CHAPTER 10

956 88 6
                                    

HARUTO× JUNKYU
━━━━━━━━━✧━━━━━━━━━
Happy reading ♡(> ਊ <)♡
❛ ━━━━━━・❪ ❁ ❫ ・━━━━━━ ❜

•••

Bel pulang yang ditunggu-tunggu akhirnya berbunyi, menandakan akhir dari hari sekolah yang panjang dan melelahkan. Junkyu langsung meraih tasnya dan segera beranjak keluar kelas. Baginya, suara bel pulang adalah melodi paling manis yang menandai kebebasan.

Di sepanjang perjalanan menuju gerbang sekolah, pandangannya melayang pada kelompok-kelompok siswa yang tertawa, bergurau, atau berjalan sambil bergandengan tangan. Ada yang dijemput orang tua, ada pula yang pulang bersama kekasih mereka. Namun, Junkyu selalu menjadi pengecualian. Dia tak terbiasa pulang dengan siapa-siapa. Baginya, pulang sendiri sudah jadi rutinitas yang nyaman.

"Huh, manja," gumamnya sembari memasukkan tangan kanannya ke dalam saku celana, menatap ke depan dengan pandangan dingin tanpa memedulikan tatapan penasaran dari siswa-siswa lain.

bilang saja, kau iri kan kim?

Namun, langkahnya terhenti saat sebuah suara yang familiar memanggil namanya. "Junkyu!"

Dia berbalik, dan matanya menangkap sosok Junghwan, sahabatnya yang berlari kecil mendekat dengan senyum hangat di wajah. Junkyu tak bisa menahan senyum tipis yang nyaris tak terlihat saat melihat Junghwan. Betapa kadang ia lupa bahwa sahabat baiknya ini selalu ada untuknya, memberikan warna dalam hidup yang selama ini terasa datar.

"Hei, pulang sendiri lagi?" Junghwan bertanya, masih dengan senyuman khasnya. "Ayo, pulang bareng aku kali ini."

Junkyu menggeleng pelan, menolak tawaran Junghwan dengan alasan yang sama seperti biasa. Bukan karena tak menghargai sahabatnya, tapi memang, ini sudah jadi kebiasaannya. Meskipun begitu, Junghwan tetap tersenyum, menggenggam lengan Junkyu dan menuntunnya untuk terus berjalan bersamanya.

"Ayolah, Junkyu. Hanya kali ini, ya?" Junghwan mencoba membujuk lagi, sambil mengayunkan lengan Junkyu dengan manja.

Junkyu hanya mendengus pelan. "Aku bilang tidak, kan?" Sahabatnya itu tahu, meski jawabannya terdengar dingin, ada ketulusan yang terpendam dalam setiap kata-katanya. Junkyu memang orang yang susah menunjukkan perhatian secara terang-terangan, tetapi Junghwan sudah sangat memahaminya.

Mereka berjalan bersama dalam diam yang nyaman, sampai Junghwan kembali memecahnya. "Kalau begitu... sore ini kau ada waktu? Aku ingin mengajakmu jalan."

"Tidak. Aku sibuk," jawab Junkyu cepat tanpa berpikir. Tapi, setelahnya, ia merasa sedikit menyesal dan ragu, sehingga akhirnya bertanya dengan suara lebih lembut, "Memangnya kau mau pergi ke mana?" tanya lagi dengan canggung.

Junghwan tersenyum penuh semangat. "Ke bar!" katanya dengan penuh antusiasme.

Langkah Junkyu langsung terhenti. Ia menatap Junghwan dengan ekspresi tak percaya, mengangkat tangan seolah hendak memukul kepala sahabatnya, tetapi kemudian menahannya. "Ke bar? Serius kau bilang begitu? Gila! Kau mau cari masalah di sana? Itu tempat yang berbahaya untuk bocah manis sepertimu."

Junghwan tertawa kecil melihat reaksi berlebihan sahabatnya. "Makanya, aku mengajakmu. Supaya ada yang menjaga ku. Tenang aja, aku cuma ingin menghabiskan waktu berdua denganmu."

Sambil menghela napas, Junkyu berusaha menyembunyikan rasa canggung yang mulai menguasainya. "Baiklah, tapi kita pulang jam sembilan. Jangan macam-macam, paham?"

Mendengar itu, Junghwan langsung bersorak kegirangan, melompat-lompat kecil sambil memeluk Junkyu. "Benar?! Kau serius?! Wah, terima kasih, Junkyu! Aku janji nggak akan membuat masalah. Aku cinta banget sama kamu!"

Junghwan bahkan mendaratkan kecupan kecil di pipi Junkyu dengan gemas, membuat Junkyu sedikit beringsut mundur sambil menahan malu. "Hei, tenanglah sedikit! Orang-orang melihat, bodoh!“

Setelah berteriak riang dan memeluk Junkyu dengan penuh rasa syukur, Junghwan berbalik menuju arah lain, berteriak, "Sampai nanti, ya!" sebelum akhirnya berlari pergi dengan senyuman lebar di wajahnya.

Junkyu tersenyum tanpa sadar melihat tingkah manis sahabatnya itu. Hanya Junghwan yang bisa membuatnya merasa hangat seperti ini.

Namun, senyumannya langsung lenyap saat mendengar suara lain yang tak asing muncul di sebelahnya. "Lihat siapa yang tersenyum bahagia! Si berandalan sekolah ternyata punya hati juga," ujar Haruto, tiba-tiba sudah berada di sampingnya.

Junkyu mendengus dan segera memasang ekspresi datarnya lagi. "Bacot!"


"Jahat sekali, manusia manis seperti mu sungguh tidak cocok mengucapkan kata-kata kotor."Haruto menaruh lengannya di bahu Junkyu layaknya seorang sahabat.

"Sialan, jangan menyentuhku bodoh. Kenapa kau selalu menggangguku?!"

"Baiklah aku tidak akan mengganggumu lagi, tapi sebelum itu aku ingin berteman denganmu. Apa boleh?"

Pemuda manis yang lebih pendek dari nya itu menatapnya horor dan menggelengkan kepalanya brutal. Tangannya terangkat hendak memukul Haruto. Namun, terhenti ketika Haruto menahan tangannya.

"Aku bercanda, mana mungkin aku berteman dengan singa ganas seperti mu."

"Persetan."

Dan Junkyu segera pergi berlari meninggalkan Haruto yang menatap punggung Junkyu dengan datar. ”Sulit sekali mendekati mu, ah apa yang harus kulakukan agar aku bisa menjadi temanmu?"

"Kau mengatakan sesuatu?"

"Tidak, lupakan. Ayo pulang,"ujar Haruto sambil menyeret tas temannya yang mana membuat temannya itu menjambak rambutnya.

"Enak saja, aku pulang sendiri. Mana mau aku pulang denganmu, sana pulang bareng jeongwoo saja. Aku akan pulang dengan Asahi, dahh Ruto sayang."ejek temannya seraya menjulurkan lidahnya bermaksud untuk mengejek Haruto.

Haruto menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan temannya itu. Dia kembali teringat pada Jeongwoo, pemuda yang berstatus sebagai sahabatnya sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar.

"Tidak, aku pulang dengan Junghwan. Dia mungkin sudah menungguku, sana pulang dengan hyunsuk saja."
Haruto melongo saat Jeongwoo yang sudah meninggalkan nya setelah menepuk bahunya.

Kini giliran hyunsuk yang di tatap oleh Haruto, yang di tatap pun terkekeh geli seraya menggelengkan kepalanya. "Kau tau bukan kalau aku selalu pulang dengan Jihoon. Kau pulang lah sendiri, bukankah kau sudah biasa sendiri? dah aku pamit."

"Sialan, punya teman yang sudah punya pacar itu memang menyakitkan."gumam Haruto dramatis.

TBC

mbeekk 🐐




REALLY BAD ||HARUKYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang