Karina melangkahkan kakinya menuju ke parkiran sekolah, niatnya mencari Winarsa yang tadi tak ia temukan di kelas. Karina menoleh kesana dan kemari guna mencari keberadaan perempuan bersurai pendek itu, namun ia tak menemukan apapun.
"Permisi, kak? Ini saya mau ngeluarin motor." Ujar seorang siswi dibelakangnya, Karina sontak bergeser agar siswi tersebut dapat mengeluarkan motornya.
Mata Karina memicing kala ia menatap bet siswi tersebut, "Lo kelas 11 kan?" Tanya Karina tiba-tiba yang kemudian membuat siswi tersebut menoleh.
Ia mengangguk, "Iya, kak." Jawabnya. "Kenal Winarsa gak?" Tanya Karina asal, barangkali siswi ini mengenalnya, kan?
Siswi tersebut kembali mengangguk, "Kenal, kak. Tapi anaknya udah pulang tadi."
Dahi Karina berkerut, "Loh? Udah pulang?" Tanya Karina, siswi tersebut mengangguk, "Iya, kak. Tadi bareng Minju kalau gak salah, katanya mereka mau kemana gitu buat beli spidol kelas." Jelas siswi tersebut.
Karina kembali geram, namun dengan segera ia memasang wajah ramah dan berterimakasih pada siswi tersebut. Karina pun merogoh tasnya dan mengambil benda pipih tersebut guna menelfon Winarsa.
"Lo dimana?"
"Hah?"
"Lo dimana, Winarsa?"
"Oh, ini aku lagi beli Spidol di toko Cerdas deket sekolah, Rin. Kenapa?"
"Kenapa lo bilang? Lo lagi sama siapa sekarang?!"
"Kok marah, Rin?"
"Sama siapa."
"Sama Minju."
"Ngapain lo beli bareng dia? Beli sendiri apa gak bisa?"
"Bisa, Rin. Tapi Minju yang bawa catetan barangnya yang harus dibeli."
"Ngeles aja lo. Gue nyariin lo daritadi."
"Kenapa emangnya, Rin?"
"Lah, gue mau pulang bareng lo."
"Ohh, gabisa hari ini."
"Bisa. Lo kelar beli itu langsung susulin gue di sekolah. Gue tunggu lo, even sampe besok pagi pun gue gabakal balik kalau ga sama lo."
"Iya, aku kesana."
Tutt.
Karina mematikan telfonnya sepihak, kini ia tampak begitu kesar dengan wajah yang muram dan aura yang kurang mengenakkan. Karina berjalan ke depan gerbang sekolahnya dengan sedikit menghentakkan kakinya tanda kesal, ia menunggu Winarsa menjemputnya.
Sebenarnya, Karina bisa langsung menelpon seseorang di rumahnya untuk segera menjemputnya, namun ia tak mau. Ia hanya ingin bertemu Winarsa dan sedikit menghabiskan waktu bersamanya. Sekitar 25 menit Karina menunggu, rasa kesalnya semakin meninggi, apalagi Winarsa tak menjawab telponnya.
"Dimana sih, katanya jemput." Gerutunya sembari terus menatap layar ponselnya, berusaha menghubungi Winarsa.
"Gue kan udah bilang, pulang sama gue aja." Suara berat dibelakangnya sedikit membuat Karina terlonjak kaget.
Itu adalah Juna, ia berjalan kearah Karina dengan senyumannya serta kedua tangan yang ia letakkan di saku celananya. Karina menatap Juna tak suka, bagaimana bisa dia masih disini? Karina kembali fokus pada ponselnya, tanpa memperdulikan keberadaan Juna di dekatnya.
"Ayo?" Juna mengajak dengan nada seperti menawarkan. Karina melirik sinis, "Dih, ayo-ayo apa coba. Gak mau." Karina lagi-lagi menolak mentah-mentah tawaran Juna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Kita Berbeda - WinRina ✓
FanfictionKarina, si cewek yang terkenal pemain di sekolahnya. Banyak laki-laki maupun perempuan sudah menjadi korban patah hati darinya, dan korban selanjutnya ialah Winarsa. Si gadis dengan kehidupan kurang mengenakkan, berbanding terbalik dengan Karina yan...