Chap 25

443 49 4
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam tanpa izin
Ide cerita terinspirasi dari manhwa Korea yang bertemakan kerajaan dan princess
Genre : isekai, romance, hurt, friendship, genderbender
Pair : rahasia
Sifat karakter terkadang berbeda dengan versi anime dan ooc
Bahasa narasi dan dialog baku karena mengambil tema di zaman kerajaan negeri barat di abad pertengahan
Typo bertebaran tolong dimaklumi

Happy reading

Chap 25


Kamar berbeda menyambut penglihatan putri satu-satunya keluarga bangsawan Uchiha Leicesterberry itu saat bangun dari tidurnya yang nyenyak.

Tempat tidur yang ia tiduri berbeda dengan tempat tidur biasanya. Tapi hal itu tak menjadikannya untuk kesulitan tidur. Terbukti semalam ia tidur dengan nyenyak. Terlebih setelah semua yang terjadi di antara dirinya serta sang kekasih.

Bolehkah seorang Sasuke menjadikan Naruto adalah miliknya saat nalurinya sebagai laki-laki masih ada? Sasuke jadi dilema sekaligus merasa bahagia. Perasaan yang tak pernah ia rasakan setelah insiden kakaknya yang membantai semua anggota clannya saat di dunia shinobi dulu.

Semalam adalah malam yang tak pernah Sasuke sangka. Kebahagiaan ketika seorang Naruto menyentuhnya. Walau hanya pelukan dan ciuman yang meninggalkan bekas di dada kirinya. Hal itu telah merubah dirinya. Ia jadi ingin hidup sebagai Lady Sasuke. Sebagai perempuan. Tak ingin kembali menjadi laki-laki lagi. Itu memang tidak akan mungkin terjadi. Sasuke lahir sebagai Lady Sasuke yang notabene perempuan tulen sedari lahir. Akan hamil ketika seorang laki-laki membuahinya.

Sasuke pun ingat jika Lady Sasuke pernah berpesan di dalam mimpinya bahwa Sasuke tidak boleh memberikan kesuciannya ke sembarang laki-laki. Jika dimungkinkan, setelah menikah barulah ia melepas kesuciannya sebagai seorang perempuan.

"Si dobe itu harus menikahiku dulu kalau mau menikmati seluruh tubuhku. Enak saja kalau dia maunya sebelum menikah," gumam Sasuke.

Pintu kamar terbuka. Sayori tersenyum ketika mendengar gumaman Sasuke. Meski begitu ia tak mau menyinggung hal tersebut.

"Sasuke, ayo kita sarapan. Yang lain sudah menunggu," ujar Sayori.

Sasuke pun menoleh ke arah Sayori yang sedang berdiri di ambang pintu.

"Baik, Sayori. Terimakasih karena telah memberitahuku," ucap Sasuke.

Lalu Sasuke pun duduk di tempat berkumpul dan sarapan bersama pemilik rumah yang ia tiduri semalam. Naruto sudah duduk manis di sana. Ada beberapa orang yang tidak ia kenal. Yang pasti orang-orang itu bukanlah warga desa setempat.

"Lady Sasuke!" panggil seseorang dengan suara yang tak asing di telinga Sasuke.

"Ka-rin?" Sasuke terkejut dengan kedatangan Karin.

"Lady Sasuke, apa anda baik-baik saja?" tanya Karin merasa sangat khawatir.

"Bisa kau lihat kalau aku baik-baik saja, kan?" Sasuke malah bertanya.

Sayori berjalan menghampiri Sasuke dan Karin.

"Ayo kita sarapan dulu sebelum kalian pulang!" ajak Sayori. "Padahal kita baru saja berteman, Sasuke."

Sayori merasa sedih atas kepulangan Sasuke yang menurutnya terlalu cepat.

"Kita pasti akan bertemu lagi, Sayori," ucap Sasuke tersenyum tipis.

Naruto tersenyum ketika menyaksikan interaksi Sasuke dengan Sayori.

'Sasuke sedang berusaha untuk menjadi lebih ramah,' suara hati Naruto.

To Be a Princess (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang