Chap 6

599 61 2
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam tanpa izin
Ide cerita terinspirasi dari manhwa Korea yang bertemakan kerajaan dan princess
Genre : isekai, romance, hurt, friendship, genderbender
Pair : rahasia
Sifat karakter terkadang berbeda dengan versi anime dan ooc
Bahasa narasi dan dialog baku karena mengambil tema di zaman kerajaan negeri barat di abad pertengahan
Typo bertebaran tolong dimaklumi

Happy reading

Chap 6



Naruto membawa sang lady beserta pelayan setianya ke tempat yang sering ia dan sang lady kunjungi sewaktu kecil.

Kereta kuda pun berhenti di sebuah padang rumput dengan pepohonan yang rindang serta bunga liar yang tumbuh dengan indah.

Tempat itu adalah tempat kesukaan sang lady sewaktu kecil dulu. Naruto hafal betul apa yang disukai oleh sang lady karena mereka tumbuh bersama.

"Karin, kita sudah sampai," ujar Naruto saat menghentikan laju kereta kuda.

Karin pun membantu sang lady untuk turun dari kereta.

Pemandangan padang rumput, pepohonan serta bunga-bunga liar yang indah mengalihkan mata sang lady.

"Tempat apa ini?" tanya sang lady aka Sasuke.

Naruto berjalan mendekati Sasuke.

"Ini tempat kesukaanmu, Lady Sasuke," jawab Naruto.

"Hn. Aku tidak ingat," kata Sasuke. Wajahnya tak menampilkan ekspresi apapun.

"Sewaktu kecil, lady dan Naruto selalu bermain di sini. Apalagi saat lady dimarahi oleh madam ataupun lord. Lady Sasuke akan menarik Naruto dan kabur ke tempat ini," tambah Karin.

Sasuke tersenyum getir. "Sayangnya aku sama sekali tidak ingat," sanggah Sasuke. Tentu saja ia tidak akan ingat karena ia bukan Lady Sasuke yang sesungguhnya.

Naruto menoleh kepada Sasuke lalu memegang tangannya.

"Di sana ada pohon besar. Banyak kenangan saat lady dan aku kecil di pohon itu. Bagaimana kalau kita pergi ke pohon itu? Apa lady bersedia?" usul Naruto.

"Hn," jawab Sasuke. 'Aku tidak akan pernah ingat karena aku bukan pemilik tubuh ini. Tapi kenapa aku tiba-tiba merasa sedih?' batin Sasuke.

"Aku akan menunggu di sini. Kalian berdua saja ke sana," kata Karin.

Naruto pun menggandeng tangan Sasuke lalu pergi menuju pohon besar yang berjarak sekitar 30 meter dari kereta kuda berhenti.

Sasuke memerhatikan Naruto dari belakang. Tak ada yang berbeda dari rambut dan wajahnya. Hanya saja tak ada kumis di kedua pipinya. Matanya masih berwarna biru. Senyumnya masih sama dan juga tangannya masih hangat seperti dulu.

Wajah Sasuke mendadak memanas. Ia tak apa yang salah dengan dirinya. Hanya saja ia merasa lebih nyaman saat bersama Naruto. Meski Naruto bukan dari dunia shinobi seperti dirinya.

"Kita sudah sampai, Lady Sasuke," ujar Naruto.

Ada ayunan yang terbuat dari kayu dan ranting pohon yang berada di dahan pohon paling rendah.

"Duduklah di ayunan ini, Lady Sasuke. Aku sudah memeriksanya. Ayunan ini masih kuat," pinta Naruto.

Lalu Sasuke duduk di ayunan. Naruto pun mendorong ayunan itu secara perlahan. Lama kelamaan ayunan itu jadi naik dan jauh.

"Aku rindu bermain di sini denganmu, Lady Sasuke," kata Naruto setelah Sasuke berhenti berayun. "Sayangnya lady tidak ingat."

Naruto pun berdiri di depannya. Sasuke mendongakkan kepalanya. Entah mengapa ia merasa ada yang aneh dengan pemuda yang berambut sama dengan mantan rivalnya itu.

To Be a Princess (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang