HARUTO× JUNKYU
━━━━━━━━━✧━━━━━━━━━
Happy reading ♡(> ਊ <)♡
❛ ━━━━━━・❪ ❁ ❫ ・━━━━━━ ❜•••
Junkyu mendorong kasar dada Haruto. Menyuruhnya untuk menjauh, tak lupa dengan raut wajah keduanya yang sama-sama datar dan kaku. Seolah-olah mereka sama-sama tidak mempunyai selera untuk hidup.
Terpaksa untuk tetap hidup karena masih ada tujuan yang harus mereka capai, itu untuk Haruto. Namun, tidak bagi Junkyu. Mau tujuan hidupnya tercapai atau tidak sama sekali dia tidak perduli.
"Cih, rasa bibirmu sangat pahit. Aku benci itu,"ujar Junkyu sambil menyeka bibir nya yang habis mencium Haruto itu.
Sedangkan yang di maksud oleh Junkyu, hanya diam dan menatap tajam. Tadi itu ciuman pertamanya dan sialnya malah direnggut oleh Junkyu.
"Bajingan."maki Haruto pada Junkyu
Bukannya tersinggung atau apa, Junkyu malah tertawa kecil dan menepuk dadanya berkali-kali. Menatap Haruto angkuh dan menyeringai kecil. Pemuda di hadapannya ini sangat menarik perhatiannya untuk di hancurkan.
"Itu memang panggilan untukku, dan apa kau lupa? Kau juga seorang bajingan di sini. Jangan karena kau seorang ketua, kau bisa mengatai ku seperti tadi."Junkyu mulai berdiri dan menendang bangku yang habis dia duduki tadi.
Persetan dengan sopan santun, Junkyu tidak perduli akan hal itu. Haruto adalah kakak kelasnya dan Junkyu sungguh tidak perduli.
"Kau mau kemana, sialan?! kau harus ikut denganku untuk membuat-"
"Berhentilah, bodoh. Kau pikir aku mau menuruti mu begitu saja? Will never."Junkyu berjalan mendahului Haruto dan menyenggol bahu Haruto dengan cukup keras.
Melihat sikapnya itu membuat Haruto menggeram tertahan. Sial, sial! Tidak ada yang pernah berbuat seperti itu padanya.
"Brengsek! Lihat aja apa yang akan ku lakukan padamu setelah ini."Dan senyuman miring itu tercetak jelas di wajah rupawan nya.
•••
Setelah pergi dari kelasnya Junkyu, bukan langsung ke aula melainkan ke suatu tempat.
'Tap!' 'Tap!' 'Tap!' suara langkah kaki Junkyu bergema di sepanjang jalur di tangga yang menuju ke Rooftop. Tangga yang ia lewati memang selalu sepi dan tidak pernah ada yang melewati tangga itu kecuali dirinya dan memang semua siswa sekarang ini pasti sudah berkumpul di ruangan aula.
Tidak ada siswa yang berani menuju ke Rooftop, karena merupakan tempat favorit Junkyu. Tidak ada yang berani mencari masalah dengan Junkyu karena sikap berandalnya, padahal Junkyu sendiri tidak masalah jika ada orang lain yang ingin berurusan dengan dirinya.
Junkyu memang sulit bergaul, dan dingin ke semua orang tetapi semua itu hanya karena masalah yang ia hadapi, dan untuk perilaku Junkyu selama ini hanya karena pelampiasan dari permasalahan yang ia hadapi semata.
'Ceklek!' 'Sreet!' Junkyu membuka pintu yang merupakan jalan memasuki Rooftop, dan kemudian mulai melangkahkan kakinya memasuki area favoritnya tersebut.
Junkyu berjalan ke tepi Rooftop, bersandar pada dinding yang tak begitu tinggi tersebut. Jangan lupakan sebatang nikotin yang ada di tengah jepitan kedua jarinya. Berkali-kali ia hisap asap nikotin yang sudah menyala tersebut, menghembuskan asapnya bebas di udara.
Tanpa peduli bau rokok yang akan menempel pada dirinya, karena yang ia butuhkan saat ini adalah pelampiasan.
Mungkin jika ada yang melihatnya dengan kondisi yang seperti sekarang ini, pasti mereka akan langsung pingsan saat itu juga. Bukannya lebay, tapi inilah kenyataannya. Junkyu sangat indah dan keren jika menghisap nikotin.
Kepala Junkyu mendongakkan, menatap langitan biru yang tampak indah dengan sedikit torehan cahaya mentari di pagi hari, udara yang tadinya dingin kini mulai menghangat dan membuat kenyamanan sendiri untuk seorang Kim Junkyu.
Junkyu kembali menghisap asap rokok sebelum kembali menghembuskan asap tersebut, tidak peduli dengan keadaan paru-paru dari pria tersebut.
Junkyu sendiri tidak memiliki tujuan hidupnya kecuali menjaga sahabat baiknya-Junghwan yang merupakan tanggung jawabnya. Sikapnya yang acuh tak acuh di depan Junghwan itu hanya aktingnya saja, sebernanya dia sangat menyayangi sahabatnya itu.
Hanya saja dia tidak tahu menunjukkan rasa sayangnya itu.
Junkyu menghirup udara segar, di sini dia selalu saja merasa aman dan nyaman. Entahlah, tapi menurutnya hidupnya terlalu membosankan.
Pulang sekolah, berganti pakaian, setelah itu makan yah hanya sedikit karena dia termasuk orang yang malas untuk makan. Setelah makan dia tidur, bangun tidur, langsung saja mandi. Kemudian bermain handphone, dan kembali tidur. Paginya bangun lalu mandi, pergi ke sekolah, belajar? Tidak. Yah hanya seperti itu.
Membosankan. Namun, Junkyu nyaman dengan itu.
'Ceklek!'
Pintu terbuka, ingin melihat ke belakang, tapi Junkyu terlanjur nyaman dengan posisinya saat ini. Jadi, dia memilih abai dan melanjutkan acara menikmati angin.
"Kau di sini? Berapa kali aku bertemu dengan mu hari ini?"
Suara itu terdengar sangat familier di telinganya. Watanabe brengsek Haruto, sialan. Niat Junkyu untuk menenangkan diri malah bertambah-ah sialan.
Haruto mengambil tempat duduk di sampingnya.
"Aku tidak sedang ingin bertengkar,"ujar junkyu yang masih setia menutup matanya.
Hanya untuk sekedar memberi pemahaman pada Haruto bahwa saat ini dia benar-benar tidak ingin membuat masalah dulu. Sungguh, dia sangat lelah. Hidup sendirian memang semelelahkan itu.
"Ada apa?"
Pada akhirnya Haruto bertanya, melihat Junkyu yang hanya diam tentu membuat nya merasa bingung. padahal tadi dia sangat bersemangat untuk berdebat dengan nya.
"Berhenti bertanya dan bersikaplah seperti biasanya. Kau menyeramkan, sialan!"
Haruto memutar bola matanya malas.
Junkyu hobinya mengumpat atau bagaimana?! Setiap kali dia berbicara dengan Junkyu pasti akan mendapat kata umpatan."Wajahmu manis, bisakah kau bersikap manis seperti wajahmu?! Berhentilah menjadi berandalan seperti ini. Kau tidak takut dengan masa depan mu?"
Haruto dan Junkyu, baru saja mengenal di kelas tadi. Namun, lihatlah mereka sekarang terlihat seperti sepasang sahabat yang salah satunya sedang merajuk.
"Tidak akan pernah, hatiku sudah mati. Dan untuk masa depan? Untuk apa takut jika masa depanku saja sudah berada di hadapan ku." Junkyu menatap Haruto.
Sungguh, perkataannya tadi hanya main-main dan tidak ingin ambil hati. Bahkan memikirkan untuk pacaran saja enggan untuk ia lakukan.
Asal kalian tahu, Junkyu saja berniat untuk tidak menikah selama hidupnya.
"Benarkah? kalau seperti itu aku sebagai masa depan mu memohon untuk mengubah dirimu menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tolong berhen-"
"Persetan! Kau menganggap perkataan ku tadi serius?! Aku hanya bercanda!"
"Aku tau, dan aku juga bercanda asal kau tau. Aku tidak mau mempunyai pasangan seperti mu di masa depan nanti. Berhentilah bermain-main mulai sekarang, aku akan menghukum mu sebagai ketua OSIS." Haruto bangkit dari duduknya dan meninggalkan Junkyu begitu saja. Tanpa ada pamitan.
"Fuck, aku tidak perduli dengan omongan orang-orang. Kesenangan hidupku lah yang lebih penting dari semuanya."
TBC
mbeeekk🐐
KAMU SEDANG MEMBACA
REALLY BAD ||HARUKYU
Fanfiction7/10 TAHAP REVISI!! Baca aja ayooo. ••• HARUKYU (Haruto,Junkyu) Bxb, bl, homo, pelangi. Yang homophobic harap menjauh dari bacaan ini. ||DI LARANG KERAS UNTUK PLAGIAT|| Genre: No romance, Absurd, misteri, Hate to friends.