24 ( ekstra )

627 70 20
                                    

Satu Minggu setelah itu, wilayah lain heboh dengan lengsernya Jiang Fengmian dari jabatan nya. Dan Wu Xian yang kini menguasai wilayah Jiang.

"Kau sudah dengar itu, aku tidak menyangka Jiang Fengmian di jatuhkan oleh anak tidak sah nya sendiri."
"Benar, Wu Xian itu sungguh luar biasa. Ia akan menjadi contoh bagi anak tidak sah lain nya untuk tidak menyerah dengan takdir mereka."
"Benar!"
"Bodoh! Harusnya dengan adanya hal ini. Para pria harus lebih setia kepada istri mereka! Jika tidak, anak anak seperti Wu Xian akan menghancurkan kalian." Ucap salah seorang wanita.

"Ahaha.. kau benar benar, laki laki harus lebih setia."
"Tentu saja tentu saja!" Para pria tertawa canggung. Wanita itu mendengus sebal.

Nie Huaisang yang sedang berjalan jalan di kota hanya menggeleng kan kepalanya kecil melihat itu semua.

.+.

"Wilayah Jiang di taklukan oleh Wu Xian!"
"Wanita cantik semakin cantik saat ia kuat seperti itu."
"Bagaimana nasip Yu ZiYuan dan anak anak nya."
"Hah! Siapa yang perduli. Wanita sombong seperti nya memang pantas di jatuhkan seperti itu."
"Aku sungguh ingin melihat bagaimana wajahnya sekarang."

Mereka yang sedang ber'gosip' tertawa, mereka tampak senang tanpa alasan.

.+.

"Wilayah Jiang telah menjadi milik Wu Xian, juga ternyata Jin Zixuan bukan tunangan Wu Xian. Apakah kalian tidak mau melakukan sesuatu?" Wen Mo
"Kakek, apa anda lupa jika di sisinya ada Hua Cheng? Anak dewi Iblis Hua Yu?" Wen Qiaoling
"Sudah pasti, Nyonya Hua akan membunuh kita di tempat jika berani mendekati Wu Xian." Wen Xu

"Saat ini, Wu Xian adalah pemilik pertahanan terkuat di seluruh wilayah. Dan sangat tidak mungkin bagi kita untuk mendapatkan nya." Wen Rouhan
"Selama ini, wilayah Wen selalu mendukung nya dengan baik di Akademi. Aku yakin ia masih melihat kita sebagai teman. Bukan nya musuh." Wen Qing
"Ku harap itu benar, jika Wu Xian menganggap kita adalah musuh. Maka Wilayah Wen akan berakhir seperti Jiang." Wen Mo

.+.

"Kau membongkar rahasia di antara kalian?" Jin Guangshan
"Apa kau ingin anak mu mati?" Madam Jin
"Wu Xian gadis yang baik, ia hanya kejam kepada orang yang kejam kepada nya." Jin Zixuan
"Benar, tetap berhubungan baik dengan nya. Maka ia tidak akan menjadi ancaman bagi kita." Madam Jin
"Tapi, apa kalian yakin ia tidak akan memiliki ambisi untuk memiliki wilayah lain?" Jin Guangshan

"Ia memiliki pendukung kekuatan yang sangat tinggi. Bahkan aku yakin, bawahan setia Hua Cheng. Juga sangatlah kuat." Sambung nya.
"Aku percaya kepada Wu Xian." Jin Zixuan

"Oh ya, ibu dengar kau dekat dengan nona muda dari Keluarga Lou apa kau sudah melupakan Wu Xian?" Madam Jin
"Ibu mengawasi ku?" Jin Zixuan

"Tidak, ibu hanya sedikit melihat saja." Madam Jin, Jin Zixuan menghelang nafas nya.
"Lou Qinyang juga gadis yang baik, ia adalah murid pertama yang mengajak Wu Xian berbicara." Jin Zixuan
"Kau tertarik dengan nya?" Jin Guangshan
"Sedikit, mungkin." Jin Zixuan tampak ragu dengan ucapan nya sendiri.

"Berteman lah dengan banyak pihak. Hal itu dapat mendatangkan keuntungan bagi wilayah Jin." Jin Guangshan
"Tentang penerus wilayah Jin, aku ingin ayah menunjuk MengYao sebagai penerus ayah sebelum aku." Jin Zixuan

"Apa yang kau bicarakan." Jin Guangshan
"Sudah jelas, MengYao lebih cakap dan pintar dari pada ku. Setelah melihat nya sebagai pemimpin wilayah, aku akan lebih bisa di andalkan." Jin Zixuan, Jin Guangshan dan Madam Jin saling melihat.
"Kau yakin? MengYao memang pandai, dan aku tidak meragukan itu. Tapi, dia bukan anak sah." Jin Guangshan

"Tidak penting anak sah atau tidak, yang terpenting adalah kesanggupan seseorang itu sendiri untuk memimpin sebuah wilayah." Jin Zixuan
"Saya menolak." Dengan langkah pelan, MengYao memasuki ruangan. Ia membungkuk sopan kepada Jin Guangshan dan Madam Jin.

"Mengapa?" Jin Zixuan
"Akan sangat memalukan bagi wilayah Jin jika posisi penerus menjadi milik saya. Selain itu, saya bisa menjadi tangan kanan anda dan membantu sebanyak yang bisa saya lakukan. Dengan begitu, anda tetap akan menjadi penerus wilayah ini." MengYao

"Jadi, yang ingin kau katakan aku harus mengakui hasil kerja keras mu sebagai hasil kerja keras ku? Bukan kah itu lebih memalukan lagi." Jin Zixuan
"Sama sekali tidak." MengYao

"Keputusan ku sudah ku tetapkan. Kau akan menjadi penerus wilayah setelah ayah. Jika tidak, maka biarkan saja posisi itu kosong." Jin Zixuan, MengYao menghelang nafas nya.

.+.

Wu Xian menatap jauh kolam teratai di depan nya. Angin malam tampak menerbangkan lembut anak anak rambut nya juga bagian panjang dari pakaian merah yang ia kenakan.
Kain kain merah hiasan paviliun itu juga tampak bergoyang lembut karna angin.

"Sedang apa kau sendirian di sini." Hua Cheng mendekat
"Mengenang ibu." Wu Xian tidak menoleh
"Dulu, ibu sangat menyukai teratai. Apa lagi juga ia bisa menemukan teratai dengan warna merah muda yang nyaris seperti warna merah. Ia sangat menyukai itu." Sambungnya sambil tersenyum sedih.

"Saat itu, ibu berhasil menemukan satu dari sekian ribu lotus dengan warna seperti itu. Ia memajang nya di rumah kami. Tapi, orang orang Yu ZiYuan menginjak injak lotus itu sampai hancur." Wu Xian meremas kuat tepian paviliun

"Ibu terlihat sedih. Tapi, saat aku mengatakan akan mencarinya lagi. Ibu melarang ku, dengan senyuman di wajah nya mengatakan jika air danau dingin dan dalam. Ia tidak ingin aku terluka." Wu Xian

"Orang orang itu!" Wu Xian
"H-hua Cheng...." Wu Xian mendongak dan melihat Hua Cheng yang memeluknya.

"Menangislah, mengumpat lah sebanyak yang kau mau." Hua Cheng sedikit menunduk untuk melihat Wu Xian.
"Itu akan membuatmu lebih baik." Hua Cheng, tiba tiba Wu Xian merasa sangat sedih. Ia memeluk Hua Cheng dengan erat dan menangis sejadi jadi nya. Hua Cheng tampak mengecup pucuk kepala Wu Xian dan mengelus lembut punggung nya.

.+.

Wu Xian menyandarkan kepalanya dengan nyaman di dada Hua Cheng. Hua Cheng kini tengah menggendong nya ala pengantin dan berjalan menuju kamar pribadi nya.

"Sudah lebih baik?" Hua Cheng bertanya tanpa melihat nya, Wu Xian mendongak dan melihat Hua Cheng.
"Em, terimakasih banyak." Wu Xian kembali menyamankan diri dalam dada Hua Cheng.
"Tidurlah, kau akan semakin membaik setelah tidur." Hua Cheng melangkah masuk kedalam kamar Wu Xian setelah seorang pelayan membuka pintu kamar.
"Apa kau akan menemani ku?" Wu Xian tampak duduk di tepi ranjang setelah Hua Cheng menurunkan nya.

"Aku akan di sini sampai kau tidur." Hua Cheng mengelus kepalanya
"Sampai pagi." Wu Xian
"Tidak bisa, aku pria dan kau wanita." Hua Cheng
"Jika aku hamil, kau hanya perlu menikah dengan ku. Tapi, tidak masalah jika kau tidak mau menikah dengan wanita lemah. Tapi, jangan bunuh anak ku. Aku tidak akan diam saja jika itu terjadi." Wu Xian.

"Kau fikir, aku ini apa." Hua Cheng
"Iblis." Wu Xian
"Tsk, wanita merepotkan." Hua Cheng memadamkan lampu ruangan dengan kekuatannya dan ia membawa Wu Xian tidur dalam dekapan nya, Wu xian terkekeh. Dan menyamankan diri dalam pelukan Hua Cheng.

TBC !!!

Mengambil Milik ku Kembali Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang