"Jadi pacar gue."
Kalimat tersebut sukses membuat suasana kelas menjadi hening dalam waktu yang cukup lama. Winarsa hanya diam sembari menatap Karina, semua pikiran yang tidak-tidak langsung berkecamuk di pikirannya. Karina memiringkan kepalanya sedikit.
"Winar? Gimana?" Panggil Karina, memastikan roh Winarsa masih ada di tubuhnya.
Winarsa melepaskan pelukannya perlahan, ia memundurkan sedikit badannya, yang membuat dahi Karina berkerut bingung.
"Kenapa? Ngga mau beasiswanya balik?" Tanya Karina, Winarsa menggeleng.
"Aku mau, cuman.." Winarsa tak melanjutkan kalimatnya, "Nggak mau, ya? Yaudah sih, nggak maksa juga sebenernya." Ujar Karina sok acuh.
"Aku ragu, Rin." Terang jujur Winarsa, "Wajar kalau lo ragu sama gue, tapi gue serius banget." Karina mencoba meyakinkan gadis di depannya.
"Kasih aku waktu buat mikir, ya?" Pinta Winarsa, yang kemudian dibalas anggukan oleh Karina. "Take your time." Ujarnya.
Winarsa kembali diam dan berkutat dengan pikirannya, ia tak yakin dengan niat baik sekaligus modus yang dilakukan Karina. "Ini bukan akal-akalan dia aja, kan? Buat nyabut beasiswa aku, terus ngejebak aku kaya gini? Tapi niatnya baik disini konteksnya."
"Tetangga gue kemarin ngelamun, pagi ini tadi meninggal." Sahut Karina yang membuat Winarsa sontak menoleh.
"Omongannya." Tegur Winarsa yang hanya dibalas kekehan kecil darinya. "Terus simpenan kamu gimana?" Tanya Winarsa.
"Sejak kapan gue punya simpenan? Ga usah ngaco." Elak Karina.
"Bohong banget anjir?" Batin Winarsa.
"Kamu yang ngaco, aku berkali-kali liat kamu sama orang lain, mana beda-beda lagi orangnya." Winarsa memperkuat argumennya.
"Beda itu sama lo, mereka temen doang, sekarang udah enggak sih. Gue cut off semua." Jelas Karina santai.
"Berarti aku juga bakalan di cut off, ya?" Tanya Winarsa. "Heh! Enggak lah, yakali." Karina tak setuju.
"Temen mana yang cipokan, Rin?" Tanya Winarsa yang sukses membuat Karina kaget. "Hah.. Juna.. ngasih tau lo, ya?"
Winarsa menggeleng, "Aku sendiri yang lihat pagi itu."
"Itu dia yang maksa, Win. Serius." Karina mulai mendekatkan kursinya, Winarsa menghela nafas lelah.
"Kalau kita resmi nanti, gue nggak bakalan main hati lagi kok, Winar." Karina berujar yang ntah itu benar atau sekedar omong saja.
"Iya." Winarsa hanya mengangguk dan mengiyakan.
"Kalau aku terima dia cuma karna beasiswa, aku pasti keliatan jahat banget." Batin Winarsa.
.
.
Winarsa kini sedang berjalan menuju parkiran motor di sudut sekolahnya sembari memainkan kunci motornya. Sesaat kemudian ia dikejutkan oleh seorang perempuan yang tiba-tiba muncul dan bergelayut manja di lengannya.
Winarsa sampai menghentikan langkahnya saking kagetnya, ia menoleh kearah Karina yang kini hanya cengar cengir sembari mendekap erat lengan Winarsa.
"Kenapa?" Tanya Karina. "Kamu mau ngapain?" Winarsa menimpal balik.
"Mau pulang sama Winarr~" Riangnya lengkap dengan senyuman indahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Kita Berbeda - WinRina ✓
FanfictionKarina, si cewek yang terkenal pemain di sekolahnya. Banyak laki-laki maupun perempuan sudah menjadi korban patah hati darinya, dan korban selanjutnya ialah Winarsa. Si gadis dengan kehidupan kurang mengenakkan, berbanding terbalik dengan Karina yan...