♡ CHAPTER 03

478 38 6
                                    

☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆☆☆

"Tampan," mungkin itu kata yang cocok untuk laki-laki yang tengah bercermin ini.

Setelah merasa cukup rapih, ia memakai jam tangan dan menyambar ponsel dan juga kunci motornya. Tepat pukul 19.00 Laki-laki itu turun ke lantai dasar dan menuju ruang makan.

"Mau kemana lagi kamu nak?"

"Main," jawabnya, ia menarik salah satu kursi dan duduk bersebrangan dengan wanita yang baru saja bertanya.

"Kamu nih ya, baru juga nyampe jam 5 sore tadi. Sekarang mau keluar? Pulang jam 5 subuh lagi? Ada apasih dengan angka lima, favorit kamu atau gimana?"

"Mami, aku gak mau berdebat hal yang sama."

"Mami gak lagi berdebat tapi nanya."

"Kamu nan-"

"Pih, mami lagi serius." Tegurnya saat merasa akan ada tanggapan dari sang suami.

"Bercanda sayang."
"Istri saya punya indra ke 7 kali ya, ngomong dengan suara kecil aja bisa dia dengar." batin laki-laki paruh baya itu.

Tatapan wanita itu kembali berpindah kepada anaknya, "Mau sampai kapan kamu gini terus nak? Mami khawatir sama kesehatan kamu."

"Aku baik."

"Apanya yang baik? Aktivitas kamu tuh apasih diluar sana? Aneh aneh kan? Mami telepon teman mami nih, sekalian tanya kalau anak dia sering pulang larut malam kayak kamu atau gak."

"Beda mih."

"Tuh kan beda, mami sebenarnya juga udah pernah tanya. Tapi kata teman mami anaknya yang sahabat baik kamu itu gak pernah tidur di luar rumah dan selalu pulang dengan tepat waktu."

"Udahlah mih."

"Kamu nih, mami harus pakai cara apasih biar kamu betah di rumah terus? Kamu bisa sakit nak, angin malam tuh gak baik buat kesehatan."

"Iya tau."

"Kalau tau kenapa gak mau pulang dan tidur di rumah sih? Kamu udah gak say-"

"Jangan mulai mih."

"Mami capek sama kamu ih."

"Istirahat yang cukup."

Sang mami melotot tidak percaya, ia siap mengeluarkan serangan namun kepala keluarga yang sejak tadi melihat perdebatan istri cantik dan anak kesayangannya pun berdehem.

"Istriku sayang, udah ya. Bebasin anak kita mau ngapain aja, ini emang udah jamannya. Selama gak bikin masalah, kita gak boleh larang."

"Tapi pih, Aarick gak pernah tidur dirumah. Orangtua mana sih yang gak khawatir, kalau dia kenapa-napa gimana?."

Aarick Raskiel Dayyan, itulah nama yang sudah tersemat dalam dirinya beberapa tahun yang lalu saat ia hadir di dunia ini. Tentu saja nama itu sudah sesuai kesepakatan dua orang yang tengah berdebat saat ini, Haidar Dayyan dan Shania Klinski.

MISIDENTIFY (MoxQue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang