I - Cowok tanpa Nama Lengkap

32 14 14
                                    

Tidak ada kejadian spesial di kantin sekolah siang itu, kecuali Niro yang tidak menambahkan sambal ke makanannya.

Anak-anak cowok berkerumun di pojokan, membicarakan ledakan yang terjadi di kota siang kemarin. Dua pasang manusia tidak tahu diri asyik pacaran di pojok yang lain. Sedangkan aku hanya bisa curi-curi pandang ke arah Niro, yang sepertinya tidak berselera makan.

"Jangan bercanda lu!" Salah satu cowok itu menempeleng Niro.

Kurang ajar.

"Emang, sih. Akhir-akhir ini gue merasa neraka lagi bocor." Cowok lain menimpali dengan gelagat sok serius. "Panas bat kek di Bekasi!"

Dan Niro, sambil tersenyum lebar, berkata: "Bukan bocor. Pintu gerbangnya kebuka enam hari enam malam karna si Belphegor¹ malas nutupnya lagi setelah dia pulang dari bumi."

Cowok-cowok penghuni meja itu serentak tertawa. Niro memamerkan cengiran indahnya, lalu menghabiskan teh yang esnya sudah raib.

"Lu khatam banget kalau soal periblisan."

"Niro kan, anak iblis, Bre!"

"Kalau gue anak iblis, kalian sesepuhnya." Niro berujar kalem. Senyum simpulnya saat itu membuatku sedikit merinding.

Percakapan mereka terputus oleh dering bel. Pundakku ditepuk oleh Nurina. Waktu cepat sekali berlalu kalau kita sedang menikmatinya.

Waktu sialan.

"Jangan Niro terus yang lu perhatiin. Bel tuh, terlambat masuk kelas mampus." Dia menarik tanganku sambil memasang cengiran jahil.

Untunglah suara Nurina kecil, jadi tidak ada yang mendengar kelakarnya. Aku tidak mau kehilangan teman baik karena urusan sepele.

"Gak apa-apa asal dihukumnya berdua Niro."

"Bucin goblok!" Nurina berdecih. Tapi aku tahu dia mendukungku juga.

Niro memang idaman.

Bahkan setelah masuk kelas, aku tidak bisa mengalihkan perhatian dari cowok itu. Daripada pusing karena rumus-rumus di papan tulis, aku lebih suka memperhatikan Niro.

Niro dan hanya Niro. Selalu memperhatikan Niro anehnya mulai menjadi candu.

Mari salahkan cowok bertampang manis itu. Misteri berputar-putar di sekitarnya. Sudah seperti nyala lilin yang menarik perhatian ngengat.

Singkatnya, Niro tidak punya nama depan atau nama belakang. Tidak ada orang lain yang tinggal di rumahnya. Dia tidak punya kendaraan pribadi selain sebuah sepeda gunung, dan tidak punya teman selain yang ada di sekolah.

Mungkin saja cowok 164 cm itu hidup sebatang kara setelah keluarganya tewas semua.

Mungkin saja dia ditinggal sendirian oleh orang tua yang tidak perhatian.

Mungkin dia kabur dari rumah karena tidak ingin dijodohkan dengan seorang cewek demi kepentingan politik bapaknya.

Mungkin Niro sebenarnya adalah Raja Iblis yang naksir anak manusia.

Atau mungkin ... dia CEO muda kaya raya, diam-diam punya bisnis terlarang skala global, dan sekarang sedang hunting pasangan ke sekolah-sekolah?

Terlalu banyak kemungkinan; terlalu sedikit petunjuk yang bisa didapat.

Aku tidak peduli Niro yang mana; syukur-syukur kalau dia memang kaya raya delapan turunan. Yang jelas, akan aku jadikan Niro sebagai makhluk agung penjaga hatiku. Menggantikan si Bukan Siapa-Siapa yang telah mendiami takhta cintaku selama nyaris lima tahun.

Kelak, akan aku kurung Niro sepenuhnya di dalam hatiku. Biar dia menemani para peri rumah kesepian yang selalu kuperbudak untuk membersihkan serpih-serpih kaca yang pecah setiap malam datang.

Aku tidak bisa merencanakan masa depan yang lebih baik lagi!

Aku yakin laba-laba penghuni kamarku pun akan ikut bahagia kalau ... kalau saja ... aku berhasil mendapatkan Niro.

"Fei, gebetan lu lagi sendirian, tuh!" Nurina menyenggolku keras-keras.

Kelas bubar semenit lalu. Sepertinya. Gambar yang kubuat karena iseng sudah selesai, sudah kuamankan ke dalam tas.

Gambar punggung Niro. Akan kupajang di kamar nanti malam.

"Fei, cepetan. Itu Niro sendirin!" Nurina semangat sekali. Aku jadi ingin menyumpal mulutnya.

"Biar aja dia sendirian."

Bohong kalau kubilang detak jantungku tidak main lompat tali. Nurina baik, dia ingin peluangku naik. Tapi bicara dengan Niro sama sekali belum masuk ke dalam rencanaku hari ini.

Dia selalu berhasil membuatku gugup.

Aku tidak mau dikira aneh karena tergagap di depannya.

Aku tidak mau Niro memperhatikan jerawat berumur tiga hari di ujung daguku.

Jangan sampai dia merasa terganggu kalau teman-teman lain menjodoh-jodohkan kami.

Aku takut dia malah risih.

Aku takut.

Aku tidak mau dia malah menjauhiku.

Aku takut.

Aku takut. Aku takut. Aku takut.

Niro ... aku takut.

__________________🥀

~ to be continued ~

Note
¹ Belphegor adalah salah satu dari Tujuh Pangeran Neraka dan iblis perlambang dosa besar yang melambangkan Kemalasan (Sloth)

Bekasi, 1 September 2023

Crushing Crush Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang