26 ( ekstra )

483 68 5
                                    

"Salam kepada kedua Tetua." Wu Xian memberi hormat kepada Lan Qinghe Jun dan Nie Yizhao
"Em, mari duduk dan bicara dengan nyama." Lan Qinghe Jun mempersilahkan Wu Xian dan Hua Cheng untuk duduk.
"Sepertinya, kedatangan mu saat ini untuk berpamitan kepada kami." Nie Yizhao
"Benar, dan anda pasti sudah mendengarnya dari Nie Huaisang." Wu Xian, Nie Yizhao tampak berfikir sejenak.

"Tentang Aliansi Sanren, memang memiliki tujuan yang bagus. Tapi, masih banyak kekosongan nya." Nie Yizhao
"Juga, hanya dengan kekuatan tanpa kepercayaan. Sebuah negara juga akan runtuh." Sambung nya.

"Tetua Nie benar, kekuatan tanpa kepercayaan dapat merobohkan sebuah negara. Tapi, hanya dengan kepercayaan tanpa kekuatan. Berapa lama negara itu akan bertahan?" Wu Xian, sontak Nie Yizhao terdiam

"Aku tidak menganggap kalian musuh, dan aku tidak akan menyakiti yang tidak menyakiti ku. Kalian tidak percaya kepadaku, bukan masalah. Tapi, jangan pernah menghalangi jalan ku." Wu xian

"Dengan kata lain, kau akan mengajak pemimpin keluarga untuk bergabung dengan mu?" Lan Qinghe Jun
"Benar." Wu Xian, Lan Qinghe Jun menghelang nafas.

"Dengan imbalan yang akan kau berikan, tidak akan ada yang tidak tertarik." Lan Qinghe Jun
"Manusia hanya memilih mana yang menguntungkan mereka. Dan juga, di antara para pemimpi keluarga lain. Pasti, masih ada percekcokan dingin dengan pemimpin wilayah sendiri. Benarkan, Tetua Nie?" Wu Xian menyeringai tipis.

"Ek-hem.. hal itu sudah pasti akan terjadi di masing masing wilayah." Nie Yizhao
"Aku hanya ingin menyampaikan itu saja, bagaimana langkah selanjutnya terserah kepada para tetua. Wu Xian pamit." Wu Xian
"Oh, aku hampir melupakan nya. Ini, aku berharap kedua tetua bisa meluangkan datang di tengah kesibukan." Wu Xian meletakan dua undangan di atas meja.

"Tentu saja kami akan hadir." Nie Yizhao, Lan Qinghe Jun mengangguk.

.+.

Beberapa hari berlalu, dan Wu Xian tampak sibuk menyambut kepala keluarga dari berbagai wilayah datang untuk bergabung dengan Aliansi Sanren.  Semakin hari, semakin banyak kepala keluarga lain yang datang. Saat Wu Xian sibuk dengan Aliansi, Hua Cheng dengan Hua Yu tampak sibuk menyiapkan untuk pernikahan mereka.

"Apakah Wu Xian akan menyukai semua yang ibu pilih?" Hua Yu
"Wu Xian gadis yang sederhana, juga menghormati pemberian orang lain. Ibu tidak perlu khawatir tentang itu." Hua Cheng
"Ibu harap begitu." Hua Yu

"Tentang alam atas, ibu sungguh tidak masalah dengan itu lagi?" Hua Cheng
"Ibu sudah tidak perduli lagi, cinta ibu kepadanya sudah mati bersama dengan kakak kakak mu yang lain. Ibu sangat bersyukur ibu bisa memiliki mu." Hua Yu
"Jika ibu bilang begitu, maka aku tidak akan melakukan apa pun." Hua Cheng

"Kau fokus saja hidup bersama Wu Xian. Dia manusia yang baik, seperti yang kau katakan." Hua Yu
"Dan, ibu merasa senang menjadikan nya sebagai anak perempuan ibu." Hua Yu
"Tapi, apakah ia juga merasakan hal yang sama? Ibu tidak ingin ia menikahi mu hanya karna ibu." Sambung nya.

"Selama mengenalnya, aku tidak merasakan ia tertarik dengan laki laki mana pun." Hua Cheng.
"Ia hanya fokus untuk memperkuat diri untuk membalas dendam nya." Hua Cheng
"Bahkan saat ia di kelilingi oleh banyak pria tampan dengan status tinggi dan banyak harta. Ia sama sekali tidak kagum." Hua Cheng

.+.

"Aku lelah, tidak ku sangka mengurus sebuah wilayah akan sesibuk ini." Wu Xian merebahkan dirinya di atas meja. Ketukan pelan pada pintu membuat nya kembali bangun.
"Siapa?" Kata nya dengan nada lelah.
"Saya datang mengantar teh anda." Jiang Fengmian
"Masuk." Wu Xian duduk dengan tegap dan melihat Jiang Fengmian yang melangkah mendekat dengan membawa nampan.

"Wu Xian, kau sungguh akan menikah dengan Tuan muda Hua." Raut wajah Jiang Fengmian tampak khawatir.
"Apa yang ingin anda coba katakan." Wu Xian menikmati teh hangat nya.
"Dia mungkin dapat menjadi pelindung yang kuat, tapi ia juga bisa menjadi ancaman paling bahaya." Jiang Fengmian
"Berbahaya? Seperti diri mu." Wu Xian mendengus, Jiang Fengmian menghelang nafas nya.

"Tentang Sanren..."
"Diam!" Bentakan Wu Xian membuat Jiang Fengmian terdiam.
"Jangan pernah sebut nama ibu ku dengan mulut mu itu." Wu Xian melihat nya dengan penuh amarah.
"Dan dengan siapa aku menikah, bagaimana wilayah ini selanjutnya. Kau tidak lagi memiliki hak untuk bicara." Wu Xian
"Maafkan saya.." Jiang Fengmian melangkah pergi.

.+.

Kastil Teratai tampak penuh dengan ornamen merah khas sebuah pernikahan. Para pelayan sibuk mengurus ini dan itu. Tamu tamu mulai berdatangan. Mereka tampak datang dengan pakaian dan perhiasan terbaik mereka.

Tidak hanya datang untuk menghadiri pernikahan, mereka juga mencoba peruntungan bagi anak anak mereka untuk di jodohkan dengan anak dari wilayah atau keluarga besar lain nya. Maka dari itu, mereka sengaja di dandani dengan sangat baik.

"Nona, sudah saat nya menuju altar." Yin Yu bawahan Hua Cheng yang di tugas kan menjemput Wu Xian berdiri di sebuah ruangan di mana Wu Xian tengah bersiap.

"Baik." Seorang dayang menyahut. Mereka pun membantu Wu Xian untuk berjalan menuju altar.

"Nona Wu telah tiba!" Seorang penjaga berseru lantang.

Semua orang melihat kearah pintu masuk, Wu Xian dengan di tuntun dua dayang wanita berjalan beriringan menuju dimana Hua Cheng berada.

"Nona Wu sangat cantik."
"Benar, kau benar. Beruntung sekali Tuan muda Hua."
"Mereka akan menjadi pasangan paling serasi di seluruh wilayah."

Bisik bisik para tamu membuat Hua Yu tersenyum tipis. Hua Cheng mengulurkan tangan nya saat Wu Xian telah berada di dekat nya. Wu Xian tersenyum manis di balik kain merah yang menutupi wajah dan kepalanya. Dan membalas genggaman lembut Hua Cheng.
Mereka pun mereka pun mengucap sumpah pernikahan.

"Dengan ini, saya umumkan bahwa kalian berdua telah menjadi suami dan istri."

Wu Xian dan Hua Cheng saling melihat dan melempar senyum satu sama lain. Hua Cheng membuka penutup kain merah itu, dan terlihat lah wajah cantik Wu Xian yang telah di poles oleh make up. Bibir nya tampak merah merona. Pipinya tampak bersemu merah, juga genggaman jari yang tampak dingin, membuat Hua Cheng yakin jika Wu Xian sedang gugup.

"Kau sangat cantik." Bisik Hua Cheng
"T-tarima kasih, kau juga tampan." Rona merah di Wu Xian semakin terlihat.
"Terimakasih, istri ku." Hua Cheng menempelkan bibir mereka mengecup lembut bibir berwarna merah menggoda karna lipstik itu.

Semua tamu bertepuk tangan riuh. Mereka tampak mengucapkan selamat dengan gembira.

"Lihatlah, seorang Nona muda yang dulu begitu tinggi mengangkat dagunya. Kini hanya menjadi seseorang yang mengangkat nampan untuk orang lain." Para nona bangsawan muda lain nya, tampak membully Jiang YanLi

"Selalu ada karma dari apa yang di perbuat. Walau bukan dia yang melakukan nya. Ia diam saja saat ibu nya membunuh orang lain. Sama saja, ia juga seorang pembunuh." Cibir yang lain.

Jiang YanLi meremas tepian nampan yang ia pegang. Jiang Wanyi menggertakan giginya kesal. Saat melihat kakaknya di permalukan. Namun, tidak ada yang bisa ia lakukan.

"Nona nona sekalian, apakah masih memerlukan bantuan?" Jiang YanLi
"Tidak, pergilah kau menganggu pandangan." Usir nya
"Baik." Jiang YanLi membungkuk dan pergi.

"Y-yanli.." Dari sisi lain Yu ZiYuan menutup mulut dengan tangan melihat itu semua.
"Sekarang kau mengerti mengapa aku meminta mu berhenti untuk melakukan hal gila. Bukan diri mu yang paling menderita, pada akhirnya anak anak mu lah yang paling menderita." Jiang Fengmian, Yu ZiYuan tampak mati matian menahan tangis nya.

'Seperti itulah rasanya, saat kalian mencampakan kami tanpa bantuan sedikit pun. Yu ZiYuan, nikmati lah hal itu dengan keluarga mu.' Wu Xian meminum habis anggur dalam cangkir nya dan menyeringai puas.

TBC !!!

Mengambil Milik ku Kembali Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang