14. Carvan Family 2

81 31 3
                                    

Hallo semua
Apa kabarnya nih?

Absen dulu dong kalian bacanya kapan

Jangan lupa vote dan komen ya
Itu ngartis jadi jangan sampai kelupaan

Spam love birunya dong
Ramein setiap paragraf

Happy reading

:_CARVANDELA HIGH SCHOOL_:.

Jevan mengangkat kepala kala mendengar suara sang adik datang menghampiri telinga. Sejak tadi Jevan tidak sadar bahwa Alora sudah ada di sampingnya. Dari tadi ia sibuk menahan perih dan nyeri ditubuhnya. Ia menatap sang adik lalu menarik sudut bibirnya yang kering itu.

Ia berusaha bangkit walau kini tubuhnya terasa sangat menyiksa. Ia tersenyum lebar sampai matanya juga ikut tersenyum. Wajahnya yang biasanya menjadi pemenang dan rumah pulang Alora dipenuhi lebam dan darah kering. Hati Alora sangat teriris melihat kakaknya yang sudah tidak berdaya.

Perlahan suara decitan pintu terdengar. Seorang pria dengan jas datang. Alora menoleh menatap pria itu. Ia langsung memeluk Jevan dengan eratnya, ia tidak akan melepaskan kakaknya.

.

Cahaya lampu jalanan redup tampak temaram. Hujan turun dengan lebat, menimpa atap mobil putih yang melaju membelah jalanan. Langit menangis, rintik air menyapa bumi, diiringi angin dingin menusuk tulang, menusuk hati. Jam menunjukkan hampir pukul 4 pagi, sunyi sudah tidak menyelimuti jalanan kota. Suara hujan, dan detak jantung menemani.

Seorang wanita cantik, berkendara dengan cemas dan gundah. Membayangkan apa yang akan dan telah terjadi pada putra sulungnya di rumah. Hati diliputi rasa bersalah, lantaran ia terlalu lama untuk kembali.

Di saat pagi begitu dingin, dan hujan turun tanpa henti. Pikiran dipenuhi rasa khawatir, apa yang terjadi di sana. Apakah anak itu baik-baik saja? Siapa yang tahu? Ia kan tidak ada di sana.

Sebenarnya ini bukan penyesalan, ini hanya rasa bersalahnya karena ia seorang ibu. Ia hanya ingin terlihat sedikit berguna untuk menemani Jevan, putranya yang tidak pernah Ia belai.

Jalanan basah licin, roda kendaraan melaju cukup kencang. Sebenarnya Ia bisa langsung pulang setelah mendapatkan telfon dari Alora. Namun, ia lebih suka dengan pesta itu. Hingga ia berpikir ia akan sempat jika 10-15 menit lagi di sini. Namun itu salah, ia malah lewat 30 menit di pesta itu.

"Dasar berandal. Membuat aku repot saja. Apalagi yang dilakukan anak malang itu sampai-sampai membuat ayahnya marah," gumamnya dengan nama cemas, emosi dan sedih.

Kecepatan terus dinaikkan, rasa cemas semakin memuncak. Jika anak itu sampai mati, habis sudah. Ingin segera sampai di rumah, menghentikan tindakan terlarang sangat suami pada anaknya.

Akhirnya, rumah terlihat di kejauhan, lampu terang bercahaya. Rasa lega menyelimuti. Wanita 47 tahun itu bergegas memarkirkan mobilnya. Ia lalu turun dan berlari masuk ke rumah besar keluarga ini.

Dengan dress panjang dan heels yang cukup tinggi membuat Ia kesulitan. Namun, ia tidak memedulikan semua itu. Ia berlari menuju ke lantai dua dimana disanalah kamar Jevan berada. Membuka pintu, tampan izin.

Sontak penghuni kamar langsung terdiam, menatap pintu. Wanita cantik bertubuh langsing dan tinggi itu memaku melihat Alora yang kini tengah memberikan pengobatan ringan pada Jevan. Perlahan kaki mulus berbalut heels putih itu mendekat ke arah sofa. Dimana Jevan dan Alora berada.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CARVANDELA HIGH SCHOOL (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang