CHAPTER 08

992 92 4
                                    

HARUTO× JUNKYU
━━━━━━━━━✧━━━━━━━━━
Happy reading ♡(> ਊ <)♡
❛ ━━━━━━・❪ ❁ ❫ ・━━━━━━ ❜

•••

Pagi itu Haruto berlari kecil, mempercepat langkahnya untuk menyusul sosok di depan sana yang tampak tak peduli. Ia memanggil keras, suaranya menggema di sepanjang koridor sekolah.

“Junkyu! Jun!” seru Haruto. Panggilannya berhasil menarik perhatian para siswa yang langsung menatap sang ketua OSIS mereka dengan rasa ingin tahu.

Junkyu, yang berjalan dengan langkah tenang namun tegas di depan, mendengar jelas suara itu. Tapi, dia memilih untuk tetap melangkah tanpa menoleh. Tak ada niatan baginya untuk menanggapi panggilan dari Haruto, meskipun ada sesuatu yang berkecamuk dalam dirinya. Kembali teringat kejadian tadi pagi saat guru kesayangannya menyinggung perasaannya. Ia berusaha menyingkirkan bayangan Haruto dari pikirannya, tapi gagal.

“Andai saja aku bisa mencekik si tua itu dengan kedua tanganku…” gumamnya dalam hati dengan penuh emosi.

Namun, langkahnya terhenti ketika Haruto akhirnya berhasil menyusul, lalu menahan lengannya dengan kuat. Haruto mendengus, menatap Junkyu dengan frustrasi.

“Kau tuli? Aku sudah memanggilmu sejak tadi, sialan,” Haruto mendesis, memegangi lengan Junkyu erat.

Dengan gerakan cepat, Junkyu melepaskan tangan Haruto dari lengannya. Dia memutar tubuhnya untuk berhadapan langsung dengan pemuda di depannya. Mata mereka bertemu dalam tatapan tajam dan penuh intensitas. Junkyu mengangkat tangannya, hendak menampar wajah Haruto yang terlihat penuh percaya diri. Tapi, dia segera menahan dirinya, berusaha mengekang amarah yang mendidih.

“Pergi,” ucap Junkyu singkat namun penuh ketegasan. Satu kata yang diucapkan dengan dingin, matanya menunjukkan kemarahan yang tidak bisa disembunyikan lagi. Ia mengepalkan tangannya, berusaha keras menahan diri.

Haruto terdiam sejenak, merasakan kekecewaan yang tak terucapkan dari Junkyu. Namun, sebelum ia sempat berkata sesuatu, Junkyu sudah berbalik dan berjalan menjauh, meninggalkannya di tengah kerumunan siswa yang menatap dengan penuh rasa ingin tahu.

Haruto hanya bisa menghela napas panjang, menatap punggung Junkyu yang perlahan menjauh. Dalam hatinya, ia menyadari bahwa usahanya untuk mendekati Junkyu tidak pernah mudah. Junkyu memang sekeras batu; dingin dan tidak tersentuh. Setiap kali Haruto mencoba mendekat, ia selalu dihadapkan dengan tembok besar yang sulit ditembus.

Namun, tak jauh dari sana, seorang gadis yang cantik berdiri sambil menggenggam dua kotak coklat di tangannya. Ia melihat kesempatan untuk mendekati Haruto dan dengan cepat menghampirinya.

“Kak Haruto!” panggilnya dengan suara manis, senyum tersungging di wajahnya. Ada harapan besar dalam matanya, berharap bisa mencuri perhatian ketua OSIS yang tampan itu.

Haruto menoleh dengan ekspresi datar, sedikit mengernyit melihat gadis itu mendekat dengan penuh antusias. Ia sama sekali tidak menunjukkan minat.

“Ini… coklat untuk ka—”

Sebelum gadis itu bisa menyelesaikan kalimatnya, Haruto langsung mengambil salah satu kotak coklat dari tangannya, lalu melemparkannya ke tempat sampah yang kebetulan berada di dekat mereka. Bunyi ‘brak’ terdengar saat kotak coklat itu jatuh ke dasar tempat sampah.

REALLY BAD ||HARUKYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang