14 ~ Pertengkaran.

5.3K 419 9
                                    

Setelah kepergian Daniel dkk mereka semua menghela nafas lega. Walau suasana masih sedikit mencekam tapi ini jauh lebih baik daripada sebelumnya.

"Dasar Shylanjing sukanya masang muka PPB geli banget gue liatnya tadi jadi pengen muntah" cibir Melin dengan ekspresi seakan ingin muntah.

"Sama njir jijik banget gue liatnya" sahut Rere membenarkan.

"Ho'oh sampe merinding semua badan gue tadi" ucap Dipa ikut bergosip.

Sementara Rahel ia menghampiri Ravel yang masih dengan amarah yang terlihat jelas dari kedua mata tajamnya.

"Ini minum dulu, tahan emosi lo itu" ujar Rahel menyodorkan  botol air mineral nya.

Ravel menatap Rahel sekilas dan menerima botol minuman itu. "Thanks" singkatnya dan meminum air itu singga setengah.

Rahel hanya mengangguk sebagai balasan setelahnya ia menatap lekat kedua mata tajam milik Ravel. Dan Ravel yang merasa diperhatikan pun menolehkan kepalanya menatap Rahel yang sedang menatapnya lekat, ia menaikan sebelah alisnya seolah bertanya 'apa?'

"Gue suka perubahan lo tadi" ucapnya seketika kelas menjadi hening setelah mendengar kalimat yang Rahel ucapkan tadi.

"Benarkah?" tanya Ravel tak minat.

"Hmmm, lo tau kenapa sebagian murid rata-rata gak suka sama lo?"

"Karna gue caper mungkin" jawabnya acuh.

"50% benar"

"Hanya 50?" tanya Ravel heran.

"Ya, hanya 50% mereka gak suka sama lo karna itu, dan lo tau 50% nya lagi karna apa?" tanya Rahel kembali. Yang hanya dibalas gelengan kepala oleh Ravel.

"50% nya lagi adalah karna lo bodoh" jawabnya santai sembari menatap Ravel yang tengah kebingungan atas jawabannya.

"Hehe... maksud gue bukan bodoh dalam hal pelajaran Vel, kalau itu mah gak usah di omong lo kan si peringkat paralel. " ucapnya dengan bercanda.

"Maksud gue itu lo bodoh karna lo selalu ngelakuin apapun untuk dapetin apa yang lo mau. Bahkan hampir setiap hari lo gak pernah luput dari yang namanya rasa sakit entah dari fisik maupun hati lo, karna apa yang lo tanam itu yang lo tuai. Sekali pun mereka nginjak harga diri lo itu! Apapun itu lo bakal selalu berharap sama mereka dan selalu ngejar apa yang gak bakalan bisa lo dapetin" lanjutnya.

"Contohnya disaat gue (Al) caper ke mereka dan selalu gangguin Lio supaya mereka ngakuin keberadaan gue gitu?" sela Ravel cepat. Yang dibalas anggukan mantap dari Rahel.

"Yah~ lo bener gue (Al) emang bodoh! Ahh ralat tapi sangat bodoh" ujarnya diakhiri dengan kekehan pelan.

•••

Setelah perdebatan tadi Daniel dkk langsung pergi menuju ruang CCTV.

'Ck sial gue harus gimana ini? kenapa gue bisa lupa sih kalau ada CCTV-nya, bisa gawat nih kalau mereka tau kalau gue yang ngunciin Lio' batinnya resah.

"Hmm K-kak Daniel" panggil Shyla pelan.

Daniel yang di panggil pun menghentikan langkanya kemudian berbalik untuk bisa menatap Shyla begitupun dengan yang lain.

"Ada apa?"

"Hmm kak maaf Shyla mau nanya, emang harus ya cek CCTV-nya?" ucapnya menatap polos Daniel yang mana membuat mereka kecuali Gabriel dan Lio, merasa gemas melihatnya.

"Ya harus lah Shyla cantik, ini kan bukti supaya si caper itu mau ngaku kalau yang ngunciin Lio itu dia, bener gak Nat?" bukan Daniel yang menjawab melainkan Gio.

 𝙻𝚒𝚏𝚎 𝙾𝚛 𝙳𝚎𝚊𝚝𝚑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang