06

544 90 6
                                    

Jin Zixuan dan Wu Xian tampak bersenang senang di kota. Jin Zixuan membeli apa pun yang di inginkan oleh Wu Xian. Namun, ia tampak heran saat sejak tadi hanya makanan yang di inginkan oleh wanita cantik di sebelah nya itu.

"Sejak tadi kau hanya meminta makanan, apa kau tidak mau yang lain nya?" Jin Zixuan
"Hmm?" Wu Xian tampak menoleh sambil memakan sate cumi.

"Makanan sudah cukup untuk ku. Lagi pula apa yang harus ku minta?" Wu Xian
"Apa? Lihat lah banyak penjual kain, pakaian perhiasan. Kau bisa meminta itu." Jin Zixuan, Wu Xian tampak berpikir.

"Kau sudah terlihat masalah karna aku. Setidaknya aku harus memberimu balasan yang pantas." Jin Zixuan
"Sudahlah aku tidak butuh itu." Wu Xian kembali melangkah.
"Setidak nya ayo lihat dulu." Jin Zixuan menarik Wu Xian menuju penjual hiasan rambut.

"Tuan muda, mari mari semua adalah barang bagus." Pedagang.
"Lihat, banyak yang cantik pilih saja." Jin Zixuan
"Sudah ku katakan tidak perlu, mereka pasti tidak murah karna terbuat dari giok, emas dan perak." Wu Xian 
"Apa aku terlihat tidak mampu untuk membeli nya?" Jin Zixuan tampak mendengus tidak terima.

"Ahaha, kalian tampak cocok. Wanita yang suka berhemat dan pria yang tidak perduli dengan uang."  Pedangang
"Paman jangan salah paham, kami hanya teman." Wu Xian
"Benar benar, teman untuk sekarang." Pedagang itu tampak tertawa.

"Sudah, mana yang kau mau?" Jin Zixuan
"Pemaksa sekali." Wu Xian tampak memilih aneka hiasan rambut. Di sebelahnya Jin Zixuan tampak melakukan hal yang sama.

"Ku fikir ini akan cocok dengan mu." Jin Zixuan tampak mencocokan sebuah hiasan rambut ke kepala samping Wu Xian.

"Hum? Kau fikir ini bagus?" Wu Xian tampak menerima cermin pemberian pedagang itu.
"Em, ini terlihat sangat bagus." Wu Xian
"Bungkus ini." Jin Zixuan memberikan hiasan rambut itu dan membayar nya.

"Tuan, silahkan." Pedagang itu memberikan jepit rambut yang telah di bungkus kepada Jin Zixuan.
"Em, untuk mu." Jin Zixuan memberikan nya kepada Wu Xian.
"Terimakasih." Wu Xian tampak senang menerima hiasan rambut itu.

Senyuman Wu Xian yang begitu tulus setelah menerima pemberian nya. Membuat Jin Zixuan merasakan getaran aneh di dadanya.

"E-em, itu bukan apa apa." Jin Zixuan memalingkan wajahnya.

.+.

"Wu Xian, ku dengar kau terlibat masalah dengan Wen Chao. Apa itu benar?" Lou Qinyang
"Em, itu benar." Wu Xian tampak merapikan buku buku nya.

"Apa yang terjadi? Bagaimana kau bisa bermasalah dengan nya?" Lou Qinyang
"Aku tak sengaja melihat nya di pojokan oleh Wen Chao, aku menolong nya." Wu Xian

"Sebaiknya kau tidak berurusan dengan nya. Kakak pertamanya sangat kuat dan sombong. Ia tidak akan melepaskan siapa pun yang menyingung nya." Lou Qinyang
"Terimakasih sudah memberi tau ku, tapi aku akan baik baik saja." Wu Xian tersenyum manis.

"Aku sudah memperingati mu." Lou Qinyang
"Eh, hiasan rambutmu tampak bagus. Dimana kau membeli nya?" Lou Qinyang
"Pemberian Jin Zixuan, semalam kami pergi kota bersama." Wu xian

"Kau dan dia?!" Lou Qinyang tampak kaget
"Em, mengapa?" Wu Xian menutup telinga nya saat Lou Qinyang bersuara cukup keras.

"Aku belum mengetahui benar atau tidak. Tapi, ku dengar Jin Zixuan akan di jodohkan dengan seseorang." Bisik Lou Qinyang
"Sungguh?" Wu Xian
"Dengan siapa dia di jodohkan?" Wu Xian dan Lou Qinyang melangkah keluar kelas
"Aku tidak tau, kau tanyakan saja kepada nya." Dengan gestur tubuh Lou Qinyang memberi tau jika Jin Zixuan ada di depan mereka.

"Bagaimana aku bisa bertanya secara langsung. Itukan bukan urusan ku." Wu Xian mencembilkan bibir bawahnya.

"Kalian membicarakan apa?" Jin Zixuan
"Kau, aku duluan Wu Xian." Lou Qinyang segera pergi.
"Eh, kau mau kemana? Huff dia pergi." Wu Xian mendengus

"Kau membicarakan aku?" Jin Zixuan
"Ya, seperti yang kau dengar." Wu xian kembali melangkah.
"Jika ada yang ingin kau tanyakan, kau bisa bertanya langsung kepada ku." Jin Zixuan melanglah di sebelah nya.
"Tidak, akan ku tanyakan lain kali. Lagi pula, tidak sopan bagiku bertanya hal pribadi saat kita baru saja berteman." Wu Xian

"Aku tidak masalah." Jin Zixuan melihat kearah hiasan rambut di kepala Wuxian. Ia tampak puas saat Wu Xian menggunakan hiasan itu.
"Sudah sudah luapkan saja." Wu Xian

"Kalian tunggu!" Tiba tiba Wen Chao menghadang langkah mereka.
"Kau lagi, ingin mencari masalah lagi?!" Wu Xian mengepalkan tangan nya

"Humph! Senior Lan memanggil. Kalian berdua harus ikut." Wen Chao
"Cih.. dia mulai." Dengus Jin Zixuan dengan kesal.

"Jin Zixuan, hari ini aku sungguh akan membuat mu malu!" Wen Chao
"Memuakan." Wu Xian merotasikan matanya saat melihat sikap Wen Chao yang semakin sombong saja.

.+.

"Senior Lan." Jin Zixuan dan Wu Xian memberi salam kepada Lan Xichen, yang tampak duduk bersebelahan dengan seorang pria dewasa yang Wu Xian yakini adalah saudara Wen Chao.

"Kalian datang, Wen Xu ingin bertemu kalian dan membahas masalah kemarin." Lan Xichen berusaha tersenyum kalem.
"Ku fikir masalah itu telah selesai, ternyata belum." Wu xian bersuara dengan nada yang tidak bersahabat.

"Adik junior, jaga sikap mu di hadapan senior." Wen Xu.
"Kakak senior, bertingkah lah seperti senior jika kau ingin di hargai." Wu Xian, alis Wen Xu menukik tajam.

"Sudah sudah, masalah tidak akan selesai jika kalian hanya berdebat." Lan Xichen mencoba melerai.
"Anda tau dengan pasti bahwa ini tidak akan selesai. Lalu, mengapa anda dengan repot repot nya mengumpulkan orang yang bahkan tidak sadar kesalahannya sendiri." Wu Xian

Lagi lagi, ucapan tegas Wu Xian membungkam semua orang.

"Jika kau tidak puas dengan apa yang terjadi di lorong. Mari kearena bertarung sekarang juga. Apa guna nya berbicara dengan mu." Wu Xian

"Apa kau fikir aku takut dengan mu?!" Wen Chao
"Tidak takut, tetapi masalah seperti ini kakak tertua mu turun tangan. Luar biasa, kau pasti kesayangan orang tua mu." Wu Xian

Wen Chao mengepalkan tangan nya kuat, di sela sela ucapan nya Wu Xian pastilah sedang menghina nya.

"Adik junior, kau semakin tidak sopan." Wen Xu mengeluarkan tekanan energi yang besar. Membuat Wu Xian dan Jin Zixuan tampak kesulitan berdiri dengan benar.

"Achk!!!..."

"Wen Xu, hentikan itu. Jika para tetua mengetahui apa yang kau lakukan. Hal ini tidak akan di maafkan." Lan Xichen

"Humph!" Wen Xu mendengus dan melepaskan tekanan anerginya.

Nafas Wu Xian dan Jin Zixuan tampak tersengal. Sorot mata Wu Xian tiba tiba menjadi semakin tajam dan tajam. Hal itu di sadari oleh Lan Xichen.

"Ah.. nona Wu, anda dan Jin Zixuan bisa kembali kekelas. Aku yang akan bicara dengan nya." Lan Xichen

"Ada apa ini? Mengapa aku merasakan sosok lain di tubuh nya." Lan Xichen.

"Untuk apa memanggil kami kemari jika anda tidak membutuhkan kami." Nada suara Wu Xian yang berubah membuat semua orang tercekat. Juga, energi aneh yang ia keluarkan membuat Wen Chao menggigil ketakutan.

"Senior Wen, apa kau fikir kau orang terkuat di akademi ini." Wen Xu sangat terkejut dengan tatapan membunuh Wu Xian.

"Kau ingin bertarung, maka ayo lakukan." Pusaran energi merah di telapak tangan Wu Xian lagi lagi membuat semua orang kaget.

"S-seni iblis?! K-kau pengguna seni iblis?!" Wen Chao terbata ketakutan. Jin Zixuan juga sangat terkejut ia tak menyangka gadis sederhana yang ia lihat, ternyata memiliki banyak kekuatan.

"Benar, kau takut sekarang." Wu Xian menatap lebih nya dengan sorot mata lebih dingin.

TBC !!

30 Vote untuk next udpate

Mengambil Milik ku Kembali Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang