៚❤ 0010

132 19 0
                                    

[❤];

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[❤];

"Tsukasa..."

"Tsukasa."

"Tsukasa!"

Tsukasa terhentak. Ia tertarik dari kegelapan. Iris lembayung berhadapan dengan netra sejernih kaca. Wajahnya sungguh dekat dengan sang kasih.

Lengan Tsukasa bergerak pelan lantas memeluk sang dewi.

"Aku takut." Suaranya parau.

"Nggak ada yang perlu di takutkan." [Name] membelai lembut surai merah.

"Aku mengkhianati semua orang."

"Nggak ada yang kau khianati."

"Aku gagal jadi idol."

[Name] mendorong bahu Tsukasa, menangkup kedua pipi si adam, menatap lurus ke dalam netra lila. "Tsukasa idol paling hebat, paling bersinar."

"Tidak..." Ia melepas kontak mata. Hatinya sudah jatuh ke dalam kehancuran.

Alis [Name] berkerut. Tak akan mudah tuk membujuknya. Tsukasa tak akan habis-habis menyalahkan dirinya hingga fajar kembali muncul.

Dua jari telunjukkan menekan bagian ceruk leher, di tekan cukup lama. Pelan-pelan Tsukasa merasa ngantuk, ia pun terlelap.

Diwaktu bersamaan ketukan pintu menggema, kepala Leo dan Ritsu menyembulkan di pintu. Mereka menatap [Name] tak mengatakan apa pun. [Name] yang mengerti kegundahan dua orang ini, bertutur pelan.

"Masuk lah."

Mendapatkan izin, Leo dan Ritsu masuk, di susul Arashi, Izumi, dan Eichi.

"Apa yang terjadi sampai Tsukasa jadi begini?" Tanya [Name], diusahan nadanya tenang.

"Ini," Eichi menperlihatkan ponsel yang sedang menayangkan artikel dengan tulisan tebal "Suou Tsukasa mengkhianati fansnya. Ia berkencan dimalam hari."

Jadi orang terkenal sangat sulit. Sekecil apa pun yang kau buat maka mereka yang membenci memberitakan pada dunia agar kau jatuh.

[Name] merampas ponsel Eichi, perhatian [Name] jatuh ke foto di bawah judul itu. Ia meneliti dengan cepat. Fotonya diambil dari belakang, kayaknya karyawan di restoran semalam yang foto.

"Gimana?" Tanya Eichi. "Mau kami yang selesaikan?"

"Nggak ku sangkah kau beneran pacaran sama Kasa-kun," Sambar Izumi, ia melipat tangan. "Kenapa nggak kau kasih tau sama kami?"

"Bukan waktunya bahas itu, Izumi," [Name] menjawab Izumi lalu menoleh ke Eichi. "Biar aku aja. Biar ku perlihatkan pada mereka telah berurusan sama siapa." Suara [Name] tak seperti biasanya yang selalu tenang dan hangat, itu terasa seakan membunuh, mencengkram atmosfer, menyekik setiap leher.

Apa dia benar orang yang sama?

Eichi senyum-senyum sendiri, seakan ia sudah mengetahui semua yang akan terjadi.

𝐓𝐫𝐲𝐬𝐭┋𝘚𝘶𝘰𝘶 𝘛𝘴𝘶𝘬𝘢𝘴𝘢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang