៚❤ 009

116 17 1
                                    

[❤];

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[❤];

Di ruang tunggu, pikiran Tsukasa melambung ke angkasa. Hal-hal tak perlu, peristiwa yang lampau pun lewat semua di kepala. Iris ungu menatap kosong ke langit ruang. Pertanyaan muncul bak bongkahan es di laut.

Sejak kapan hubungan ku jadi backstreet?

Tsukasa heran kenapa pikiran ini muncul sekarang. Ia putar ulang laiknya rekaman film dalam bioskop, di ulang baik-baik setelah cincin perak terpasang di jemari.

Orang yang pertama ia beritahu Kohaku. Waktu itu Kohaku mengatakan semacam 'jangan beritahu' atau sejenisnya. Tsukasa turutin karna Kohaku melototinya seakan matanya akan mengeluarkan laser merah yang membolongi langsung kepala Tsukasa.

Besoknya Tsukasa dan [Name] bersikap seperti biasa, seperti belum pacaran, seakan malam itu tak ada. Tsukasa tetap cemburu kalau ada serigala-serigala yang menempel pada [Name]. Tetap bicara normal laiknya mereka sudah lama menjalin hubungan. Tentu jarak mereka berbeda, Tsukasa tak perlu lagi mengintip dari balik tembok atau mencari alasan untuk bertemu. Ia bisa menemui si gadis kapan pun di mau.

Terkadang ada pertanyaan muncul dari para netizen yang merasa ada perubahan dalam jarak dua insan ini, terasa lebih dekat tapi bukan dekat sebagai teman. Yang lebih istimewa lagi. [Name] sigap mengalihkan pertanyaan itu. Awalahnya Tsukasa bingung kenapa nggak di jawab jujur saja, ia ingin bertanya tapi terasa aneh begitu seakan ia meragukan benang yang mengikatnya dengan [Name]. Seribu sayang, Tsukasa menikmati hubungan balik layar ini laiknya bermain petak umpet. Menyenangkan.

Tsukasa membuka ponsel, pergi ke album foto, membuka foto terbaru ia dengan [Name]. Foto yang nyoba lusinan pakaian couple semalam, ada juga saat makan malam di restoran- karna capek nyoba baju mulu akhirnya kelaparan. Ada juga foto [Name] yang Tsukasa tangkap ketika jalan-jalan di naungan ratu malam.

Apa aku publishkan aja?

"Suu-chan~" Suara itu terdengar bersamaan ketukan di pintu. Kepala Ritsu menyembul dari pintu. "Udah waktunya."

"Baik." Tsukasa mematikan ponsel lalu pergi dari ruang tunggu.

Tanya pendapat [Name]-san juga deh.

[❤];

"Kau!" Izumi menarik tangan kanan [Name], ia memasang muka galak. "Apa yang kau lakukan sampai berdarah hah!?"

Ia mengambil hansaplast dari saku celana dan memasang ke jari telunjuk [Name] yang berdarah.

"Maaf, tanpa sadar aku mengigitnya terlalu keras." Mukanya tak merasa bersalah.

"Udah nih," Kata Izumi yang selesai memasang. "Awas kau gigit lagi jari mu!"

[Name] menatap jarinya yang di obati Izumi. "Makasih Izumi..."

"[Name] baik aja?" Leo mendekat, rautnya cemas.

"Cuman merasa nggak enak." [Name] mengkerutkan dahi. Perasaan tak nyaman ini semakin membuatnya gelisah.

Kenapa firast buruk muncul?

"Firasat buruk?" Imbuh Izumi. "Kau sangat peka soal gituan."

[Name] mengabai ucapan Izumi, ia terjun bebas ke dalam pikiran. Terus memikirkan apa yang memicu perasaan tak senang ini. Firasat buruk tak hanya akan jatuh pada [Name], bisa aja ke orang terdekat.

Sialan.

[Name] menghela napas berat. Ia paling benci perasaan gelisahnya bercampur aduk di dalam satu wadah. "Haah... Aku benci ini."

"Jangan terlalu di pikrkan."

"Nggak bisa. Aku harus memastikan semua baik saja."

[❤];

Dari back stage [Name] menatap lurus ke acara temu fans Knights yang sudaah jalan 30 menit tanpa kendala. Ia menggigit jarinya lagi.

"Hai, [Name]-chan."

Empu nama menoleh ke samping pada yang muncul. "Eichi? Ngapain disini?"

"Kebetulan aku ada di dekat sini. Btw muka mu kenapa? Suram banget."

"Hanya perasaan nggak enak."

Eichi tak menjawab, ucapan positif untuk keadaan [Name] saat ini nggak mempan. Itu akan memicu kegelisahan saja.

Dering ponsel di saku menyelamatkan Eichi dari atmosfer canggung. Eichi membaca isi notifikasi yang datang. Tangannya melambai di udara, memanggil orang di sampingnya.

"[Name]-chan, [Name]-chan."

Eichi menoleh dari hp, ia sudah tak menemukan [Name] di sampingnya. Ia menatap lurus ke depan pada acara yang mendadak ricuh.

[❤];

Tsukasa mengulurkan tangan tuk menjabat fans selanjutnya. Fans cewe itu meremas tangan Tsukasa, ia memajukan wajah membuat Tsukasa kaget ditempat.

"Kau mengkhianati kami."

Tsukasa refleks mundur, ia tak bisa melepas tangannya dari genggaman si gadis.

"Kau milik kami bersama! Idol nggak boleh punya pasangan! Kau telah mengkhianati perasaan kami! Kau gagal menjadi idol!"

Tsukasa merinding. Wajahnya memucat. Detak jantung memenuhi gendang telinga. Napasnya memburuh. Di detik ini Tsukasa merasakan yang namanya kejatuhan. Jatuh ke lubang yang gelap.

[Name] melepas paksa gengaman si cewe dan, memberikan tatapan nanar. "Acaranya berhenti disini." Titahnya pada petugas keamanan yang datang terlambat. [Name] segera membawa Tsukasa pergi.

"Apa yang terjadi?" Tanya Leo. Izumi menggeleng nggak tau. Ritsu dan Arashi menatap dua insan itu pergi.

Dari arah [Name] pergi, Eichi datang melirik sebentar lalu kembali berjalan ke 4 member lain. Ia mengangkat ponsel. "Sepertinya karna ini."

"Hah?"

[❤];

[❤];

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐓𝐫𝐲𝐬𝐭┋𝘚𝘶𝘰𝘶 𝘛𝘴𝘶𝘬𝘢𝘴𝘢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang