39 ~

2.1K 186 14
                                    

"Gimana? Enak?" tanya Ravel tanpa mengalihkan tatapannya dari Shyla. Begitu juga dengan yang lainnya yang juga ikut menatap Shyla penasaran.

"En– uhuk! uhuk!"

Brukk.

"Shyla!" pekik Nathan ketika melihat Shyla yang terbatuk mengeluarkan darah dan terjatuh pingsan di tempatnya.

Begitupun dengan yang lainnya yang melihatnya juga di buat shock ketika melihat Shyla pingsan.

"Shyla! Shyla! Bangun Shyla!" panggil Nathan sembari menepuk-nepuk pipi Shyla yang sudah tak sadarkan diri dengan darah yang keluar dari mulutnya.

"Kita harus segera bawa dia ke rumah sakit sekarang!" panik Gio ketika sadar dari rasa keterkejutan nya. Begitupun dengan Nathan yang  segera mengangkat Shyla ala bridal style.

"Kalian pake mobil kita aja. Nanti kita nyusul" sahut Daniel yang di angguki yang lainnya kecuali Gabriel dan Arthur yang hanya diam tanpa ekspresi.

"Oke kita duluan" balas Gio, dan setelahnya mereka pun pergi dari area sekolah.

"Bang Riel sama bang Niel lebih baik kalian cepat susul mereka deh" ucap Nayla menatap kedua kakak kembarnya.

"Terus kalian gimana nanti?" tanya Daniel menatap sang adik khawatir. Begitupun Gabriel yang juga ikut menatap keduanya.

"Udah gapapa itu gampang, abang gak perlu khawatir. nanti kita juga nyusul sama Lio" sahut Silvi.

"Ya udah, nanti kalau ada apa-apa langsung hubungin kita" ucap Daniel yang langsung di angguki oleh keduanya. Dan setelahnya mereka pun pergi menyusul Nathan dan Gio, dengan si kembar yang menggunakan motor Nathan dan Gio serta Arthur yang menaiki motornya sendiri.

"Kita juga harus susul mereka" ucap Ravel tiba-tiba. Ia menatap Dion dan si kembar K yang juga menatapnya lekat, dan setelahnya ketiganya pun menganggukkan kepalanya kompak.

Dan di saat ia ingin menaiki motornya tiba-tiba dari arah samping kanannya ada suara yang memanggilnya. Dan dengan spontan ia pun langsung menatap kearah orang yang memanggilnya tadi dengan alis yang terangkat sebelah seolah mengatakan 'apa?'

"Gue ikut" ucap orang itu yang tak lain adalah Rey yang memanggil Ravel tadi.

Sementara Ravel, ia terdiam sejenak serta menatap Rey dan yang lainnya lekat. Dan beberapa saat setelahnya ia pun menganggukkan kepalanya setuju.

Dan Rey yang mendapatkan persetujuan pun mengalihkan tatapannya kearah anggotanya yang lain. Sama seperti Ravel, mereka pun menganggukkan kepalanya setuju dan langsung menyalakan motor mereka masing-masing. Dan setelahnya mereka pun pergi dari area sekolah menyisakan si kembar betina dan juga Lio yang sedari tadi hanya terdiam.

'Mamah' batin Lio menatap sendu bekal yang berwarna dark blue yang ia berikan kepada Ravel tadi terjatuh berserakan di bawah.

•••

Di sebuah rumah sakit kini terdapat lima orang pemuda yang tengah menunggu di depan ruang UGD dengan perasaan berkecamuk serta mata yang terus menatap khawatir kearah pintu UGD.

Dan di saat tengah menunggu, tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka. Membuat kelimanya sontak langsung berdiri dari tempat duduknya.

Ceklek.

Dan di sana terlihat seorang pria setengah baya dengan pakaian khas dokter keluar dari ruang UGD.

"Dokter! Gimana keadaannya Shyla? Dia baik-baik aja kan?" tanya Nathan cepat, ketika melihat seorang dokter keluar dari ruang UGD.

"Pasien mengalami keracunan." ucap sang dokter.

"Keracunan?" tanya Daniel menatap Roy bingung. Sementara Gabriel tak menunjukan ekspresi apapun.

 𝙻𝚒𝚏𝚎 𝙾𝚛 𝙳𝚎𝚊𝚝𝚑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang