Beberapa bulan berlalu. Tidak terasa kini Jeno sudah tamat dari sekolah menengahnya. Meninggalkan Jisung yang saat ini akan resmi menjadi murid kelas tiga sma.
Ketukan pelan dari jari tangan lentik yang tengah bermain di atas meja belajar itu membuat suasana hening di ruangan itu menjadi sedikit berisi.
Park Jeno, si manis yang tengah melamun itu menatap lurus kearah sang suami yang kini tengah menatapnya juga.
"Kamu yakin nerima tawaran ini?"
Tanya Jisung, pria tampan yang sudah setahun ini menjadi suaminya. Jeno mengangguk tanpa ragu. Menoleh kearah kertas yang sedari tadi ia coret-coret."Tapi kamu tau konsekuensinya, kan?"
Tanya Jisung sekali lagi. Jeno menghela nafas lalu kembali mengangguk pelan.Jisung hanya diam saja. Melipat kembali kertas putih yang ada di tangannya.
"Saya nggak mau banyak memberi komentar. Jika itu keinginan mu, saya bisa apa?"
Ucapnya lirih. Jeno mengalihkan tatapannya dari wajah sendu sang suami. Memilih fokus menatap jendela kamarnya saat ini.Ia menginginkan ini. Pergi dari suaminya bukanlah murni keinginan buruknya, tapi mimpinya selama ini. Salahkan saja kedua orang tuanya yang malah menjodohkannya saat Jeno masih sma.
"Bukankah italia terlalu jauh?"
Suara Jisung kembali memecahkan keheningan."Aku mendapat beasiswa di sana"
Ucap Jeno yang masih enggan menatap kearah suaminya. Helahan nafas keluar dari bibir Jisung."Baiklah, saya turun ke bawah dulu. Jika sudah selesai belajar segera turun. Saya yang akan buat makan malam untuk kita"
Ucapnya yang kini beranjak dari duduknya. Jeno ingin mengatakan sesuatu, tapi ia tahan. Membuat Jisung tidak punya alasan lain lagi untuk tetap disana bersama istrinya.
Suasana dapur sedikit berisik. Terlihat ibu Jisung yang tengah memasak di dapur bersama dengan para maid yang lain. Memang hari ini Jisung dan Jeno memilih menginap dirumah orang tua Jisung karena satu alasan.
"Jeno belum turun?"
Tanya sang ibu saat melihat sang anak yang menghampirinya di dapur."Kami baru saja membahasnya, ma"
Ucap Jisung dengan wajah lesuhnya. Nyonya Park, wanita cantik itu menatap sang anak dengan senyuman teduhnya."Lalu bagaimana?"
Tanyanya.Jisung terdiam sebentar lalu berusaha tersenyum,
"Dia masih ingin kuliah di milan"
Ucapnya. Tidak ada yang bisa nyonya Park lakukan lagi selain mengusap punggung lebar milik anak tunggalnya itu."It's oke. Semua keputusan ada di kalian berdua. Mama sama papa cuman bisa dukung kalian"
Ucapnya menenangkan. Jisung menatap sang ibu dengan senyuman. Berusaha kuat menjalani rumah tangganya dengan sang istri.
Makan malam keluarga besar itu terjadi. Disana ada kedua orang tua Jeno yang ikut datang ke acara malam itu. Hari ini perusahaan tuan Park mendapat tender baru. Ia ingin membuat acara makan malam kecil-kecilan dirumahnya. Tentunya bersama besannya juga.
Mark yang merupakan anak pertama di keluarga Lee tidak bisa kembali dari kanada setelah ia di tugaskan kesana oleh ayahnya. Jadinya hanya ada Jisung di meja makan, bersama dengan Jeno yang merupakan menantu manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty CEO wife (SungNo)
Novela JuvenilJeno, murid sma brandalan yang sedikit binal menikah dengan Jisung, ketua osis dan Ceo muda yang sangat cuek namun seperti sugar daddy untuknya.