♡ CHAPTER 07

366 18 0
                                    

☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆☆☆

Gadis cantik yang terbiasa menggunakan masker ketika keluar kost ini tengah menunggu bus di tempat biasa, ia sibuk mengotak atik ponselnya.

"Naik." Perintah seseorang.

Perhatian nya teralihkan, ia menatap asal suara. Meneliti dari ujung kaki hingga ujung kepala, laki-laki misterius. Datang menawarkan hanya dengan mata yang terlihat karena setengah wajah yang tertutupi helm.

"Shaqilla?" tanya nya memastikan, ia menunjuk dirinya sendiri karena hanya dia saja yang berada di halte itu.

"Iya kamu... siapa lagi, hantu?"

"Ini gimana sih maksudnya, bingung." Shaqilla kembali memainkan ponsel nya, abaikan saja orang misterius yang sudah berulang kali menawari dirinya untuk berangkat ataupun pulang sekolah.

Kejadian seperti ini bukan pertama kalinya, hampir setiap hari ia banyak menemui orang-orang seperti ini. Mungkin sang pencipta memang mengirimkan banyak orang baik untuknya diluar lingkungan sekolah.

"Kamu udah ketinggalan bus terakhir."

"Gak, masih ada satu bus lagi kok."

"Udah lewat."

"Gak mungkin, Shaqilla gak liat tuh."

"Kamu terlalu sibuk sama hp... itu buktinya." Laki-laki itu menunjuk bus yang sudah cukup jauh dari posisi mereka saat ini.

Shaqilla mengikuti arah pandang laki-laki itu, "Tinggal pesan taxi aja kan?"
"Walaupun jajan aku harus jadi korban." batinnya.

"Bahaya di jalan sepi gini naik taxi."

"Jawabannya ada mulu, lagian kakak juga beda arah sama Shaqilla." Lagi-lagi suara lembut itu menjelaskan penuh kesabaran.

"Masih bisa kalau anterin kamu dulu, ayo. Nanti telat."

"Kakak siapa sih? Datang datang kok ngajak ke sekolah, kenal aja gak. Dari seragam aja udah beda. SMP Pertiwi ke arah kiri, sedangkan SMA Pratama yang tidak lain adalah sekolah kakak ke arah kanan. Kok main ayo ayo aja."

"Penting?"

"Penting lah, takutnya ini modus penculikan."

"Ngapain, kalau tau gitu udah dari dulu."

Shaqilla beranjak dan meninggalkan halte itu, "Shaqilla gak mau berdebat." gumamnya. Lebih baik ia mengakhiri perdebatan itu dengan pergi.

MISIDENTIFY (MoxQue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang