18 ~ Dion?

4.7K 410 0
                                    

Sorry guys baru up soalnya kmrn gak sempet, and sebagai gantinya karna kmrn gk bisa up hari ini gue tambahin deh jadi double up ok?

Tapi jangan lupa buat ngasih Vote nya supaya gue semangat up nya😉

Okey kalau gitu Selamat membaca enjoy~

"Pak kumis. Yuhuu~" panggil Ravel tak sopan.

"APA!" sahut pak kumis tak santai.

"Dih si bapak galak bener, masih pagi padahal udah tarik urat aja"

"Ya udah, cepetan ada apa? saya lagi sibuk ni"

"Etdah si bapak sok sibuk bener, palingan juga cuma sibuk minum kopi sama makan gorengan" cibir Ravel sebal.

"Ya maka dari itu bapak sibuk, orang lagi enak enaknya ngopi kok malah di panggil" jawab pak kumis sewot.

"Hehehe. Ya maap" balas Ravel dengan tertawa kecil.

"Ya udah jadi ngapain panggil saya tadi?" tanya pak kumis menatap Ravel.

"Hmm anu, bapak kan baik hati dan tidak sombong, jadi bisalah bukain ni gerbang supaya saya bisa masuk" ucap Ravel dengan senyum manisnya.

"Hmm gimana yaa~?" seru pak kumis dengan nada yang ia buat buat.

"Ayolah pak bukain" ucap Ravel dengan wajah memelas.

"Hmm boleh kok boleh" jawab pak kumis tersenyum kearah Ravel.

"Beneran pak? Bapak gak bohong kan?" tanya Ravel menatap penuh selidik.

"Iya beneran kok entar sekalian bapak bukain pintu ruangan bk yah" jawab pak kumis dengan senyuman ramah yang masih ia perlihatkan.

Dan Ravel yang mendengar itu pun langsung menatap kesal pak kumis.

"Idih si bapak, orang dimintain tolong bukain gerbang kok malah di giring ke ruang bk sih pak!" protes Ravel tak terima.

"Kamu kalau gak mau ya udah jangan telat atuh" jawab pak kumis menatap jengah Ravel.

"Ya elah pak baru juga telat 15 menit, belom juga sejam" celetuk Ravel dengan watadosnya.

Sekarang ini posisinya berada diluar gerbang sekolahnya yang mana sudah tertutup rapat. Dengan jam yang menunjukkan pukul 07.15 yang menandakan bahwa upacara hari senin masih berlangsung.

"Tetap saja kamu itu telat!"

"Ck ayolah pak bukain, kali ini aja" rengek Ravel.

"Kali ini, kali ini. Gak ada gak ada! bapak gak percaya! Kemaren-kemaren nya kamu juga bilangnya kali ini, tapi ujung-ujungnya diulangi lagi" ucap pak
kumis sewot. Sudah hafal dia tuh sama kelakuan anak itu, jadi triknya kali ini gak bakalan mempan.

"Yah~ pak kumis mah gak seru gak like Ravel" balas Ravel menatap sebal pak kumis.

"Nih permen" ucap pak kumis menyodorkan 2 permen kepada Ravel. "Sekarang lebih baik kamu pulang aja daripada disini terus capek saya" ucap pak kumis mengusir halus Ravel.

Ravel yang melihat pak kumis menyodorkan permen kepadanya pun mendelik tak terima. 'Njingan! Dikira gue anak kecil kali ya di sogok pakek permen mempan. Emang gue cowok apa'an?!' batinnya kesal.

"Ck, pokoknya kita musuhan ya pak!" jawab Ravel menatap pak kumis garang sembari menggembungkan pipinya, kesal dia tuh.

Dan setelahnya ia pergi meninggalkan gerbang sekolahnya, tapi sebelum itu tak ayal ia mengambil permen tadi yang di sodorkan oleh pak kumis kepadanya sebelum berlalu dari sana.

 𝙻𝚒𝚏𝚎 𝙾𝚛 𝙳𝚎𝚊𝚝𝚑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang