13.

3.7K 332 34
                                    

Semilir angin mulai menyeruak masuk melalui jendela kamar seorang gadis cantik yang kini masih setia di dalam mimpinya.

Matahari mulai naik perlahan, sehingga cahayanya pun masuk melalui celah-celah kamar tersebut, hingga menyentuh paras rupawan Karina.

Ddrrttt.. drrttt..

Dering ponselnya mengganggu ketenangan Karina, membuat gadis tersebut menjadi setengah sadar.

Ddrrttt.. drrttt..

Ponselnya terus bergetar, tangan kanan Karina terulur meraba bawah bantalnya, mencari keberadaan ponsel pintar yang sedari tadi berdering mengganggunya.

Karina berusaha membuka matanya yang begitu lengket, menekan tombol hijau dan menerima panggilan dari seseorang di ujung sana.

"Halo?"

"Apakah benar ini merupakan salah satu kawan dari Winarsa Pangestu?"

"Iya."

Karina menjawab malas, namun ketika ia mendengar jawaban dari seseorang di ujung sana, Karina sontak melek dan terduduk.

Karina dengan segera berlari kecil menuju kamar kedua orang tuanya, sebisa mungkin Karina mengetuk pintu besar tersebut.

"Mah, please open the door!" Karina terus berujar panik.

Ceklekk..

Pintu terbuka, menampilkan sang mama yang masih dengan piyama tidurnya, jangan lupakan dengan muka bantal khas bangun tidur.

"Anterin Karin, ma!" Karina terus tergesa-gesa.

"Iya-iya, mama anterin. Coba tenang dulu, Karin. Bilang ke mama kamu mau kemana?" Wanita tersebut menenangkan putrinya, pasalnya ia tak tau apa yang dimaksud Karina.

"Winar, mah!"

.

Dan disinilah mereka, di kepolisian untuk mencari kabar terkini dari Winarsa. Karina dan sang mama menunggu di area samping dari kantor polisi tersebut.

"Yut, turunkan!" Teriak salah seorang pria berseragam lengkap.

Atensi Karina dan sang mama teralihkan ke sebuah truck angkut kendaraan yang menurunkan sebuah motor.

"Winarsa.." Karina berbisik pelan sembari menutup mulutnya kala ia melihat motor Winarsa di turunkan.

Motor tersebut benar-benar hancur. Malam tadi, truck melaju kencang dan berbelok ke arah Winarsa, berakhir menabrak Winarsa dan menghempit korban.

Pikiran Karina kosong, begitu juga dengan tatapannya. Selintas memori yang menggambarkan bagaimana kondisi Winarsa di tempat kejadian membuat hati Karina teriris.

Karina dan sang mama shock tak kepalang. Kondisi motornya yang terhimpit saja seperti ini, bagaimana dengan Winarsa?

"Winarsa dimana..?" Karina bergumam kecil ke seorang pria dengan seragam lengkap tersebut.

Pria tersebut menoleh, menatap Karina tak tega. Namun ia harus tetap menunjukkan dimana keberadaan korban.

Karina dan sang mama diantarkan oleh pihak kepolisian menuju ke sebuah rumah sakit tempat Winarsa berada. Sepanjang perjalanan, Karina seperti orang kesurupan.

Dunia Kita Berbeda - WinRina ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang