langsung balapan. Mereka selalu berusaha saling menyalip satu sama lain. Beruntunglah kondisi jalan saat itu sepi. Sehingga, mereka bisa leluasa menguasai jalan.

Boleh juga kemampuan lu, bocah, batin Bryan sambil melihat kemampuan Galang.

Belum tahu kali, siapa gua. Gua ‘kan, psikopat, sombong Galang dalam hati. Ia mengerti bahwa Bryan tengah memerhatikannya.

Dih, sombong amat. Nih anak belum tahu apa, gua siapa? Gini-gini gua juga ketua geng motor, yang anak-anak manggil gua si raja balap. Tenang aja, gua bakal kerahin semua kemampuan gua sepenuhnya buat Chelsea, batin Bryan dengan senyum smrik-nya.

Balapan terjadi dengan sangat sengit. Saat telah sampai di ujung timur, tiba-tiba ada sebuah truk dari arah utara dan berbelok ke barat. Dengan cepat Galang langsung menghabiskan jalan bermaksud agar Bryan terjatuh.

Karena terkejut, Bryan langsung mengerem dan mengambil jalan lain. Ia keluar dari jalan, kemudian langsung menancapkan gas dan langsung mengejar ketertinggalan karena Galang sudah jauh di depan.

Bryan langsung melesat menuju barat.

“Kurang ajar! Tu bocah mainnya nakal banget! Awas aja lu! Gua hampir mati gara-gara lu, bocah! Bener-bener pembunuh!”

Bryan sangat emosi dan langsung berkendara dengan kecepatan tinggi—seakan sudah tak punya pikiran apa-apa. Yang ia pikirkan hanyalah bagaimana caranya bisa memenangkan balapan itu.

Tiba-tiba Bryan seperti orang kesetanan. Ia langsung melesat begitu saja meninggalkan Galang tertinggal jauh. Garis finish tinggal beberapa puluh meter lagi. Galang juga mengejar Bryan dengan cepat.

Saat mendekati garis finish, mereka berdua menjadi saling berdampingan. Bryan langsung langsung menancapkan gas. Alhasil, Bryan-lah yang menang. Ia merasa sangat puas karena bisa mendapatkan Chelsea.

“Tuh ‘kan, gue bilang juga apa? Mas Bryan pasti menang! Dia itu ketua geng motor, raja balap juga di sini. Dia sayang banget sama lo. Bahkan dia rela mati-matian demi lo.”

“Iya-iya, Riska, gue ngerti. Gue seneng banget rasanya. Alhamdulillah Mas Bryan menang,”

Mengerti bahwa Galang dan Bryan sudah selesai balapan, Chelsea pun merasa tak enak hati. Sehingga, ia langsung mengajak Riska dan juga Revan untuk menghampiri mereka berdua.

Sesampainya di garis finish, mereka berdua turun dari motor dan langsung berdiri berhadapan di tengah jalan.

“Oke, tantangan lu udah gua laksanain. Lu tahu sendiri hasilnya gimana. Gua yang menang. So, sesuai perjanjian, gua yang milikin Chelsea dan lu harus ninggalin Chelsea!” ucap Bryan dengan senyum bahagia.

“Gak bisa semudah itu!” Galang mendorong tubuh Bryan.

“Woi! Santai aja, dong! Gua ngomong baik-baik, nih! Mau lu apa? Lu gak terima gua menang?” Bryan mendadak emosi.

“Ya! Gua gak terima lu menang. Mau gua, kita duel habis-habisan malam ini, sampai titik darah penghabisan. Buat ngebuktiin, siapa yang beneran pantas buat Chelsea!” tantang Galang.

“Hah! Titik darah penghabisan?!” teriak Chelsea dan Riska bersamaan. Mereka melihat Galang dan Bryan dari jauh.

“Oke, siapa takut! Sorry, gua bukan pengecut!” Tukas Bryan sambil menatap tajam pada Galang.

“Nggak! Mas Bryan, jangan!” teriak Chelsea dari jauh.

“Ris, ayo buruan samperin mereka! Gue gak mau kalau nanti Mas Bryan malah terluka. Gue gak mau dia kenapa-napa. Gue gak mau kehilangan dia!” Chelsea terlihat sangat panik sambil menarik tangan Riska. Riska juga mengajak Revan.

Setelah itu, Chelsea dan Riska segera berlari bersama Revan untuk melerai Galang dan juga Bryan.

***

═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╗
• B E R S A M B U N G • •
╚═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╝

Hai-hai, guys!
Gimana kabar kalian? Semoga baik-baik aja, yah.

Oh ya, gimana menurut kalian ceritanya? Bagus nggak? Seru nggak? Kalau bagus dan seru, jangan lupa vote, comment, and share yahh...🥰
Penasaran nggak sama kelanjutannya?
Kalau penasaran, wait next part yaaa
Seee you😍😍

Salam,
Eryun Nita

Telah Pergi (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang