CHAPTER 04

1K 118 8
                                    

HARUTO× JUNKYU
━━━━━━━━━✧━━━━━━━━━
Happy reading ♡(> ਊ <)♡
❛ ━━━━━━・❪ ❁ ❫ ・━━━━━━ ❜

•••

"Sialan! dia pikir dia siapa?! Berani sekali mengaturku dan bodohnya aku, aku malah menurutinya."

Dengan perasaan kesalnya, Junkyu menerobos hujan begitu saja. Tidak memperdulikan kemeja sekolahnya yang sudah basah, begitupun dengan celana sekolah nya.

"Haruto sialan, aku sangat membencinya."Junkyu menghentakkan kakinya di genangan air, melupakan satu fakta bahwa dia adalah orang yang sangat siswa-siswi takuti di sekolah.

Namun, kebanyakan dari mereka malah menyukai Junkyu.

Di sore hari yang mendung ini Junkyu tidak mempunyai tujuan hidupnya, tidak tau harus kemana. Rumah? Tapi dia malas, di rumahnya sangat sunyi dan sepi.

Junkyu memutuskan untuk duduk di rerumputan yang agak jauh dari sekolahnya. Duduk dan menikmati guyuran hujan yang membasahi seluruh tubuhnya. "Mama marah tidak sama aku?" Junkyu tertawa sumbang setelah selesai bertanya pada dirinya sendiri.

Tidak ingin di cap sebagai orang gila, Junkyu menghapus air matanya yang sudah menyatu dengan air hujan. Inilah Junkyu, dia memang terlihat angkuh dan kasar. Bajingan, orang-orang sering memanggilnya seperti itu.

Tapi Junkyu tetaplah Junkyu, dia akan menunjukkan sifat aslinya jika sendirian seperti ini. Dan tidak ada yang mengetahuinya.

Sebelum-

"Makanya tidak perlu bersikap seperti berandalan. Coba jadilah diri sendiri dan berhenti seperti ini."

Suara yang sangat ia kenali, dan merasakan bahwa ada seseorang yang duduk di sebelahnya.

"Berhentilah menjadi bajingan,"ujar nya lagi dengan suara datar andalannya.

Junkyu hanya diam, menatap lurus ke depan. Sama sekali tidak merespon pemuda yang berada di sebelahnya. Orang itu terlihat sok perduli dengan nya.

Dan Junkyu benci, saat orang terlihat kasian padanya.

"Butuh sandaran?"Haruto bertanya. Namun, pandangannya tetap menatap ke arah depan. Yang hanya menampilkan padang rumput.

"Berhentilah sok perduli padaku. Dan kembali lah ke setelan awal, terlihat menyeramkan saat kau seperti tadi," ujar Junkyu sambil memukul kepala Haruto, cukup keras.

"Sakit, bodoh. Kenapa kau selalu bersikap kasar padaku? Tidak bisa sehari saja kau menjadi kucing penurut?"

"Lagipula siapa yang menyuruhmu untuk berbicara dengan ku?!"

Haruto mendengus dan balik memukul lengan Junkyu, cukup keras sehingga terdengar pekikan dari pemuda yang sok berandalan itu.

"Apa yang kau lakukan?! beraninya kau memukulku,"ujar Junkyu yang menatap tajam Haruto, setajam silet.

Haruto menatapnya datar, ini yang di sebut berandalan sekolah? baru di pukul sedikit saja sudah mengadu

"Lebay, aku hanya memukulmu pelan asal kau tau. Bagaimana jika aku melakukan hal yang di luar perkiraan ku?"

Junkyu menatapnya aneh, dan memilih untuk tidak perduli. Dirinya mengambil sebatang rokok dari saku celananya, menyalakan pemantik api nya kemudian mengarahkannya pada rokok itu.

Dirinya menghisap rokok itu dengan nikmat dan mengeluarkan asapnya begitu banyak tepat di depan wajah Haruto.

Haruto kali ini menatapnya tajam, bukan datar seperti biasanya.

"Buanglah rokok itu,"ujar Haruto dingin.

Junkyu sendiri tidak perduli dan tetap melanjutkan acara menikmati rokoknya.

'Srek!' dengan sekejap mata Haruto mengambil rokok yang berada di tangan Junkyu, kemudian menghancurkan rokok itu di dalam genggaman tangannya.

"Jangan pernah meremehkan ku, kau hanya belum mengenal ku. Aku peringatkan sekali lagi, berhenti merokok, menjadi berandalan, pembuat onar, anak nakal, dan jika sampai kau tidak menurutinya terpaksa aku akan memberimu hukuman yang nantinya akan membuatmu bertekuk lutut di hadapan ku,"peringat Haruto sambil berbisik di telinganya.

Sebelum dia benar-benar pergi, Haruto mengusap kasar bibir Junkyu dan setelahnya menepuk-nepuk bibir Junkyu dengan pelan.

"Bibir ini tidak pantas merokok, kalau perlu gantilah rokok itu dengan bibirku,"ujar Haruto sekali lagi.

Melihat Junkyu yang masih diam menahan emosi nya yang bisa meluap kapan saja, lantas membuatnya mendekatkan wajahnya pada wajah Junkyu.

"Kau masih meremehkan ku? baiklah."

Dengan cepat kedua bibir tak bertulang itu bertemu, hanya saling menempel tanpa lumatan.

Tubuh Junkyu menegang di saat Haruto mengecup bibir nya, bukan hanya sekali. Namun, berkali-kali.

Haruto memiringkan kepalanya dengan kedua tangannya yang memeluk pinggang ramping Junkyu, setelah nya dia mengecup bibir plum itu berkali-kali, hanya kecupan.

"Aku bisa melakukan yang lebih jika kau berani membuat ulah,"ujar Haruto.

Rasanya Junkyu ingin berdiri dan memukul tubuh Haruto, kalau perlu sampai Haruto mati. Akan tetapi, tubuhnya kaku seolah tidak bisa di gerakkan, dan hanya bisa pasrah dengan apa yang Haruto lakukan.

Melihat Junkyu yang masih terdiam, membuat dirinya menatap Junkyu datar.

Tidak ada perubahan, kemudian dia mulai berdiri sebelum dia menyempatkan untuk menggigit bibir bawah Junkyu dengan gemas.

"Aku pergi."

Dan Haruto pun menghilang dari pandangan nya, meninggalkan Junkyu yang berteriak marah. Di saat Haruto sudah pergi barulah dia sadar.


TBC

mbeekk 🐐


REALLY BAD ||HARUKYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang