21 ~

5.6K 452 5
                                    

Hello Everyone gimana kabar kalian? Semoga selalu baik ya~

Btw sorry to say ya guys karna baru up, soalnya kmrn tu gue lagi kurang enak badan jadinya gak bisa up and yah baru bisa up sekarang^^

Owh ya guys gue ucapin makasih banyak buat kalian yang udah mampir baca sama udah vote cerita gue, makasih banyak atas dukungan kalian semua ya~🤗

And tanpa lama-lama jika ada typo tolong maklumi ya guys dan kalau suka jangan lupa kasih vote ya supaya gue semangat lanjutin nih cerita.

So, thank you atas waktunya,

Selamat membaca enjoy~



Sementara ditempat lain, seorang pria paruh baya sedang duduk santai di salah satu sofa yang ada di dalam ruang kerjanya sembari membaca sebuah koran dengan secangkir wine yang ada di tangan kanannya, hingga suara ketukan pintu dari arah luar menghentikan kegiatannya.

Tok tok tok

"Masuk"

"Permisi tuan, maaf mengganggu waktu anda" ucap Dio membungkukkan sedikit badannya sopan.

Kalian masih ingat Dio?

"Ada apa?" tanya seorang pria paruh baya itu yang tak lain adalah Remon tanpa mengalihkan atensinya dari koran yang ia baca.

"Maaf tuan, ini hasil laporan yang Anda minta tuan" ujar Dio memberikan sebuah map kepada tuannya.

Remon menerima map itu setelah meletakkan koran yang ia baca sebelumnya dan membacanya dengan detail. 'Oh Ingin bermain-main dengan cucu kesayangannya ku rupanya. Hmm kita lihat sejauh mana kau akan bertahan little bitch'

"Apakah cucu kesayangan ku masih sama seperti sebelumnya?" tanyanya menatap Dio.

"Tidak tuan ku, tuan muda ke-5 sekarang sangat jauh berbeda dari yang sebelumnya. Jika sebelumnya tuan muda akan diam saja tanpa perlawanan ketika tuan Reno beserta para tuan dan nona muda memarahinya atau bahkan melukainya, maka kini tuan muda sudah berani melawan mereka yang berani mengusiknya duluan tuan, ia bahkan berani membalas pukulan tuan muda ke-2 setelah tuan muda ke-2 memukulnya karna membela anak itu dan tuan muda ke-5 juga sudah berani melawan tuan Reno ketika sedang berdebat dengannya tuan." jawabnya panjang lebar.

"Hmm bagus itu baru cucu kesayanganku." ucapnya dengan bangga.

"lalu bagaimana keadaan cucu kesayanganku sekarang? Apakah si bajingan itu dan juga cucu setan ku yang lainnya masih menyakitinya?" tanya Remon kembali.

"Benar tuan, tuan Reno beserta para tuan muda lainnya masih sama seperti sebelumnya tuan" jawab Dio sembari menundukkan kepalanya.

Selama sebulan belakangan ini ia di tugaskan tuannya untuk menjaga cucu kesayangannya itu dari kejauhan, semua informasi mengenai apa yang dilakukan tuan muda ke-5 nya itu ia laporkan kepada tuannya, bahkan masalah di sekolah yang dihadapi tuan muda ke-5 nya itu pun ia laporkan kepada tuannya tanpa ada yang ia sembunyikan.

"Si bajingan itu masih berani juga melukai cucu kesayangan ku rupanya! Ternyata 50 cambukan dan beberapa pukulan tak membuat mereka jera ternyata, Hmm baiklah." ucap Remon dengan smirk yang terpatri di sudut bibirnya.

"Dio" panggilannya.

"Ya tuan ku?" tanya Dio menatap sang tuan yang sedang duduk di sofa tunggal yang ada di dalam ruangan dengan secangkir wine ditangan kanannya.

"Apakah kau punya saran Dio? Kali ini mainan apa yang cocok untuk putra bungsu ku serta para cucuku yang lainnya hmm? Kalau ku berikan sebuah cambukan lagi mereka tak akan jera nantinya. Ahh! mungkin beberapa tulang yang patah serta luka kecil di sebagian tubuh mereka sepertinya bisa membuat mereka jera. Bukankah ini akan sangat menyenangkan Dio?"

 𝙻𝚒𝚏𝚎 𝙾𝚛 𝙳𝚎𝚊𝚝𝚑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang