♡ CHAPTER 08

463 24 2
                                    

☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆☆☆


"Aaaahk bosan banget, kerjaan gue weekend kok gini amat. Muter muter doang dalam rumah. Mana gak ada teman lagi, Shaqilla sih.. setiap gue ajak ke rumah gak pernah mau." Gloria terus menggerutu.

Turun dari queensize nya dan mencari letak ponsel, ia mulai mencari kontak sahabatnya itu, "Astagaaah Shaqilla, lo kemana sih." Ia terus mencoba menghubungi Shaqilla. Jika sahabatnya itu tidak mau datang ke rumahnya, biar dia saja yang ke tempat Shaqilla.

"Gue jalan bareng bruno aja deh," Karena nomor Shaqilla yang sulit di hubungi akhirnya ia memutuskan untuk keluar saja, entah kemana bruno akan membawanya. Di tempat itulah ia akan mencari kesenangan.

Setelah sampai garasi, ia berkacak pinggang "Gue ajak bruno atau bernad ya? Kan... makin pusing, baru juga mau pergi."

Gloria menggaruk kepalanya bingung, "Sama bernad aja deh, bruno terlalu bahaya."

"Non, mau kemana?" Tanya ART Gloria, bik Nani.

"Eh bibi," ia menampilkan cengirannya, "Gak kabur kok, cuma lupa kasih tau aja ke bibi. Hehehe," bik Nani memang hanya ART tapi Gloria sudah mengaggapnya keluarga.

"Glo keluar bentar ya, gak lama kok. Paling dua jam lagi balik, lagian besok kan minggu. Gak apa-apa pulang jam 10 kan?"

"Non, ini udah jam 11 malam. Dua jam lagi berarti non pulangnya jam 1 dong?"

"Hah? Jam 11? Masa sih bik." Gloria kembali mengecek ponselnya, benar saja. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.15 menit, pantas saja nomor sahabatnya sudah tidak bisa di hubungi. Shaqilla memang membiasakan dirinya untuk mematikan ponsel pukul 22.00.

"Dirumah aja ya non, bahaya. Udah malam." Ujar bik Nani khawatir.

"Tapi Glo bosan bik, keluar bentar ya. Muter komplek aja, habis itu pulang." Bujuk Gloria.

"Yaudah deh non, jangan lama ya. Bibi tungguin."

"Jangan bik, tidur aja gak apa-apa. Kayaknya aku mau mampir bentar beli martabak."

"Martabak depan komplek non?" Gloria mengangguk, "Non, jangan beli martabak disitu ya. Usahain deh non gak lewat situ, minggu lalu bibi dengar ada anak gadis di gangguin preman sekitar situ."

Gloria terbahak, "Gak apa-apa bik, paling mereka malak doang. Udah ya, Glo pamit dulu."

Gloria keluar gerbang rumahnya, bik Nani juga tidak bisa berbuat apa-apa. Gloria memang gadis keras kepala.

"Mang, martabak spesialnya yah." Gloria sampai di kedai martabak itu pukul 00.40.

"Siap, pesan berapa neng? Mau toping apa?"

"Sisa adonan di buatin martabak aja mang, topingnya apa aja." Gloria menarik kursi dan duduk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MISIDENTIFY (MoxQue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang