Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[❤];
Waktu terus bergerak tanpa henti, tanpa kita sadari dunia telah berubah dan kita juga ikut berubah. Berkat campur tangan AGATHA, perusahaan terkenal di Amerika yang dikenal seluruh dunia. Para artis mempublish hubungan serius yang mereka jalin, mengklarifikasi tentang hubungan yang tampak di layar lebar, bahkan ada yang memberitakan akan menikah. Para haters menghapus artikel atau komentar yang dibuat 'kan takut tak bisa melihat matahari lagi.
Keraguan menggerogoti hati Tsukasa setelah tau pacarnya selama ini orang luar biasa ralat, sangat luar biasa. Sayangnya setiap Tsukasa melihat [Name] hatinya langsung luluh, hingga pikiran tuk mengakhiri segalanya sirna. Tsukasa memantapkan hati, ia gapai kembali tangan sang kasih. Mau seperti apa pun derajat [Name], Tsukasa akan berjalan disisinya.
Tak lama kemudian, [Name] harus kembali ke Amerika menanggung konsekuensi yang ia buat. Kali ini Tsukasa yang akan menunggu [Name] kembali ke jepang. Yha, terkadang kalau si cewe ada waktu luang barang sedetik pun ia akan menelpon Tsukasa atau video call tengah malam.
Semua terlewatkan hingga musim dingin di usia 22 tahun Tsukasa datang. Lembayung melambung ke langit. Keping salju jatuh di ujung hidup. Uap tipis tercipta dari hembusan napas. Di musim beku ini Tsukasa mendapatkan hadiah terbesar dari langit, kenang-kenangan manis- ada yang buruk juga. Mengingat hari yang sudah lewat membawa tawa sendiri.
"Tsukasa!" Pintu teras gedung ES terbuka bersamaan suara yang memanggil, si oknum melangkah hingga di depan si adam. Tsukasa ukir senyuman.
"Selamat datang kembali, [Name]-san."
"Aku kembali." [Name] balas dengan senyuman diakhir.
"[Name]-san, boleh aku minta cincin mu sebentar?"
Sedikit di herankan. [Name] menuruti Tsukasa, ia lepas cincin perak di jari mans dan menberikannya.
"Aku sudah lama menunggu ini," Tsukasa berlutut bak pangeran di negri dongeng. Musim dingin berubah jadi musim semi yang hangat penuh bunga sakura. Tangan [Name] diambilnya lembut. Cincin perak dengan inisial namanya dipasangkan ke jari manis hawa. "Menikahlah dengan ku."
Tsukasa sudah menunggu-nunggu untuk ini. Ia sudah menanti sejak 5 tahun lalu 'tuk melamar [Name] dengan benar.
Netra [Name] melebur. Tak disangkah Tsukasa akan melamar balik. Kekehan mengudara. Semu merah mewarnai pipi. Udara dingin terhalau kehangatan hati. "Dengan senang hati!"
[❤];
Musim dingin lewat berganti musim semi datang.
Tumit Tsukasa mengetuk-ketuk lantai pualam. Tangan di atas paha di remas kencang-kencang. Keringat dingin membanjiri pelipis. Ketegangan Tsukasa mengudara di ruang tunggu, bahkan keempat adam yang bersamanya ikut merasakan ketegangan. Minus untuk Leo yang berbahagia dengan inspirasi mengalir deras.
"Kau gpp?" Izumi mewakili semua orang yang ingin bertanya.
"Ya, naik ke panggung nanti gugup ku hilang kok." Raut tegang Tsukasa belum lepas.
"Jelas lah!" Seru Tsukasa. "Aku tau hari ini bakal datang tapi tetap saja gugup."
Bunyi ketukan menggema ke dalam, semua atensi tertuju pada Anzu dan Tenshouin Eichi yang datang. Si pirang melambungkan senyum khas.
"Tsukasa-kun udah siap nih."
"Dimananya dia siap hah!?" Sarkas Izumi. Dahinya mengkerut. Suara tumit Tsukasa semakin menjadi-jadi. "Berisik!"
"Lagian udah waktunya."
"Kita harus pergi." Celutuk Arashi.
Tsukasa melompat dari kursi. Raut tegang di wajahnya semakin mengerikan. Tanpa pamit ia melenggang keluar laiknya robot.
"Apa dia melupakan keberadaan kita?"
"Sepertinya."
[❤];
Berulang kali Tsukasa mengatur napas agar rasa tegang lepas dan tak melakukan kecelakaan bodoh yang merusak hari terbaik sepanjang hidup. Tangannya dingin. Ia tak merasakan kakinya menginjak lantai. Pintu kayu besar di hadapan berputar-putar. Tsukasa ingin melarikan diri, masuk ke dalam lubang dan menenangkan pikiran.
"Tsukasa sayang."
Lengan Tsukasa di dekap. Dunia yang berputar-putar kembali normal. Kecemasan Tsukasa di hapus ombak besar tanpa menyisakan apa pun. Lembayung menoleh pada pelaku yang datang. Itu [Name].
Gaun putih membalut tubuh indah jelita. Riasan tipis yang tak menutupi kecantikan asli. Rambut tertata rapi dengan mutiara bertebaran membuat seperti langit berbintang.
"Ayo masuk bersama."
Tsukasa layangkan senyum. "Ya!"
"Pembelai pria dan wanita memasuki ruangan!"
Pintu dibuka lebar. Semua mata tertuju pada dua insan yang akan bersatu selamanya hingga ajal memisahkan keduanya. Setelah lama menunggu akhirnya, dua insan ini sah juga.
Tsukasa dan [Name] berjalan diatas karpet merah. Suara tepuk tangan memenuhi acara, sorak-sorakan pun ikut menyertai. Dibaris terdepan, keluarga [Name]; Ayah dan Kakak laki-laki menitikan air mata.
"Akhirnya hari ini tiba juga." Pelan [Name].
"Maaf buat nunggu lama."
"Mau berapa banyak lagi bilang maaf," Tepat sampai di ujung karpet. [Name] berbalik menghadap Tsukasa. "Tolong jaga aku."
"Of course. Aku akan membahagiakan mu."
Keduanya saling melempar senyum lantas berucap bersama.
"Kami bersumpah, akan hidup bersama selamanya baik suka dan duka."
[❤];
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . .
Aku bingung ini bisa di sebut bonchap atau nggak. Dan-dan bingung juga buat nulis waktu upacaranya. ( -̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥᷄◞ω◟-̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥᷅ ) kemampuan ku nggak seberapa ternyata.